.
.
.Waktu pulang sekolah Nadira masih pukul 04.15 sore dan saat ini arloji di pergelangan tangannya masih menunjukkan pukul 11 .05 siang. Itu artinya Nadira akan terus berada diluar kelas sampai waktu pulang. Dan tentu saja itu sangat membosankan bagi seorang Nadira karena kini dirinya hanya berguling-guling saja di atas kasur kecil yang disediakan oleh petugas UKS. Semenjak terakhir bertemu dengan Alvino Ia kembali ke kelas hanya untuk menemui sahabat tercinta. Dan setelah bel masuk Ia kembali lagi keluar kelas dan pergi menuju UKS, jadi lah dirinya saat ini sendirian di dalam UKS itu yang berbau obat-obatan.
"Bisa mati nganggur ni gw kalau diem gini terus" gumam Nadira pada diri sendiri.
Ia pun beranjak dari acara rebahannya dan menatap keluar jendela yang berada di dekat pintu UKS. Tampak sepi karena memang ini lah jam pelajaran. Nadira memutar otaknya lagi Ia sedang berfikir untuk menghilangkan rasa bosannya. Dan tak lama Ia mendapatkan ide yang bagus.
"Ngapa gw gak bolos aja yak keluar dari sekolah lewat pohon belakang" gumamnya lagi.
Setelah melihat situasi yang aman Nadira mulai berjalan lagi menuju area belakang kelasnya yang lebih tepat adalah jalan pintasnya selama menjadi murid kelas XI. Dan sangat bersyukur tirai jendela di kelasnya tertutup rapat yang memudahkan Ia untuk memanjat pohon tanpa takut guru di kelas melihatnya.
Tidak butuh waktu lama saat ini Nadira sudah berada di bawah pohon rindang itu. Senyumnya mengembang karena situasi hari ini sangat mendukung dirinya untuk membolos, buru-buru Ia meraih ranting pohon yang lumayan besar berbentuk panjang yang mengayun kebawah. Itu adalah ranting yang memudahkan Nadira untuk keluar masuk dengan mudah. Setelah memanjatnya dengan hati-hati kini Nadira sudah berada diluar gedung sekolah. Dan saat ini Nadira sedang memesan taxi online, Ia memang sengaja tidak menghubungi supir pribadinya karena takut orang tuanya mengetahui jika dirinya membolos sekolah. Selesai memesan taxinya Ia kembali membuka aplikasi WhatsApp untuk memberi pesan ke sahabatnya yang masih berada didalam kelas yang sedang mengikuti pelajaran.
Nadira ✅✅
"Gw udah di luar sekolah,nanti pas pulang Lo tinggal tas gw di laci aja biar besok gw gak bawa-bawa tas lagi.
"Dan nanti ambil dompet gw didalamnya, meskipun kagak ada isinya tapi itu dompet berharga gw"
Itu lah kira-kira pesan Nadira untuk sang sahabat terbaiknya.
__*__
Saat ini seorang gadis remaja sudah mengganti pakaiannya menjadi pakaian biasa, Setidaknya dia tidak bodoh dengan membolos pelajaran menggunakan seragam sekolah. Meskipun tujuannya membeli baju untuk menutupi jati dirinya sebagai seorang pelajar, tetap saja penampilan adalah hal yang utama menurutnya. Dan itu tentu membutuhkan waktu lama hanya untuk membeli satu setel pakaian, tahu sendiri wanita itu seperti apa ? Dalam hal memilih sesuatu.
Dan siapapun akan merasa lelah jika tenaganya terpakai bukan? itu yang membuat Nadira setelah mengganti bajunya cepat-cepat bergegas untuk mengisi perutnya dan melahap beberapa makanan yang sudah Ia pesan disebuah tempat makan di mall tersebut.
Tak butuh waktu lama Nadira menghabiskan semua makanan yang Ia pesan. Perutnya memang tidak pernah penuh meskipun Ia mengisi dengan puluhan porsi makanan, maka dari itu Ia membeli lagi beberapa cemilan yang bisa menemani kesendirian nya.
Membolos seorang diri memang tidak ada enaknya. Nadira lagi-lagi bingung mau berbuat apa. Jika dirinya pulang bisa dipastikan uang jajannya akan dikurang oleh orang tuanya, tapi jika Ia pergi jalan-jalan itu akan membosankan karena Ia tak membawa teman sama sekali. Andai saja tadi dirinya mengajak Rizal membolos pasti anak itu tidak akan menolak. Sebenernya, Nadira sangat membenci kesendirian dirinya merasa seperti orang bodoh yang tidak tahu harus melakukan apa?!.
KAMU SEDANG MEMBACA
janji nadira
Teen FictionNadira seorang gadis keras kepala pembangkang nakal dan bersifat keras bisa luluh karena perlakuan dari seorang alvino, berjalannya waktu membuatnya merasa nyaman didekat alvino namun tidak lama ia harus merasakan sakitnya patah hati dan karena kete...