prolog(?)

1.3K 134 74
                                    

Ditempat yang penuh lautan darah dan tumpukan mayat mayat prajurit, disini lah terjadinya permohonan ampun seorang wanita kepada tuan nya.

Ia memohon kepada tuan nya terus menerus, hingga merangkak rangkak menarik ujung pakaian sang tuan. Ia memohon.. dan terus memohon.

"Tuan..!!"

"apa yang terjadi dengan anda..?!"

"Tuan..!! tolong.."

Ia memohon bukan karna takut dibunuh, namun sehabat kerabatnya telah dibunuh oleh sang tuan dan hanya tersisa saudara tiri nya–tunangan si 'tuan'–bahkan tunangan wanita itu yang mempunyai hubungan sebagai seorang 'sahabat' telah dibunuhnya.

"berhenti lah memohon seperti itu, itu tak ada gunanya"
"dan juga sama sekali tak akan merubah rencanaku"

"sebenarnya apa yang Tuan ingin kan..?"
"jika yang Tuan ingin kan adalah kekuatan maka anda bisa mendapatkannya tanpa menggunakan cara ini.."
"saya bersedia membantu Tuan dan-"

"memang kau bisa membantuku, tapi aku tak membutuhkannya, dan jika kau membantuku itu hanya akan memperlambat renacanaku"
"pergilah"

Sang wanita terbelalak mendengar kata kata tuannya itu, itu bukanlah tuan yang selalu ia kenal. Tuan yang ia kenal adalah orang yang selalu melindungi orang lain sekalipun itu adalah musuhnya.

apa yang terjadi?

ini bukan diri anda..

apa anda telah berubah?

bukan..bukan berubah

siapa dia?

Pikiran wanita itu sedang kacau, terlalu lelah untuk memikirkan siapa yang dihadapannya sekarang. Hari ini terlalu banyak yang terjadi padanya dan itu membuatnya berpikir sepanjang hari.

Ia mulai berdiri tegap menghadap tuannya itu dengan tatapan tajam, seharusnya ia tak berdiri karna terlalu banyak luka yang ia terima selama pertarungan sebelumnya.

"maafkan diri saya yang lancang ini Tuan"
"ah.. seharusnya aku tak memanggil mu dengan sebutan 'Tuan' ya?"

Pria yang sebelumnya yang ia sebut sebagai 'Tuan' itu mengerutkan kening dan menatapnya lekat lekat.

"hei, siapa kau?"
"kenapa kau berpindah ketubuh 'Tuan'ku bukan pada raja?"
"apa sang raja telah mati? oleh karna itu kau perlu inang baru?"

"yah, kau menyadarinya ya"
"kau ingat? disaat raja dibunuh oleh 'Tuan'mu ini itu benar benar menjengkelkan"
"dia bahkan menggila saat itu dan itu memberiku celah"

Wanita di hadapannya berdecih, ia kesal. Ia tak tahu harus apa, kecewa.. ya kecewa karna dirinya terlalu bodoh karna tak bisa menghentikannya apalagi mengalahkannya sekarang.

Padahal seharusnya ia berada disisi 'tuan'nya itu, ia terlalu sibuk dengan berbagai misi dan menjelajahi menara ini

sialan!

kenapa aku membiarkannya?!

kupikir rencana ini akan berhasil

tapi terlalu banyak yang telah dia ketahui tentang kami

sial, aku terlalu bodoh

"hei, kenapa diam saja?"

Dalam sekejap aura pria didepannya ini berubah, aura 'Tuan'nya sekarang tercium yang membuktikan itu benar adalah tuannya.
Wanita itu terbelalak, tak dia sangka akan terjadi seperti ini.

"kau- Tuan..?"
"kenapa?"

"ah, maaf tadi aku hilang kesadaran sebentar saat berbicara denganmu"
"jadi tadi kau bilang apa? aku tak mendengarnya"

Irregular GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang