Sungai bersih dengan air yang terus mengalir, udara saejuk disiang hari ini membuat diriku lebih tenang. Suara air mengalir terus terdengar ditelingaku, manikku menatap lekat lekat air jernih yang memantulkan rupa ku disana.
Mama... entah kenapa aku selalu memikirkannya saat aku berada disini. Semua kenangan yang kujalani bersama mama selalu terlintas saat menatap air sungai ini, mulai dari ucapan selamat tidur dan selamat pagi hingga pada saat liburan bersama mama.
Ah... sepertinya aku sedang melamun... lagi-
Sudah berapa lama aku disini? Sepertinya sudah lebih dari 5 menit, Zen akan menghukumku jika aku tak cepat kembali kedalam. Tapi aku juga tak mau menyia nyiakan waktu luangku sekarang, mungkin sedikit lebih lama lagi... aku ingin lebih menenangkan diri.
Beberapa menit berlalu, aku merasakan aura kehadiran seseorang ya... auranya terasa sangat tipis, sepertinya itu Zen. "Ada apa?"
"Halo," itu bukan suara Zen, lalu siapa? Aku menoleh menatapnya. Badannya kecil seukuran denganku, bersurai hitam dan manik biru indahnya.
Manikku terbelalak menatapnya, kakiku refleks melangkah mundur. Tunggu- siapa dia? Bagaimana bisa anak seumuranku berada disini? Yang ku ketahui yang hanya boleh kesini hanya Zen dan Adori, sedangkan Ayah... dia terlalu sibuk untuk menjengukku.
"Maaf, apa aku mengagetkanmu?"
Kenapa dia disini? Apa kami memiliki nasib yang sama? Apa ia juga disembunyikan disini? Apa ia juga seorang calon putri Zahard sepertiku?
"Siapa kau?! Kenapa kau bisa kesini?! Untuk apa kau datang ke sini?!"
"Ma-maaf, a-aku hanya tersesat..." Anak itu tersenyum kecut dan menggaruk tengkuknya, sepertinya aku sudah salah sangka padanya.
"Kau seorang tamu ayah?"
"Hm? Ayah? Siapa?" Ah- aku tak sengaja menyebutnya ayah dihadapan orang asing, bisa bisa dia curiga padaku sekarang...
"Ma-maksudku Yang Mulia Zahard," jantungku bedegup kencang. "Apa kau tamunya?"
"I-iya, aku kesini bersama ibuku."
"Boleh kutanya juga kau siapa?"Aku ingin punya teman...
Aku ingin berteman dengannya..."Aku orang yang tinggal disini, namaku Tae."
"Aku Ven, salam kenal."
———
"Ven, apa hari ini kau membawa buku cerita lagi?" Aku berlari kecil menghampirinya, sekarang kami sedang berada ditaman. Dia baru saja datang beberapa menit yang lalu dan kusuruh menunggu sebentar saat aku mengambil sesuatu dikamar.
Kuharap tebakanku tepat hari ini, ia tak membawa buku cerita sekarang. "Tidak, maaf..." Lihat, benarkan tebakanku? Hehe. "Tak apa! Aku punya kejutan untukmu lho~"
Sebuah tabung kecil yang tadinya kusembunyikan dibelakang panggungku sekarang ku tunjukkan pada Ven, maniknya membesar menatap isi tabung ini. Sudah kuduga dia akan menyukai ini.
"Tae, apa ini?" Ven bertanya padaku tanpa mengalihkan pandangannya, maniknya masih terpaku pada tabung yang masih berada ditanganku, dia pasti sangat penasaran.
"Apa kau tak tau? Ini kelereng!"
"Ya aku tahu ini kelereng, tapi ada yang unik dengan kelereng kelereng itu, hmm... boleh kupinjam kelereng itu sebentar?"
"Tentu!" Aku membukakan tutup tabung itu dan mengambil beberapa kelereng disana, Ven meraihnya dan memutar mutarkan kelereng itu. Seperti meneliti sesuatu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irregular God
AdventureSeorang gadis yang suka berjelajah ke seluk beluk dunia yang ia kenal, berbagai profesi ia coba dan pelajari dan itu membuatnya cerdas. Sayangnya dia mudah melupakan suatu hal bahkan dalam jam makan siang. Sekarang adalah tahun dimana ia seharusnya...