Melihat Rayhan berada di kafe yang sama bersama seorang wanita, Alia langsung mengajak Koa untuk pulang. Awalnya Koa bertanya kenapa, namun saat melihat wajah Alia yang tiba-tiba murung dengan segera ia mengiyakan permintaan gadis itu.
Bahkan di perjalanan pun Alia hanya diam dan itu membuat Koa takut jika alasan Alia murung adalah karena dirinya.
"Al, lo kenapa sih?" tanya Koa.
"Enggak apa-apa, Koa. Gue tiba-tiba inget sesuatu aja."
"Oh.."
Alia meminta agar Koa mengantarkannya sampai halte saja karena ia tak mungkin memberikan alamat apartemen Rayhan pada Koa.
"Asli lo sendirian ke kostan gak apa-apa?" tanya Koa ragu.
"Gak apa-apa, lagian gak enak sama yang lain kalau nanti gue pulang bareng cowok sampe malam gini," dusta Alia.
"Ya udah kalau gitu gue balik ya."
"Iya Koa, hati-hati."
Setelah Koa hilang dari pandangannya, Alia kemudian berjalan kaki menuju ke unit apartemen yang dirinya tempati.
Pikirannya melayang mengingat tadi ia melihat Rayhan di kafe itu.
"Apa itu pacarnya Kak Rayhan ya?" tanya Alia bergumam.
"Bisa aja sih, atau mungkin calon istri?"
* * *
Alia masuk ke dalam unit apartemen Rayhan yang masih dalam keadaan gelap gulita. Bisa dipastikan jika sang suami belum tiba di apartemen.
Perlahan Alia melepaskan sepatu yang melekat pada kakinya, kemudian menyimpan benda tersebut ke rak khusus sepatu.
"Kak Rayhan bakalan pulang jam berapa ya? Apa bakalan malem banget?" Tanya Alia pada dirinya sendiri.
"Ya udah deh, mending nugas aja sambil nungguin Kak Rayhan pulang."
Kemudian Alia masuk ke kamarnya dan mengganti pakaian dengan pakaian yang santai. Diliriknya jam sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam.
Alia langsung membuka laptop dan mengetikan apa yang harus ia kerjakan di sana.
* * *
Setelah mengantarkan Linda hingga ke rumahnya, Rayhan langsung menancap gas menuju ke apartemen. Hatinya cemas mengingat Alia sendirian di sana.
Biasanya ia akan biasa saja meski Alia sendirian, tapi kali ini ia khawatir. Mungkin efek dari rasa bersalahnya tadi.
Selesai memasukan sandi angka pada pintu apartemennya, Rayhan langsung menerobos masuk ke kamar Alia. Dilihatnya sang istri kecil sudah tertidur pulas dengan kepala menelungkup di atas meja bersama laptop yang masih menyala.
Rayhan tersenyum kecil, ia jadi teringat pada Stella yang kadang-kadang juga seperti ini.
"Al.." panggil Rayhan.
Namun Alia sama sekali tak terganggu dalam dunia mimpinya. Akhirnya mau tak mau Rayhan memilih membopong tubuh mungil Alia ke atas ranjang.
Setelah menempatkan Alia di sana dan menyelimutinya, Rayhan langsung menuju ke meja belajar Alia dan bermaksud mematikan laptopnya.
Tak sengaja matanya melirik selembar kertas yang berisi corat-coret abstrak. Dalam kertas tersebut ada sebuah kalimat bertuliskan,
I love him, maybe?
Tulisan yang dibuat dengan tulisan tangan yang begitu rapi.
"Anak seumuran Stella kalau jatuh cinta kayak gitu ya. Siapapun yang kamu cintai, saya harap dia tidak akan menyakiti kamu," gumam Rayhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lil' Wife
General FictionSpin-off : Stella . . Rayhan terpaksa menikahi Alia karena kesalahpahaman yang terjadi. Lantas bagaimanakah perjalanan rumah tangga yang dilalui oleh gadis muda seperti Alia dan lelaki dewasa seperti Rayhan? Bisakah mereka melawan badai yang menerja...