Chapter 3

9 1 0
                                    

Rena yang dengan bangganya selalu menggoda aleta, akhirnya luluh dengan ketulusannya untuk berteman.

Aleta berlahan sudah mulai tidak dingin lagi kepada rena, yang sekarang berstatus sebagai sahabatnya itu.

Mungkin aleta tidak dapat kasih sayang oleh kedua orangtua nya, tapi aleta bisa mendapatkan kasih sayang itu dari orangtua nya rena.

Skip~~

Tahun-tahun aleta dan rena lalui bersama, dari sekolah dasar sampe sekarang sudah selesai kuliah.

Tapi sebelum masa kuliah bermulai, saat aleta duduk di bangku SMA. Nenek siti mulai sakit-sakitan karena usianya yang sudah rentan, rena dengan sabar dan penuh dengan ketulusan itu selalu ada di saat aleta sedang susah atau pun bahagia.

Perlahan dengan pasti nenek siti masuk ke rumah sakit, dengan suara beratnya beliau berbicara kepada cucu kesayangannya itu.

"Aleta..!"

"Iya nek, aleta disini..!"

"Kamu jaga diri baik-baik iya sayang, jika kamu ingin tinggal dengan papah kamu. Pergilah nak, jika ingin tinggal dengan mamah kamu pun boleh..!"

"Aleta sudah tidak ingin tinggal dengan mamah atau pun papah nek, aleta mau tinggal sama nenek ajjh..!"

"Nenek gak bisa sayang, sakit yang nenek rasa semakin parah..!"

"Kata dokter nenek bisa sembuh kok, nenek bertahan sedikit lagi iya..!"

"Nenek gak bisa sayang..! Maafin nenek iya kalo kamu harus nenek tinggal..!"

"Nek..! Bukankah nenek sudah janji sama aleta, akan menemani aleta sampai ada laki-laki yang bisa bertanggung jawab terhadap aleta nek..!"

"Maafin nenek sayang..!"

Nek siti mulai memejamkan matanya perlahan, dan beliau pun meninggal di depan aleta.

Histeris dengan kepergian neneknya, rena yang sedang berada disamping aleta pun memeluknya dan memberi aleta semangat.

"Yang sabar ta, mungkin dengan begini nek siti bisa tenang dan gak ngerasain sakit lagi..!"

"Tapi aku belum sanggup buat kehilangan nenek re, aku bahkan belum sempat bahagiakan beliau..!"

"Iya aku tau ta, kamu pasti kuat..!"

Skip~~

Bertepat di kediaman rumah nenek siti, pak roby dan bu dini pun datang untuk melihat beliau untuk terakhir kalinya.

"Aleta..?"

"Iya mah..!"

"Kamu yang sabar iya sayang..!" (Memeluk aleta)

"Hiks..! Hiks..! Hiks..!"

"Semua sudah jalannya sayang..! Kamu harus ikhlasin nenek iya..!"

"Tapi aleta belum sanggup kehilangan nenek mah..!"

"Iya sayang mamah tau, tapi mamah yakin kalo kamu pasti bisa..!"

"Aleta..?"

"Papah..!" (berlari memeluk pak roby)

"Kamu jangan sedih dong..! Kasian nenek kalo kamu sedih begini..!"

"Aleta belum rela pah..!"

"Papah tau sayang..! Tapi papah yakin nenek pasti gak suka lihat cucu kesayangannya begitu sedih di tinggal olehnya..!"

"Maafin aleta pah..!"

"Iya sudah, jangan sedih lagi iya anak papah..!"

"Iya pah..!" (mengusap air matanya)

I'm Officially YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang