lolos

5 1 0
                                    

.
.
.
"Alvino"

"Sorry dir gw sengaja narik Lo soalnya ada pak bagus di depan kantor, kalau ketahuan pasti Lo kena hukum" jelas Alvino the point.

Sedangkan nadira yang masih syok hanya terdiam mencerna penjelasan alvino dengan pikiran yang sudah bergerilya kemana-mana.

Bukan berfikir tentang alvino yang menolongnya melainkan memikirkan tentang keadaan dua sahabatnya jika vino menyelamatkannya karena ada guru lantas bagaimana kabar sahabat-sahabatnya yang tak terselamatkan.

Pak bagus itu adalah salah satu guru BK di sekolahannya, bagi semua murid guru bk yang tidak seram ya hanya beliau namun jika ada yang melanggar aturan sekolah hukuman tetaplah berlaku.

Maka dari itu nadira khawatir dengan sahabat-sahabatnya ia ingin melihat keberadaan sahabat-sahabatnya saat ini namun sebelum keluar dari tempat persembunyiannya alvino lebih dulu mencekal tangannya.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Gw mau cek sahabat-sahabat gw" jawab Nadira.

"Lo gak denger suara pak bagus udah menggema dari tadi itu tandanya sahabat-sahabat Lo udah ketangkep dir" ucap alvino lagi.

Nadira memang tidak mendengar suara pak bagus entah karena sedari tadi dirinya melamun atau pendengarannya memang sedang bermasalah.

Dan sebagaimana kepedulian alvino tentu ia tidak akan membiarkan Nadira untuk keluar dari tempat persembunyiannya saat ini karena akan ikut ketahuan juga dan berakhir hukuman berdiri dibawah tiang bendera apa lagi saat ini cuaca masih panas-panasnya.

"Tapi saha--" belum sempat Nadira menjawab alvino lebih dulu menarik tangan nadira untuk menuju ke belakang kelas-kelas XII.

"udahlah ikut gue aja daripada lo ketahuan dan berakhir dihukum mendingan Lo ikut gue ke tempat yang aman" Nadira yang sudah ditarik pun hanya bisa diam dan mengikuti langkah alvino dari belakang.

Karena saat ini masih jam pelajaran maka dari itu alvino dan nadira berjalan membungkuk guna melindungi diri mereka dari sorotan manusia yang sedang melakukan belajar mengajar.

Sampai tujuannya adalah taman kecil belakang sekolah. Taman itu memang jarang ada yang mendatangi karena tempatnya yang kecil juga jauh dari kelas-kelas lebih tepatnya berada dibelakang gedung laboratorium bahasa.

Kini Nadira dan alvino sedang duduk di kursi panjang taman itu sesekali menghembuskan nafas karena lelahnya yang sejauh perjalanan berjalan membungkuk.

"Pinggang gw encok diwaktu muda ni" keluh Nadira yang merasa pegal di bagian pinggangnya.

Alvino yang mendengar keluhan Nadira ingin sekali tertawa namun juga merasa bersalah karena membuat nadira kecapekan "Sorry dir" sahut alvino dengan wajah bersalahnya.

"Eh iya gak papa seharusnya gw yang bilang makasih karena Lo udah nolongin gw" ucap Nadira yang sama-sama menyesal karena baru saja mengeluh di samping alvino.

Gak berterimakasih banget si ni mulut. gumamnya dalam hati.

Keadaan tiba-tiba menjadi canggung tidak ada yang berbicara lagi keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Nadira tidak sengaja menatap alvino yang sedang menyeka keringatnya.

"Ni mahkluk ciptaan Tuhan indah banget ya,boleh jadiin jodoh gw gak si" gumamnya lagi yang masih tetap menatap alvino tanpa berkedip.

"Gw tahu kalau lagi kayak gini kegantengan gw bertambah jadi hati-hati nanti suka" kekeh alvino.

Memang sedari tadi ia menyadari sedang di tatap oleh Nadira dan ia membiarkannya karena ingin membuat nadira puas memandangnya.

Diam-diam ia juga sedang mengatur degup jantungnya yang berdetak lebih cepat karena ditatap seintens itu oleh Nadira.

janji nadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang