Yeol-Yeodol

1.2K 112 141
                                    

Seokjin memutuskan untuk pergi keluar. Ia benar benar merasa penat, sekaligus marah. Atau mungkin cemburu.

Bagaimana tidak, kedua sahabatnya tengah menghabiskan akhir pekan bersama pujaan hati. Sedangkan sendirinya sibuk dengan pekerjaan dan berbagai tumpukan berkas.

Seokjin lelah.

Seokjin penat.

Tapi bagaimana, kekasih saja tidak punya.

Kakinya mengarahkan ke basement. Mengendarai mobil sport miliknya tanpa arah tujuan.

Bisa saja ia menemui Taehyung saat ini juga dan mengatakan semuanya dengan berbalut emosi yang membara. Namun ia takut, terlalu takut bila pujaan hati malah menjauhinya.

"Bastard ! Aku benci jatuh cinta ! Aku benci menjadi lemah !" teriak Seokjin sembari memukul stir berulang kali.

• • • • •

Seorang pria manis namun pucat pasi tengah menyandarkan diri pada headboard kamar.

Hidungnya memerah. Kedua manik legam sayu, mengisyaratkan lelah begitu kentara. Suara hisapan hidung jelas terdengar, menunjukkan seberapa keras ia mencoba menahan air mata. Sayangnya, bibir merah merona itu masih saja bergetar hebat.

Bukanlah hal mudah bagi seorang Park Jimin mengungkap masa lalu pada kekasihnya secara gamblang.

Ada rasa takut menyelimuti.

Ada rasa takut akan khianati kembali.

Nyatanya itu semua hanya ada dalam fikir.

Kekasihnya saat ini seolah tuli. Seolah tak ingin mendengar lagi memori usang tak berarti. Baginya, hanya ada Park Jimin dan Min Yoongi, di masa kini yang sedang memadu kasih.

"Cukup. Berhenti sampai di situ. Yang lalu biarin berlalu. Sekarang, hanya ada kamu dan aku. Kamu mengerti?" ucapnya oenuh keyakinan sembari menggenggam erat kedua tangan mungil Jimin.

"Tapi..aku rasa aku gak pantes dapet ini se-"

"Yaak, Min Jimin. Kamu ingin melihatku marah?" potong Yoongi cepat.

Netra kelamnya memandang si lawan bicara dengan tajam. Sementara pria manis itu tengah memejamkan mata. Takut akan reaksi selnajutnya. Namun setelah mendengar nama marganya berganti, Jimin menjadi terperangah.

"A-Apa aku tidak salah dengar?"

"Apa aku salah bicara, Min Jimin? Apa aku harus bilang seribu kali supaya kamu mengerti?"

Air mata kembali membasahi pipi seiring tubuh kecilnya menabrak tubuh pria di depannya. Memeluk erat dengan tangis yang kembali pecah.

"Unggie hyung, aku benar benar mencintaimu!" serunya.

Yoongi membalas peluknya dan mengelus punggung yang bergetar itu dengan lembut. Mendaratkan berkali kali kecupan kecupan ringan pada puncak kepalanya.

"Percayalah, aku jauh lebih mencintaimu sayang. Kamu aman bersamaku."

Hanya isak tangis memenuhi kamar bernuansa hitam tersebut. Seorang pria yang tengah berputus asa di balik senyumnya selama ini akhirnya menemukan pengisi hati. Begitu pula dengan yang tertua, seorsng pria manis mampu menghentikan kebiasaan buruknya bertahun tahun.

Saling membuka lembar hidup baru untuk kehidupan yang lebih baik bersama. Berlandaskan komitmen dan saling percaya, mereka yakin mampu menempuh bahagia.

• Pamer sekaligus kompor

• Pamer sekaligus kompor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AM I G.A.Y (?) | JINVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang