6

3 1 0
                                    

🌷Cho Chang 🌷

Sore yang indah di sebuah perumahan terlihat seorang gadis yang sedang bersiap siap untuk pergi kerja kelompok. Wajah gadis itu bulat dengan memakai kacamata persegi, kulitnya putih, dan punya lesung pipi yang membuat dia semakin manis ketika tersenyum. Tubuhnya yang ideal membuat para cowok yang berada didekatnya akan merasa meleleh. Gadis itu bernama Cho chang.

"Bu, aku pergi dulu ya! " seru Cho Chang.
"Iya nak, hati hati dijalan, uang jajannya diambil lho ya" balas ibunya.
"Iya bu " yang selesai mempersiapkan keperluan nya.
Setelah itu ia memakai sepatunya ia pun mengambil uang sakunya yang ada di atas meja kemudian pergi ke kerja kelompok.
Saat di jalan ia melihat  Theresia yang merupakan adik teman kelasnya
dan menghampiri nya. Cho Chang melihat dia  sedih dan memulai topik pembicaraan.
"Hai Tere" sapa Cho Chang
"Hai juga kak" balas Tere dengan nada sedih.
"Kok kamu kelihatan nya sedih, kamu kenapa? " tanya Cho Chang
"Gapapa kok kak" balas Tere yang menyudahi kesedihannya.
"Serius nih kamu gak papa , kalo ada masalah bilang aja "
"Aku mau nanya nih tujuan kakak itu mau bantuin atau mau tau aja? " tanya Tere  yang makin sedih.
"Ya mau bantuin lah kamu kan adkel aku" balas Cho Chang
"Gini lho, menurut kakak aku cantik gak? "  tanya Tere.
"Kalo soal itu.. Hehehehe"
"Tuh kan, kakak tuh sama aja kayak orang lain bilangnya gitu " ujar Tere yang berlari meninggalkan Cho Chang sambil menangis.
Theresia merupakan seorang gadis gendut yang memakai kacamata bulat, dan di wajahnya terdapat banyak jerawat terutama di bagian pipi
"Tunggu Tere" teriak Cho Chang dari kejauhan
"Dah lah, males aku ngomong sama kakak " isak Tere yang semakin jalannya makin cepat.
"Bukannya gitu Tere, iya juga sih kamu...Ehmmm" sambil menyusul Tere .
"Tuh kan diulangin lagi" bentak Tere.
"Iya sih kamu jelek tapi kan jangan terlalu dipikirin jeleknya" jelas Cho Chang.
"Iya juga sih kakak ada benarnya" isak Tere yang makin mereda.
"Emang yang bilang kamu jelek siapa? "
"Itu loh kak temen sekelas aku , kakak pasti tau siapa temen aku yang paling nakal"
"Oh.... Si Bawel Sherly" jawab Cho Chang yang melihat Tere agak tersenyum.
"Ngapain kamu senyum senyum? " tanya Cho Chang.
"Namanya lucu kak. Hehehe. Kak katanya mau bantu aku " balas Tere sambil berjalan pulang kerumahnya.
"Oh iya lupa. Apa namanya kamu dibilang jelek? " tanya Cho Chang
"Iya kak" balas Tere
"Dengar aku ya.. Jika kamu tidak menyukai apa yang kamu miliki, maka sukai lah apa yang kamu miliki saat ini. Kamu kan menganggap diri kamu jelek, itu fakta tapi kamu tidak boleh terlalu memikirkan itu sebaiknya kamu tuh harus bersyukur dan menyukai karena kamu punya banyak kelebihan di balik kekurangan kamu . Sama kayak kakak, kakak cantik itu kelebihannya, tapi kakak juga punya kekurangan, kekurangannya kakak itu pendek. Kakak sering diejek temen kakak tapi kakak nggak peduli. Sama aja seperti seseorang yang ingin meludahi langit tapi ludahnya itu kembali ke dia dan mengotori wajahnya. Kalau ada orang yang sering menghina kamu berarti kamu tuh ada diatasnya, makanya dia menghina kamu. " jelas Cho Chang sambil memeluk bahu  Tere.
"Kakak ada betul nya juga. Ma kasih ya kak atas bantuannya. Kak, aku mau nanya kakak mau kemana? " tanya Tere
"Sama sama, kakak mau kerja kelompok ke rumah abang kamu. " jelas Cho Chang.
"Berarti kakak sambil nemenin aku pulang dong? "
" Iya " balas Cho Chang singkat.
*****
Akhirnya Tere dan Cho Chang sampai di rumah Tere dan Tere langsung masuk ke rumah dan memanggil abangnya.
"Bang, ini ada pacar abang. Cewek yang abang suka. "
Abangnya pun keluar dari kamar dan berkata
"Ih ngawur kamu" nyengir abangnya.
Tere langsung masuk ke kamarnya dan Abang nya yang bernama Ben mengizinkan Cho Chang masuk kerumahnya.
"Yang lain belum dateng nih" tanya Cho Chang.
"Belum nih" balas Ben sambil memainkan gadget nya.
Tak lama kemudian 3 temanya datang satu per satu. Mereka adalah Ron yang sering mengundang tawa, Harry si anak terpandai dikelasnya dan Lucia si anak yang paling cantik dikelasnya.
"Baru datang? " tanya Ben dengan nyengiran.
"Hehehehe, maaf dong, tadi manggil si Lucia sama si Ron" jawab Harry.
"Sekarang tugas kita apa nih?"tanya  Lucia.
" Nah tugas kita kan disuruh buat kata kata motivasi terus dilukis di kertas manila" jelas Cho Chang
"Oh gitu ya ya ya" sambung Ron
"Ok kalau begitu, Chang kamu yang nyari kata katanya kamu kan pinter buat quotes , terus Lusi kan pinter gambar jadi kamu yang gambar kata katanya, kemudian Ron sama Ben kan pinter warnain jadi kalian berdua yang warnain , gimana? " tanya Harry.
"Ok , aku setuju " balas mereka serempak.
"Terus kamu gimana Harry? " tanya Ben
"Nanti aku yang presentasi, kan yang disuruh presentasi 1 orang aja" balas Harry santai.
Mereka pun mengambil bagiannya masing masing. Mereka menunggu Cho Chang yang sedang memikirkan kata motivasinya.
" Gimana kalau ini? " tanya Cho Chang.
"Parasut akan berguna apabila terbuka begitu juga dengan kita, kita akan berguna apabila pikiran kita terbuka" baca Lusi.
"Bagus tuh " puji Ron dan Harry serempak. Dan muka Cho Chang kelihatan merah padam.
"Ok sini biar aku gambar" kata Lusi sambil menarik kertas Manila nya dan mulai menggambar. Cho Chang pun sambil memikirkan kata kata motivasi nya.
Ben memandang Cho Chang sampai  terkesima. Ben melihat wajahnya yang begitu cantik. Walaupun Lusi merupakan gadis yang paling cantik di kelasnya Ben lebih memilih Cho Chang karena dia jarang diperebutkan oleh cowok dan lebih dewasa daripada Lusi.
"Eh Ben, ngapain kamu? " tanya Ron yang membuat khayalan Ben pecah.
"Nothing" sok dengan menggunakan bahasa Inggris dan pipinya kelihatan merah.
"Ehem.. Ehem. Cie cie ada yang Cho Chang nih" gumam Harry.
"Apa apan sih. Ga jelas banget" dengan nada kesal.
"Apa? Kenapa tadi" yang terlihat kaget.
"Nah ini dah jadi gambaran nya, Bagus ndak? " tanya Lusi
"Lumayan lah" balas Harry singkat yang buru buru mengganti topik agar Cho Chang tidak GR kalo dia tau.
"Eh Chang, kamu dah dapet satu lagi? " tanya Ben.
"Apapun yang terjadi senyuman itu harus tetap ada. Gimana? " kata Cho Chang
"Gak ah, terlalu pendek" sela Lusi
"Iya juga sih. Gimana kalo ini : Berbuat kesalahan merupakan kekurangan dari manusia, namun belajar dari kekurangan merupakan kelebihan manusia. "
"Ih bagusnya" puji Ben dari dalam rumah yang membawa minuman.
"Not bad" sambung Harry.
Lusi pun menggambar kata kata tersebut di kertasnya. Mereka semua kecuali Lusi menikmati minuman yang dihidangkan Ben.Ron yang sudah menunggu momen tersebut langsung menyambar makanan yang dihidangkan bersama minuman. Dan beberapa waktu kemudian gambarannya pun jadi.
"Nah Ben , Ron warnai " gerutu Lusi karena haus dan juga langsung menyambar jus jeruk tersebut.
Ron dan Ben mewarnai gambaran tersebut. Karena mereka terlalu pintar mewarnai tak sampai 30 menit menyelesaikan nya.
"Nah dah jadi! " seru Ben
"Wow, amazing" puji Cho Chang dan Harry bersamaan.
Waktu sudah menunjuk pukul 6 sore. Hari sudah mulai gelap dan mereka semua merapikan pekerjaannya dan bersiap siap pulang.
"Ben, makasih, kami pulang dulu ya" seru mereka berempat bersamaan.
"Chang pulang bareng aku ya." seru Harry.
"Gimana ya.. Boleh deh" balas Cho Chang dengan malu malu.
"Wait wait wait. Cho Chang pulang bareng aku aja ya" ajak Ben.
"Ehem.. Ehem.. " gumam Ron dan Lusi yang sudah naik ke motor nya masing masing.
"Gak perlu lah Ben, kan dah malem" jawab Cho Chang.
"Iya udah malem lho" sambung Harry dengan senyuman.
"Ya udah terserah kamu aja deh" kata Ben dengan nada terpaksa.
"Ok aku pulang bareng Harry ya. By Ben" seru Cho Chang.
"Ok" dengan nada masam.
Harry, Cho Chang, Lusi, dan Ron pamit pulang dan mereka melesat pergi. Mereka tak kelihatan lagi pada saat belokan. Tak lama kemudian Tere keluar menghampiri abangnya.
"Bang, aku mau nanya, abang suka sama kak Cho Chang? " tanya Tere dangan penuh rasa penasaran.
"Iya, abang suka sama dia" balas abangnya dengan muram.
"Kalo suka ngapain malu malu, liat tuh Mas Harry aja nggak malu" blas Tere.
"Apa, Harry tadi nembak dia? " tanya Ben dengan mata terbelalak.
"Iya"
"Serius? "
"Iya Abang ku yang ganteng" nyengir Tere.
"Kamu tau dari mana coba? "
"Liat di status nya Mas Harry coba! " perintah Tere.
Ben pun mengambil HP nya yang ada didalam rumah dan melihat status Harry. Dan apa yang dibilang Tere kenyataan.
"Kamu bener dek" sambil ke teras rumah tempat Tere berada.
"Tuh kan, makanya kalo suka sama orang ungkapin aja nanti malah diambil orang lain lho. Hahahaha" ejek Tere kepada abangnya sambil masuk kerumah.
Abangnya yang merasa sakit hati itu hanya bisa memandang dengan pandangan kosong dan didalam hatinya ia berkata " Chang aku gak nyangka kamu bisa gitu sama aku, kok kamu jahat ya. Kamu gak peka. "
*END*

Cerpen karya AndreCepu2019

Antologi CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang