-5-

5K 499 34
                                    

17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17.05 pm kst.

     Yoora langsung mematikan televisinya. Ia menghela nafas panjangnya sebelum meraih ponselnya untuk segera menonaktifkan juga. Ya, hari ini cukup melelahkan pun juga menyesakan dada karena seharian ini siaran di tv sangat tidak bermutu.

Yaitu, gosip.

Bahwa, kekasihnya, Kim Taehyung si model yang baru saja naik daun itu dikabarkan akan debut sebagai aktor dengan lawan main wanitanya adalah seorang aktris senior, yang namanya sudah sering membuat heboh media karena paras wajah bak dewi disertai dengan lekuk tubuh indah yang di puja-puja mungkin oleh seluruh wanita di dunia. Terdengar berlebihan, tapi memang begitulah adanya.

Yoora hanya tertawa masam ketika mendengar kabar itu, ia mengusap wajahnya kasar karena sadar— wanita itu jelas seorang yang luar biasa mematikan untuknya. Sangat mencekam karena sekali lagi, aktris wanita yang bernama Kim Jenna itu adalah dewi yang selalu dipuja-puja oleh Taehyung sejak lama.

"Baby, saya punya berita besar!" ucap Taehyung beberapa hari yang lalu saat ia datang ke apartemen kekasihnya.

"Tentang?"

Yoora lihat, hari itu Taehyung sangat bahagia sekali, tersenyum senang setiap detik, memeluk Yoora berulang kali dan mengucapkan berkali-kali jika ia sedang dalam keadaan hati yang baik.

"Kamu tahu Kim Jenna kan?"

"Tentu. Kekasih bayanganmu sejak dulu, kan?"

Lalu ia terkekeh, "ya, dan berita besarnya adalah—" sengaja menggantung kalimatnya, "dia akan jadi lawan main di film debut saya, Yoora! Wah, gila, saya benar-benar tidak bisa tidur jika begini caranya."

Jika mengingat hari itu, hidup Yoora hingga malam ini menjadi tidak tenang. Selalu memikirkan bagaimana nanti alur cerita film berbau dewasa itu, bagaimana jika kekasihnya nanti beradegan dewasa dengan wanita cantik yang selama ini kekasihnya idam-idamkan, bagaimana jika— ah, sial, otak Yoora sudah terlalu lelah memikirkan hal yang ambigu seperti itu.

Beberapa menit kemudian pun bel apartemen milik Yoora tiba-tiba berbunyi, ia lalu melangkahkan kakinya dengan pelan, malas sekali rasanya menerima tamu yang kemungkinan besar itu adalah Taehyung datang tanpa ia minta. Selalu datang sesuka hati, pergipun tanpa pamit.

"Kenapa ponsel dimatikan?"

Langsung diburu pertanyaan yang menyebalkan dari Taehyung. Main masuk begitu saja tanpa Yoora izinkan lebih dulu, melempar hoodie oversize berwarna abu dan melepas semua barang yang menutupi wajahnya.

"Habis baterai. Aku lupa charger."

"Saya cukup tahu kamu bukan orang seperti itu Yoora." Taehyung mengambrukan dirinya di sofa, memejamkan matanya sembari memijat pelipisnya yang sedikit pening karena pekerjaannya hari ini cukup melelahkan.

"Ck—" Yoora berdecak pelan, "memang kenapa kalau ponselku mati? Kamu mau marahin aku karena enggak siaga ada buat kamu 24/7 setiap hari?"

Taehyung langsung menoleh ke arah Yoora yang masih berdiri dengan wajah yang memerah menahan amarah, "enggak gitu, Yoora... "

"Lalu apa? Memang kamu kira aku enggak ada kerjaan lain sampai aku harus nungguin notifikasi dari kamu terus?"

"Yoora..."

"Aku juga punya hidupku sendiri, aku enggak mau terus-terusan—"

"Ssssttttt—" Taehyung langsung bangkit dari duduknya dan meluk tubuh Yoora erat, mengelus rambut panjangnya dan berusaha menenangkan lewat pelukan itu, "kamu kenapa? Ada masalah? Enggak biasanya kamu marah-marah sama saya kalau enggak ada apa-apa..."

Yoora diam. Tubuhnya membeku. Ia hanya bisa menangis meluapkan perasaan tak menentunya setelah kabar itu. Cukup tidak profesional memang, seharusnya itu resiko yang dari awal sudah harus ia terima, tapi tetap saja jika menyangkut wanita lain, ia akan pundung.

"Sssstttt— sayang, sayang, kamu lelah sekali ya hari ini sampai seperti ini, apapun itu semoga pelukan saya hari ini bisa buat mood kamu membaik lagi seperti biasa ya?" Taehyung memeluk sembari menggoyangkan tubuh mereka dengan pelan, mencari posisi ternyaman agar kekasihnya berhenti menangis dan kalau perlu sampai bisa tersenyum seperti biasa.

"Maafin saya ya datang-datang buat kamu nangis. Sejujurnya saya juga lelah, banyak yang ingin saya ceritain ke kamu, tapi kalau memang kamu lagi seperti ini— saya bakal sayang-sayangin kamu aja biar lelah kita berdua bisa cepat hilang..."

Perkataan Taehyung sukses membuat Yoora membalas pelukan itu, masih menangis bahkan lebih kencang. Ia tidak berbicara apa-apa, ia hanya ingin menangis di tubuh tegap dan hangat kekasihnya, ia hanya ingin seperti itu sedikit lebih lama dari biasanya karena sejujurnya hari-hari Yoora dipenuhi firasat tidak baik sejak berita itu.

"Iya, peluk saya saja ya? Malam ini saya disini, enggak kemana-mana, nemenin kamu sampai pagi."

[]

/masih merasa ada getaran ingin lanjut membaca, kah?/

✔️ Bittersweet.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang