✨✨✨
"Mari kita akhiri ini," ucap Yoora sembari menyerahkan kunci apartemen tempat tinggalnya. Tersenyum manis dengan kedua mata yang nampak membengkak. Berjalan melewati lelaki yang hanya bisa berdiri membeku sembari menyeret koper besar miliknya.
"Yoora—" lelaki itu, ya tentu saja Taehyung, sedang berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, namun lidahnya kaku, semua yang ia jelaskan seperti hanya sia-sia saja, "tunggu sebentar, tolong beri saya kesempatan untuk menjelaskan lebih jelas lagi..."
Yoora menghentikan langkahnya sebelum ia benar-benar keluar dari apartemen yang selama beberapa bulan ini sudah ia tinggali secara cuma-cuma. Ya, apartemen mewah itu ada karena memang diberikan Taehyung khusus untuk yang tersayang— dulu. Awalnya menolak, namun Taehyung benci penolakan, dengan alasan apartemen itu tidak jadi diberikan tapi untuk tinggal bersama saja.
Satu bulan, dua bulan hampir tiga bulan memang benar, mereka berdua tinggal bersama satu atap, namun setelah itu— setelah lelaki itu semakin terkenal dan jobnya dimana-mana, lelaki itu membeli apartemen mewah lagi yang agak jauh karena khawatir jika ketahuan tinggal bersama kekasihnya, karirnya akan; yea, hancur, imagenya buruk, atau parahnya ia tidak laku lagi. Tentu saja itu membuat Yoora sedikit agak sedih, namun tetap berusaha bersikap profesional karena ia memang hanya kekasih yang disembunyikan oleh Taehyung, tidak banyak yang tahu tentang dirinya, adapun hanya beberapa dan itu memang orang terpercaya Taehyung saja.
"Yoora, tolong maafkan saya, semua yang kamu lihat bahkan dengar itu semua bohong. Itu hanya sekadar settingan. Kami berdua hanya teman, tidak lebih—"
Mendengar kalimat yang sama yang di lontarkan beberapa kali oleh Taehyung itu jelas membuat Yoora membalikkan tubuhnya, melepas pegangannya pada koper dan kemudian memberikan tatapan tajamnya pada lelaki yang sedang melipat tangannya di depan dada, "tiga kali."
"Apa?"
"Enggak capek?"
"Capek kenapa?"
"Sudah mengulang penjelasan yang sama? Hmm? Apa enggak ada kalimat yang lain selain mengatakan jika kalian hanya berteman?"
Kepala Taehyung semakin berdenyut-denyut. Ia benar-benar pusing dengan sikap Yoora malam ini. Tidak seperti biasa kekasihnya itu bersikap dingin dan juga keras kepala seperti ini. Jika biasanya, gadisnya itu selalu jadi gadis paling penurut, namun entah kenapa dalam sekejap bisa jadi gadis pembangkang yang langsung tak terkendali.
"Kamu tahu, Yoora. Itu hanya strategi marketing. Kita menjadi dekat karena memang diharuskan. Tapi setelah film dirilis, saya jamin semua akan kembali membaik. Untuk saya dan tentu untukmu."
Yoora kemudian menghapus air matanya yang mencoba untuk turun membasahi pipinya, "strategi marketing seperti apa jika kalian— ah, sial!" ia mengumpat, tak sanggup melanjutkan apa yang ia lihat tadi malam terkait beredarnya banyak bukti berupa foto jika ada sesuatu diantara Kim Taehyung dan juga lawan mainnya; Kim Jenna. Oh, bahkan banyak fans baru yang mendukung hubungan mereka berdua. Kimkim couple, katanya. Haha sangat lucu!
Hah, persetan, ia muak dengan segala macam pemikiran yang menghantuinya. Ia lelah untuk terus bersikap profesional. Ia lelah menjadi kekasih dari artis yang kemungkinan besar akan selalu dapat bibir wanita lain, dipasang-pasangkan oleh wanita lain, di doakan dengan wanita lain yang tentu saja keberadaannya tidak akan pernah di harapkan oleh penggemar kekasihnya itu.
"T-taehyung, hari ini— aku benar-benar telah selesai denganmu. Aku bukan milikmu lagi. Begitu juga sebaliknya. Aku tidak sanggup lagi menjalani hubungan seperti ini. Jaga dirimu baik-baik. Aku pergi." setelah mengatakan perpisahan yang sangat kejam bagi Taehyung itu, Yoora langsung membalikan badannya, menyeret koper besarnya lagi dan hilang di balik pintu apartemen yang selama ini telah menjadi rumah untuk keduanya.
Taehyung pun tidak mengejarnya. Langkahnya begitu berat, begitu juga dengan bibirnya yang tertutup rapat tak dapat mengucapkan satu kata pembelaan sedikitpun agar setidaknya kekasihnya itu tidak pergi meninggalkannya. Ia begitu mencintai gadis yang baru saja menghilang di balik pintu, ia begitu merasa bersedih dengan semua yang terjadi saat ini. Namun sialnya, ia tak bisa banyak bergerak untuk mempertahankannya.
Taehyung hanya berpikir, sedikit terheran juga, mengapa saat ia baru akan senang, baru mendapat sesuatu yang baru di dalam hidupnya, ia juga harus kehilangan yang sama berharganya?
Sialnya, kenapa ia harus kehilangan orang yang selama ini telah menemaninya hingga di titik ini?
Apa benar kata-kata seperti; jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang lebih besar, kita juga harus siap merelakan salah satu hal di hidup kita juga?
Oh, sial.
Taehyung benar-benar tak terima dengan kalimat seperti itu. Ia bahkan sama sekali tak siap untuk berpisah. Ia bahkan— "Yoora, kamu bahkan tidak membiarkan saya untuk memelukmu untuk terakhir kali sebelum kamu benar-benar meninggalkan saya."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Bittersweet.
Fanfiction[COMPLETED] [Kim Taehyung version] "Manis pahit sama saya, mau?" ©Nandd_ july, 2020.