5. Mustahil?

52 24 15
                                    




Sena menghempaskan tubuhnya ke sofa. Gadis itu menutup wajahnya dengan lengan kirinya. Matanya terpejam, menikmati ketenangan yang tercipta. Namun ketenangan itu terusik saat sang Mami duduk di sampingnya.

''Kamu kenapa? Kok keliatannya capek banget,Sen?'' tanya Mami menatap puterinya.

Sena membuka matanya, ''Gak apa-apa, Mi!'' sahut Sena lemas.

''Kamu ada masalah?'' tanya Mami. ''Tapi gak mungkin juga, kamu 'kan baru masuk hari ini. Masa udah punya masalah aja!'' sambungnya.

Sena menghela nafas.

'Masalah Sena tuh kenapa harus satu sekolah sama cowok ngeselin itu, Mi!' lirih Sena membatin, tanpa ia ucapkan kepada sang Mami.

''Kamu ditanyain kok diem aja sih, Sen!'' tegur Mami membuat Sena tersentak.

''Ehh ... Anu, Mi ... Maaf hehehe,''

Mami menatap Sena aneh, ''Kamu kenapa sih?''

Sena menggeleng, masih enggan menjawab.

''Ahh atau kamu ada masalah sama pacar kamu?''

Sena membulatkan matanya mendengar kalimat Maminya itu. Ia pun menggeleng cepat. ''Nggak, Mi. Se--''

''Halah, Mi. Sena mah gak mungkin punya pacar! Baru di deketin cowok aja udah kabur dia, Mi!'' sahut Taeyong yang tiba-tiba duduk di sofa seberang Sena dan Mami.

Sena mendelik ke arah Abangnya. Gadis itu berusaha mengancam agar Taeyong berhenti berceletuk aneh.

''Lho??? Kenapa gitu?'' tanya Mami bingung.

''Sena 'kan gak suka sama cowok, Mi!'' jawab Taeyong. ''Dia lesbi kali, Mi!'' imbuhnya.

Sena menatap tajam Taeyong. Sedangkan sang Mami menatap Sena penuh tanya.

''Kamu beneran kayak gitu, Sen?''

Sena menggeleng kuat, ''Nggak, Mi! Abang ngada-ngada itu. Sena gak kayak gitu kok, Mi,'' sanggah Sena.

''Masa?'' kata Taeyong mengangkat sebelah alisnya. ''Disenggol cowok dikit aja lo udah mencak-mencak. Bahkan sampe sekarang lo masih jomblo!''

Sena menghela nafas, ''Gue jomblo karena belum nemu yang pas aja, Bang, Mi!'' sahut Sena. ''Lagipula gak penting ngurusin gituan sekarang. Sena mau fokus sekolah dulu!'' lanjutnya menjelaskan.

Taeyong tersenyum geli, ''Iya deh iya calon Bu Jaksa!''

Sena menghela nafas kasar, lalu merotasikan matanya.

''Yaudah terserah kamu aja gimana baiknya, yang penting kamu bahagia!'' ucap Mami mengelus rambut Sena.

''Iya, Mi.''

''Yaudah Mami mau ke kamar dulu. Kalian jangan cekcok mulu!'' kata Mami memperingatkan sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan Sena dan Taeyong.

Setelah Mami pergi, Taeyong menatap Sena. ''Gimana hari pertamanya? Lancar?''

Sena menggeleng lemah, membuat Taeyong mengerutkan keningnya.

''Kenapa?''

Sena menarik nafas dalam-dalam, ''Cowok nyebelin itu ternyata satu sekolah sama gue!''

Taeyong mengangkat sebelah alisnya. ''Cowok nyebelin?'' gumam Taeyong. ''Yang bayarin pesenan lo terus minta nomer lo buat gantinya itu?'' ucap Taeyong memastikan.

Sena mengangguk, ''Iya yang itu.''

''Lho bagus dong!'' celetuk Taeyong.

''Apanya yang bagus coba!'' sahut Sena mendelik ke arah Taeyong. Ia tak mengerti kenapa Taeyong mengatakan jika itu adalah hal bagus.

''Ya bagus. Jadi lo gampang balikin duit dia. Gak perlu susah-susah nyarinya,'' jelas Taeyong.

Sena terdiam, mencerna ucapan Taeyong. Ada benarnya juga ucapan cowok itu. Jadi Sena tidak perlu bersusah-payah mencari Lucas hanya untuk mengembalikan uang cowok itu.

''Lah? Bener juga ya, Bang. Gue gak kepikiran!'' kata Sena menepuk jidatnya.

Taeyong terkekeh, ''Ya iyalah lo gak mikir ke situ. Lo aja terus mikirin sikap ngeselin cowok itu!'' kata Taeyong. ''Gini ya, Dek. Lo boleh kesel sama dia. Tapi keselnya sewajarnya aja. Jangan berlebihan, takutnya rasa kesel lo itu berubah jadi rasa cinta!'' lanjut Taeyong menasehati.

Sena menggeleng kuat, lalu tertawa hambar. ''Gue suka sama dia?'' tanya Sena menunjuk dirinya sendiri. ''Mustahil, Bang!'' lanjutnya mantap.

Taeyong menghela nafas, ''Terserah lo deh. Yang penting gue udah ngingetin!'' kata Taeyong pasrah. ''Awas aja kalo beneran suka. Mampus deh nelen ludah sendiri!'' lanjut Taeyong mulai bangkit dari sofa dan berjalan meninggalkan Sena sendiri.

Sena mencerna setiap kata yang terlontar dari seorang Taeyong. Ia berpikir apa benar akan terjadi hal yang di ucapkan Taeyong. Tapi lagi-lagi Sena menghempas pikiran itu. Ia berpikir bahwa tidak akan pernah jatub cinta, terlebih pada cowok nyebelin semacam Lucas. Gadis itu terlalu berambisi untuk menjadi Jaksa.

Fairy Tale Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang