Hyunggu terlihat tidur di atas ranjang. Tubuhnya terasa sangat lemas. Ia merutuki kebodohannya tidak mengontrol nasfu yang dimilikinya. Seharian kemarin ia menghabiskan waktunya untuk bercinta. Bahkan dengan 4 orang sekaligus. Kini tubuh Hyunggu tergeletak tak berdaya di atas ranjang tanpa pakaian dan hanya berbalut selimut.
Mata elangnya menangkap seseorang masuk ke dalam kamarnya. Jinho rupanya. Seorang kakak tingkat yang sudah dianggapnya sebagai kakak sendiri.
"Hyunggu-ya, kau baik-baik saja?" tanya Jinho.
Hyunggu mengangguk lemah. Jinho duduk di tepi ranjang Hyunggu. Ia meletakkan telapak tangannya pada dahi Hyunggu. "Astaga, kau demam?!" pekik Jinho ketika merasakan dahi Hyunggu yang hangat.
Lagi-lagi Hyunggu tidak menjawab. Ia hanya mengangguk lemah. "Kau punya obat demam? Tapi sebelumnya kau harus makan dulu," kata Jinho.
Jinho membantu Hyunggu untuk duduk. Laki-laki yang lebih tua itu dengan telaten menyuapi sesendok demi sesendok makanan untuk Hyunggu. Sampai pada sendok ketiga, Hyunggu berkata, "Sudah hyung."
Jinho mengangguk dan bertanya, "Obat demammu dimana?"
"Di dalam laci itu. Obat berwarna putih," kata Hyunggu.
Jinho bingung ketika melaihat ada 2 botol obat berwarna putih. Yang satu ukurannya kecil, yang satu lagi ukurannya lebih besar. Ah, mungkin yang ukurannya kecil ini, batin Jinho.
Jinho memberikan obat dan air putih pada Hyunggu untuk diminum. Setelahnya, ia menyuruh Hyunggu untuk tidur. Jinho pun merapihkan kan alat makan Hyunggu dan mengembalikannya di dapur.
Laki-laki yang lebih tua itu kembali masuk ke dalam kamar Hyunggu. Ia bermaksud untuk memberikan kompres air dingin untuk Hyunggu.
Mata Jinho membulat ketika menemukan Hyunggu yang bergerak gelisah di dalam selimut dengan keringat bercucuran. "Hyunggu-ya, kau tak apa?" tanya Jinho.
"Hyunghh.. panas."
Jinho hkawatir melihat Hyunggu yang terlihat sangat kesakitan. Apa aku memberikan obat yang salah, batin Jinho. Ia kembali membuka laci nakas Hyunggu dan memeriksa kedua botol obat itu.
Matak Jinho membulat ketika tahu jika ia memberikan obat yang salah.
"Hyunggu-ya, maafkan aku. Aku salah memberikan obat padamu. Bukan obat penurun demam, tapi obat perangsang," kata Jinho.
"Mwohh.. ahh.. pantas saja tubuhku panas, eungghh.." kata Hyunggu sembari mendesah.
"Bagaimana ini Hyunggu-ya?" tanya Jinhk khawatir.
"Bantu aku menghilangkan efeknya hyung."
"Ne?!"
Hyunggu menarik kepala Jinho dan melumat bibir Jinho. Laki-laki yang lebih tua itu pun hanya membulatkan matanya, tapi ia hanya diam mengikuti permainan Hyunggu.
Hyunggu membuka selimutnya dan terpampanglah tubuhnya yang polos tanpa sehelai kain pun.
Tangannya yang masih lemas digunakan untuk mengocok penisnya. Tapi rasanya tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Hyunggu melepaskan ciumannya pada Jinho. Ia merengek dan berkata, "Bantu aku, hyung."
"Apa? Aku harus apa? Aku harus bagaimana?" tanya Jinho bingung.
Hyunggu meraih tangan Jinho dan mengarahkannya untuk memegang penisnya. Ia gerakkan sedikit kasar, mencoba memberikan contoh pada Jinho.
"Eunghhh.. lakukan seperti itu hyunghhh.. eumhh.."
Hyunggu melepaskan bimbingannya dan mencoba menikmati perlakukan Jinho pada penisnya. "Lebih cepat hyungh.. eumhh.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sexual Appetite [Rate M 21+]
FanfictionHyunggu memiliki nafsu sex yang tinggi dan ia menyukainya. Hal itu membuat tubuhnya selalu ingin di jamah setiap saat. Bahkan ia tidak malu meminta bantuan para member Pentagon. Nyatanya, mereka tidak keberatan dengan kebiasaan Hyunggu, malah mereka...