I'AM HERE
Rintik rintik hujan mulai turun membasahi jalanan secara perlahan. Raina mengusap telapak tangannya yang mulai terasa dingin. Beberapa hari ini cuaca memang sedang tidak menentu misalnya seperti tadi siang yang sangat terik matahari, namun lihat sekarang, rintikan hujan mulai turun menandakan beberapa saat lagi akan turun hujan lebat Seperi sebelum-sebelumnya.
Hari mulai gelap jam pun sudah menunjukan pukul lima sore. Seseorang yang di tunggu oleh Raina belum juga menujukan batang hidungnya, padahal orang itu sudah berjanji akan menjemputnya pukul tiga sore. Bisa di bayangkan dua jam lamanya Raina menunggu di halte yang sangat sepi.
Ditambah suasana jalan yang sangat sepi karena jauh dari jalanan besar. Raina menatap sekitarnya yang mulai mencekam. Andai dirinya menaiki bus yang beberapa kali berhenti di halte itu, namun ia takut orang yang sudah berjanji menjemputnya akan tiba saat ia sudah menaiki transportasi itu.
Raina berdiri dengan paper bag di tangan kirinya yang berisi beberapa buku sekolah. Sedikit meyesal memilih halte yang jauh dari sekolah, namun tak apa karena helte sekolah selalu ramai membuat dirinya malas berada di sana.
Raina meraih ponsel dalam saku seragamnya, ia mengecek batu baterai yang tinggal 8%. Menghela nafas Raina membuka PIN ponselnya dan masuk kedalam aplikasi yang bertuliskan *kontak*.
Menekan salah satu nama pengguna dalam kontaknya sampai senyum tipis terbit di bibirnya.
_tidak aktif_
Jarinya bergulir ke atas menekannya dengan pelan sebelum hembusan nafas pelan terdengar dan menekan nama pengguna lainya untuk ia hubungi.
Deringan terdengar sampai deringan ketiga suara seseorang di sebrang sana menyapa.
_"hallo?"_ Raina terdiam beberapa saat.
"Angga, lo tau dimana Dimas?" orang itu tediam beberapa saat dahinya sedikit mengernyit.
Kesadaran nya belum pulih total sehabis bangun tidur, tangannya terangkat untuk melihat nama siapa yang tertera. _Raina?_
"Ga?"
Angga mendekatkan kembali ponselnya pada telingan.
_"iya Na"_
Raina memejamkan matanya, udara di sini semakin dingin.
"Lo tau dimana Dimas?"
_"Dimas"_ beonya
"Hemm"
"Bukanya dia lagi di rumah si Nina ya? Katanya tu anak lagi sakit. Gak tau sakit apa!" saat Angga mengerti situasi nada bicaranya berubah malas.
Raina tersenyum tipis _pantas saja_. Raina lupa dirinya nomer dua bukan nomer satu seperti Nina. _Padahal gadis hanya sebatas sahabat Dimas_
"Oh, iya gue lupa" kekeh Raina garing.
_"Lo bukan lupa, tapi emang dia yang gak ngasih tau kan?"_ Angga menebak tepat sasaran.
_"lo kenapa nanyain dia?"_
"Lah emang salah? Dia kan pacar gue!" Raina memainkan kakinya yang masih terbalut sepatu.
_"Tapi kenapa lo hubungin gue bukan pacar lo itu?!"_ Raina terdiam kaku.
Angga selalu bisa membuatnya skak mat, walau memang Angga sahabat dekat Dimas-pacarnya dan lelaki itu sangat asik padanya tapi Raina masih sungkan walau hanya meminta bantuan sedikit saja.
Raina kembali duduk di kursi halte. Meletakan paper bag di sampingnya.
_"Na?!"_
"Ponsel dia gak aktif" jujur Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Cerpen
Short Storyuntuk cerpen-cerpen sebelumnya kalian bisa lihat di akun pertama FWI ya jangan lupa vonte dan share