"Yo, Arloji."
"Ada apa kau kemari?""Arloji siapa?"
"Ya kau lah, siapa lagi?"
"Aku bukan Arloji..."
"Ya sudahlah sepertinya kau melupakanku, aku akan pergi lagi. Selamat tinggal.""Hey! Aku yakin kau Arloji lho!"
"Entah apa itu benar namamu tapi aku ingat wajahmu!""Tuhkan, benar yang kubilang kau melupakanku."
"Tidak! Hey percayalah aku tidak pernah lupa wajah sok polos itu."
"Sok polos... Edel kau tetap kejam seperti dulu ya."
"Ah, ngomong ngomong aku Arlene bukan Arloji.""Nah iya itu, Ar Ar begitu."
"Astaga... kau tetap pikunan sekarang."
"Ah, bukan. Kau dari dulu memang pikunan dan sekarang kau sudah bertambah tua jadi pantas saja kau semakin pikun dan melupakan namaku.""Iyain."
"Intinya ada apa kau kesini? ""Bu-bukan apa apa..."
"Hanya ingin bertemu denganmu." Arlene mengalih arah pandangannya dan tersenyum sendu. Edel mengerti ada maksud tersembunyi dibalik ini. "Kau benar benar kesini ya... untunglah.""Ya, kebetulan aku mengingat ucapanmu dulu. Ja-jadinya ya... kucoba saja untuk mencari jalan keluar menara."
"Oh ya, Edel. Apa kita sedang berada diluar menara?""Hm? Aku tak bisa menjelaskannya padamu sekarang."
"Kenapa?"
"Karna sekarang kita sedang di minimarket dan kita menjadi pusat perhatian semua orang."
"Hah kenapa? Ke-kenapa orang orang itu memerhatikan kita?" Arlene baru menyadarinya sekarang dan mulai merasa gelisah.
"Karna pakaianmu."
"Ada apa dengan pakaianku?"
"Kuno dan kotor. Memang kau habis dari mana sih jadi bisa kotor begini?! Habis main lumpur atau gimana?!"
"Asal kau tahu awalnya aku bahkan mengiramu seorang pemulung saat berada didepan minimarket tadi.""Edel, kita baru bertemu hari ini dan sekarang kau mengejekku? Sifat menyebalkanmu tidak pudar sedikitpun ya."
"Oh kenapa tidak?" Mendengar perkataan ini Arlene hanya bisa terdiam menahan amarahnya, perempatan imajiner muncul didahinya.
————
"Selamat datang kembali Nyonya Gloria, sepertinya Anda membawa teman Anda kemari."
"Ya, tolong siapkan kamar mandi dan berikan dia baju baru."
"Lene, pakai saja kamar mandiku.""A-apa tidak apa apa?" Arlene tersenyum kecut menatap sahabatnya ini, Edel memang sangat menyebalkan namun ia tahu kalau Edel selalu punya hati yang baik. "Yayaya, tidak peelu sungkan."
"Tidak peru Edel! A-aku kemari hanya untun mampir-"
"Jangan banyak omong atau kau mau ku ceburkan ke selekon agar teelihat lebih gembel?"
"Edel!!"
"Bercanda~"
———
Edel duduk dimeja kerjanya bersama berkas yang berkurang sedikit demi sedikit tiap hari, ia tipe orang yang rutin mengerjakan suatu hal.
Sembari menunggu Arlene selesai bebersih ia menyeduh teh manis. Tampak luar ia bersikap sangat tenang meskipun dalam pikirannya banyak hal yang ia pertanyakan saat ini.
Ia bertanya tanya bagaimana bisa Arlene masih mengingat ucapannya yang sudah lewat bertahun tahun lalu. Dan kenapa Arlene datang kesini tanpa tunangannya, ia yakin Arlene tidak akan rela berpisah lama dengan V karna sejak berpetualang bersama 10KK lainnya orang yang paling ditempeli oleh Arlene adalah V selain dirinya dan Yurin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irregular God
AdventureSeorang gadis yang suka berjelajah ke seluk beluk dunia yang ia kenal, berbagai profesi ia coba dan pelajari dan itu membuatnya cerdas. Sayangnya dia mudah melupakan suatu hal bahkan dalam jam makan siang. Sekarang adalah tahun dimana ia seharusnya...