E m p a t b e l a s

22 3 0
                                        

Happy Reading
.
.
.

Pagi itu pembelajaran di kelas XI IPA 1 dimulai dan berjalan seperti biasanya. Pak Wira mulai berjalan memasuki ruang kelas itu.

"Selamat pagi anak-anak" sapa Pak Wira.

"Selamat pagi juga pak" balas siswa di kelas itu dengan serempak.

"Hari ini Alena tidak masuk yah, dia lagi sakit," tutur pak Wira sambil mengambil lembaran kertas dari map yang dia bawa.

"Emang dia sakit apa?" lirih Nia kepada Sinta.

"Entah, gue juga nggak tau" jawab Sinta sambil mengangkat bahunya pertanda tidak tau apa-apa.

"Yoga... ini hasil tugas kalian kemarin, silahkan kamu bagikan ke teman kamu" Perintah pak Wira kepada Yoga yang posisi nya pada saat itu duduk di bangku paling depan.

Yoga pun segera mengambil lembaran-lembaran itu dan mulai berjalan dari meja ke meja membagikannya. 

"Yah dapat 70 doang, kok bisa sih? Kan gue nyalin pekerjaan Alena waktu itu" lirih Sinta setelah membuka lembaran pekerjaannya.

"Pak! lembaran milik Alena gimana?" tanya Yoga kepada pak Wira.

"Sini gue aja yang simpan, kalau Alena udah masuk sekolah lagi, gue kasih" ucap Sinta menawari diri.

"Oh iya, kamu kasih ke Sinta saja" ucap pak Wira kepada Yoga.

Sinta pun mengambil lembaran milik Alena dari Yoga. Awalnya Sinta acuh tak acuh terhadap nilai Alena, karena dia berfikir hasilnya pasti sama dengan milik Alena, karena saat itu dia menyalin pekerjaan milik Alena.

Namun rasa penasaran Sinta sangat besar. Sinta pun membuka lembaran pekerjaan milik Alena. Alhasil membuat Sinta terkejut.

"Hah? Alena dapat seratus? Kok bisa? Waktu itu kan gue salin pekerjaan dia", Sinta membatin tak percaya.

Sinta pun memasukkan lembaran milik Alena kedalam map nya. "Gue nggak boleh mikir yang aneh-aneh dulu, masa sih Alena ngasih jawaban yang nggak benar? Ahh gue kali yang salah liat, soalnya waktu itu waktunya mepet," ucap Sinta menenangkan fikirannya.

"Ya anak-anak pelajaran hari ini kita mulai yah!" Ujar Pak Wira kepada seisi penghuni kelas.

***

"Jadi Reyhan yang bawa kamu ke sini?" tanya Rendrawan dengan tatapan mengintoregasi.

"Iya pa" kata Alena menjawab.

"Lagian kamu kenapa sih? Kamu sakit apa? Kok bisa sampai kayak gini? Jadinya kamu nggak sekolah, pekan depan kamu sudah semester penaikan kelas" ucap Rendrawan dengan nada menekan.

"Pa! Kok papa bicara seperti itu? Anak kita lagi sakit pa, bisa-bisanya papa nggak mikirin kesehatan Alena dulu" Saras dengan spontan membalas ucapan Rendrawan yang tak kalah tegas.

Alena hanya bisa menunduk, butiran bening itu tak lagi terbendung dan menetes begitu saja.

Entah apa yang dirasakan oleh Rendrawan setelah tersadar akan ucapan Saras, hingga akhirnya dia pergi meninggalkan Alena dan Saras di ruangan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SpeechlesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang