Kupikir ketika aku membuka mata di pagi hari, seluruh rasa cemas yang memenuhi otakku belakangan ini akan menghilang. Nyatanya, semuanya justru semakin menjadi-jadi. Hal pertama yang membuatku semakin curiga adalah, Dirga nggak menceritakan apa-apa soal dirinya. Dia terus bertanya tentang aku.
Bodohnya aku langsung mencurahkan seluruh kegundahanku, tanpa bertanya balik. Masalahnya pikiranku benar-benar kacau, dan sudah lama sekali aku butuh curhat begini ke Dirga. Terutama soal otakku yang membeku sehingga nggak punya ide apa-apa untuk menulis novelku berikutnya.
Dengan penuh antusias, Dirga menyimak seluruh ceritaku. Meski nggak pernah membaca novelku sampai selesai, Dirga tahu garis besar isi novelku, karena kuceritakan di setiap sesi pillow talk kami. Melihatnya yang sangat antusias menanggapi curhatku, mulutku semakin tidak bisa berhenti bicara. Sampai akhirnya aku sadar, kalau malam ini Dirga nggak menceritakan apa-apa soal dirinya.
Aku memang nggak bilang secara langsung kalau sudah tidak sabar ingin dilamarnya, tapi aku menyinggung soal kehidupanku yang begini-begini saja, dan lama kelamaan semakin hambar. Aku mulai sering merasa kesepian dan kadang hidupku nggak berarti apa-apa. Dirga memberikan sedikit petuah soal itu, dan mengecup keningku berkali-kali untuk meyakinkan kalau aku sangat berarti di matanya.
Ketika aku menyinggung soal pembacaku banyak yang sudah menikah dan blablabla, Dirga mengatakan kalimat yang sama dengan Hanin. "Setiap orang punya pencapaian masing-masing dalam hidupnya. Nggak ada kata terlambat dalam sebuah step kehidupan."
Meski bosan dengan tanggapannya yang standar, aku tetap tersenyum senang. Apalagi ketika dia mulai mencium bibirku lagi, tanda kalau dirinya sudah siap memasuki ronde berikutnya.
Seluruh kecemasanku semakin menjadi ketika jam lima pagi, Dirga membangunkanku dengan kecupan bertubi-tubi seperti biasanya. Dia pamit ingin pulang, dengan alasan paling klasik yang semakin lama membuatku muak. Ada kerjaan dengan brand besar.
Tadinya aku ingin berinisiatif menyusulnya seperti kemarin, tapi dia sudah lebih dulu bilang, "Aku bakal meeting seharian di luar. Soalnya ini belum tanda tangan kontrak, Sayang. Mereka mau lihat hasil foto-fotoku dulu, dan diskusi apa model dari manajemenku cocok sama konsep mereka atau enggak."
Kemudian aku nggak sempat mengatakan apa-apa lagi, ketika dia mengecup keningku agak lama sambil berbisik, "I love you, Sunshine! Dah, lanjut tidur lagi aja!" Lengkap dengan tangannya yang mengelusi rambutku dan memperbaiki posisi selimutku.
Nyatanya, sampai empat jam kemudian, alias saat ini, aku nggak bisa memejam. Pikiranku langsung dipenuhi dengan kecurigaan yang semakin menjadi-jadi. Lama-lama kata 'I love you' yang diucapkan Dirga terasa hambar di telingaku.
Aku sadar, masa-masa seperti ini sangat wajar dialami oleh hampir semua pasangan. Cinta itu ada pasang surutnya. Anggap saja sekarang sedang surut. Apalagi hubunganku dengan Dirga sudah hampir sepuluh tahun.
Seharusnya kami melakukan sesuatu supaya bisa mengusir seluruh kegundahan ini, atau mengusahakan berbagai cara agar cinta yang surut itu kembali pasang. Namun, kesibukan Dirga seolah membantuku untuk semakin memperbesar rasa curiga.
Hari ini aku berniat mencari ide lagi untuk novel berikutnya. Kalau sedang nggak ada kerjaan, aku suka jalan-jalan di sekitaran Malioboro. Sekadar duduk di depan Malioboro mall dan memperhatikan interaksi setiap orang yang berlalu lalang.
Setelah bersiap-siap, aku memesan ojek online untuk mengantarku ke sana. Tidak lupa aku membawa laptop di tas, untuk jaga-jaga siapa tahu aku akan mendapat ide secepat kilat.
Berhubung ini masih hari Kamis, jalan Malioboro nggak terlalu ramai. Aku melangkahkan kaki ke warung gudeg kaki lima untuk sarapan, sembari menunggu Malioboro Mall buka. Ini masih jam setengah sembilan. Agak siang nanti, aku akan ke toko buku di Mall untuk melihat-lihat buku baru yang barangkali bisa memberiku inspirasi untuk novel baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over Again (COMPLETED)
Roman d'amourKaraleya curiga kalau pasangannya selingkuh, dan berusaha membuktikannya. Namun, dalam usahanya membuktikan, ia bertemu Jian, laki-laki yang mengalihkan perhatiannya dari rasa curiga terhadap sang kekasih. *** Karaleya merasa curiga kalau Dirga-keka...
Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi