Vischa's POV
"WHAAAAAT!!!!!" Teriakku
Kenapa aku berteriak? Karena. Aku. Akan. Menjalani. Fake dating bersama monster si tukang makan A.K.A Niall !
"Ya, ayolah Vischa bantu aku dan The Boys, kumohon ini permohonan uncle simon!" Kata Liam memohon sambil memasang puppy face andalannya.
"Tidak! Dan kenapa harus aku? Aku juga tidak mau melakukan fake dating untuk seorang Niall Horan!" Tolakku.
"Ya, karna tidak ada lagi yang harus dipilih. Sudah lah, lagi pula hanya untuk sementara!" Ucap niall mengikuti.
"DIAM KAU!!" Bentakku.
Niall yang tadi nya menatapku, sekarang hanya bisa menunduk.
"Ayolah, vischa ku mohon 1 kali ini saja" kata Liam memohon lagi.
Aku tampak berfikir sejenak dan akhirnya mengangguk kecil.
"Baiklah, aku menerimanya" Kataku pasrah.
"Serius kau?" Tanya niall kaget
"Hmmm....." jawabku sambil mengangguk.
"Ka--u se--rius ?" Tanyanya lagi.
Tapi kenapa ia gugup sekali? Ah, sudah lah.
"IYA, aku menerimanya..Puas kau ?" Jawabku ketus.
"Syukurlah, akhirnya kau menerimanya. Uncle simon pasti akan senang sekali" Ucap Liam. Dan aku hanya bisa tersenyum mendengarnya.
"Niall berterima kasih lah kepada Vischa karna telah membantuku dan menaikan popularitasmu, Horan!" Ucap Harry sambil tersenyum licik kepada Niall.
"Diam kau, atau akan ku luruskan rambutmu" Ancam Niall.
Harry hanya bisa mengangkat tangannya bertanda menyerah.
"Jadi? kapan kalian akan melakukan permainan fake ini"
"Tereserah dirimu sajalah daddy direction, aku sedang malas befikir" Ucapku sambil memainkan ponselku yang sedari tadi ada di tangan sebelah kananku.
"Baiklah jika terserah, berarti kalian bisa memulainya besok!"
"WHAAT? NOO!" Teriakku berbarengan dengan Niall.
"Bahkan kalian terlihat serasi" Goda Harry sambil melemparkan senyuman licik kepada kami berdua.
"Diam kau, keparat!" Ucap kami berbarengan lagi. Ya, lagi.
"Woah, bahkan kalian kembali mengucapkan kalimat yang sama" Goda Louis mengikuti.
"Terserah kau saja, Tommo!" Ucap Niall sambil meninggalkan aku dan The Boys.
Niall's POV
Arrrgh! Kenapa Ia harus menerimanya? Kenapa?
Fake dating ini bukan hanya menaikan popularitasku, Tapi menghancurkan hubunganku dengan Barbara. Ya, Barbara Palvin. Barbara sudah menjadi kekasihku selama 1 tahun lamanya.
Bagaimana nantinya jika Barbara mengetahui aku memiliki hubungan bersama Vischa? Walaupun hanya fake, tetapi sama saja Barbara akan menganggap ini serius. Bagaimana ini?
"Arrgh!!" Teriakku sambil mengacak-acak rambutku frustasi.
"Hey, ada apa denganmu?" Ucap seseorang dari arah pintu.
"Aku tak apa" jawabku singkat
"Kau tidak bisa bohong, Horan!" ucapnya menjawab.
"Hmm, entahlah, Z" kataku semakin frustasi.
"Kau bisa bercerita kepadaku, Ni!" katanya sambil merangkul bahuku.
"Baiklah, kau memang bisa membuatku, tenang, Malik!" aku pun menceritakan semua yang sudah terjadi tadi masalah fake dating-ku bersama Vischa dan hubunganku bersama Barbara.
"Sudahlah, Nee kau jalani saja hubungan fake dating ini. Lagipula, lama kelamaan Barbara akan mengerti" ujar Zayn sambil menepuk pundakku.
"Tapi, jika Barbara tidak mengerti bagaimana?" ucapku mengelak.
"Jalani saja, percaya padaku" katanya meyakinkan.
"Entahlah, Zayn. Aku akan mencobannya nanti" ucapku sambil tersenyum singkat.
"Semoga beruntung, Nee!" katanya sambil tersenyum.
Zayn pun keluar dari pintu kamarku. Kata-kata Zayn berputar-putar didalam otakku.
"Zayn benar, ya, Zayn benar" batinku.
*****