𝟓. 𝐇𝐚𝐧𝐜𝐮𝐫

1.4K 102 1
                                    


- ☆ HAPPY READING -☆

Terlihat baik secara fisik, terbunuh
secara mental, dan dihakimi oleh
ekspetasi, dihajar oleh realita.

___________________________________________

Pukul 01.30 pagi Lucas baru saja sampai rumah setelah selesai balapan. Saat akan beranjak ke kamar nya suara papanya membuat Lucas harus menghentikan langkahnya sejenak.

"Darimana saja kamu jam segini baru pulang?" Tanya Arvian melihat anak nya pulang tengah malam.

"Bukan urusan Anda!" Jawab Lucas dingin

"Jawab yang benar Lucas, saya ini papa mu!" Bentak Arvian sedangkan, Lucas yang mendengar itu tersenyum sinis.

Ia berbalik badan menatap papa nya dengan muka datar nya.

"Sejak kapan anda papa saya?" Tanya lucas dengan tenang

Arvian menggebrak meja di sampingnya karena emosi dengan ucapan anaknya itu.

brakk!

"BRENGSEK! TANPA UANG SAYA KAMU GA BISA APA APA!" Bentak Papa nya

"Haha uang anda?" Ucap Lucas dengan nada mengejek.

Lucas membuka dompet nya lalu mengambil kartu black card milik nya, dengan kasar ia melempar kartu itu di depan papa.

"SAYA SEPESERPUN TIDAK PERNAH MEMAKAI UANG ANDA! DAN SAYA TAK AKAN PERNAH SUDI MEMAKAI UANG HARAM ITU!" Bentak Lucas mukanya sudah memerah karena menahan amarah.

"JAGA UCAPAN MU, PAPA GAK PERNAH MENGAJARI MU SEPERTI ITU ANAK SIALAN!" Balas arvian

Lucas terkekeh sinis menatap tajam papa nya, apa dia bilang? mengajari nya? sejak kapan papa nya pernah mengajari dirinya. Yang ada hanya membuat luka.

"Bukannya memang anda tidak pernah mengajari saya kan? Anda sibuk dengan pekerjaan gila anda itu hanya demi uang bukan?"

"Dimana anda dan istri anda ketika saya butuh kalian? bahkan saya tidak pernah mendapat sedikit pun kasih sayang dari kalian! LALU DIMANA LETAK ANDA MENGAJARI SAYA?! " Teriak lucas di depan papanya.

Arvian terdiam.

Memang benar dari Lucas kecil ia jarang berada di rumah bahkan ia tidak tau tentang perkembangan anak nya itu.

"Tidak bisa menjawab?" Lucas terkekeh sinis

"Saya tidak butuh uang anda dan mulai detik ini saya tidak akan pernah menginjak kan kaki di rumah neraka ini"

Deg

Setelah mengucapkan itu ia langsung pergi ke kamar nya dan bergegas membereskan pakaian nya, ia bersumpah tidak akan pernah kembali ke rumah ini.

"Maafin Lucas kek" Ucap lucas dalam hati

Ia menatap kamar nya sejenak, kamar masa kecil nya yang penuh luka. Rasanya sangat berat hati untuk meninggalkan kamar yang penuh kenangan itu, dengan pelan ia menutup pintu kamar nya lalu pergi.

"Nak mau kemana kamu?" Tanya mama nya melihat anak nya membawa tas

Tapi tidak ia jawab sama sekali dan pergi begitu saja melewatinya. Vania menatap Arvian meminta penjelasan.

"Biarin dia pergi, dasar anak tidak tau diri!" Ujar Arvian

Vania yang mendengar itu tak percaya dengan ucapan suaminya, ia tidak mau jauh lagi dari anak nya.

"SAYANG PLEASE JANGAN PERGI NANTI MAMA BAKAL BICARA SAMA PAPAMU, TOLONG JANGAN PERGI!" Teriak Vania saat melihat anaknya pergi meninggalkan halaman rumahnya.

LUCAS [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang