T i g a

91 56 6
                                    

Happy Reading

.
.
.


Cahaya mentari yang masuk menyelinap ke kamar Alena pagi itu membangunkan Alena dari tidurnya. Jam masih menunjukkan pukul 06:10, Alena pun segera bergegas mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.

Setelah Alena merasa sudah cukup dengan penampilannya, Alena menuju ke lantai satu, di sana hanya ada mama Alena.

"Alena,, yuk sarapan sama mama" ajak mama.

"Papa mana ma?"

"Papa sudah keluar 20 menit yang lalu, ada urusan mendadak dan harus keluar negeri, bisnis papa di Amerika sedang ada masalah".

Keheningan pun menyelimuti suasana sarapan pagi itu. Hingga akhirnya mama Alena menyadari adanya luka lebam di tangan kiri Alena.

"Alena, tangan kamu kenapa?" Tanya mama sambil menunjuk tangan Alena yang lebam.

"Nggak papa kok ma, luka biasa doang".

"Mama obatin yah".

"Nggak usah maa, ini Alena udah mau berangkat, takutnya nanti telat".

"Ya udah kamu hati-hati yah".

"Iya maa". Ucap Alena lalu mengecup punggung tangan mamanya.

Alena menyusuri jalan yang tidak terlalu ramai pagi itu. Lalu beberapa menit kemudian Alena pun tiba di sekolah. Setelah memarkir mobilnya, Ia pun berjalan menuju kelasnya.

"Eh lo udah tau belum? Katanya sih ada siswa baru pindahan dari Amerika,?

"Masa sih?"

"Iya, dulu pas smp dia tinggal di indonesia, pas masuk sma dia pindah ke amerika, eh balik lagi deh"

"Wah, nggak sabar deh liatnya,, ganteng gak yah?".

"Nggak usah di raguin kalau lo liat secara langsung, ganteng nya kebangetan. Gue dengar katanya dia juga pintar loh".

Alena yang mendengar percakapan beberapa siswi itu langsung mengepalkan kedua tangannya, Alena sangat benci dengan dia. Telinganya sudah cukup muak mendengar percakapan itu hingga akhirnya dia memutuskan untuk bergegas ke kelasnya.

"Pagi Alena.. tuh muka kok udah kusut aja?" Sapa Devan dengan sedikit meledek Alena. Devan memang terkenal dengan kejahilannya.

"Gue lagi nggak mood, jangan ganggu gue". Cetus Alena.

"Ya udah gue pergi".

Kringgggggg...
Bel yang menandakan pelajaran akan di mulai telah berbunyi. Tak lama kemudian pak Wira, wali kelas Alena memasuki kelas Alena diikuti oleh seorang siswa yang menimbulkan pertanyaan bagi sebagian siswa XI IPA 1, namun tidak untuk Alena dia sangat mengenalnya.

"Ternyata dari dulu sampai sekarang style lo emang nggak pernah berubah, postur tubuh tinggi, hidung mancung, kulit yang terbilang putih, alis tebal, dan wangi maskulin yang nggak pernah lepas dari lo". Ucap Alena dalam hati.

"Slamat pagi anak-anak, sebelum kita memulai pelajaran hari ini, bapak mau memperkenalkan kalian dengan teman baru kalian, silahkan perkenalkan diri kamu". Ucap pak Wira sambil mempersilahkannya untuk berkenalan.

SpeechlesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang