—Rain💦✨
"Hiks...hikss...aku capek tuhan, hiks... aku gak kuat lagii. Tapi Bunda selalu bilang sama Rain, Kalo Rain gak boleh nyerah gitu aja hiks... Rain harus jagain ayah selama Rain masih hidup di dunia ini," kata Rain dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.
"Tapi Rain capek bundaa, A-ayah u-udah gak percaya lagi sama Ra-in hikss. Rain mau ikut bunda aja," lanjutnya dengan suara parau.
_Duarrrr_
Hujan turun begitu saja membuat tubuh mungil Rain terguyur oleh hujan. Rain berhenti sejenak dan terduduk dijalan. Membiarkan luka-lukanya terguyur oleh hujan.
Perih? Tentu saja sangat perih. tapi rasa sakit luka-lukanya tak sebanding dengan rasa sakit hati yang dialami olehnya.
"Bunda hikss...Ra-ra-in—" belum sempat selesai bicara kini Rain menggeleng pelan.
"Ng-nggak nggak, Rain gak boleh lemah kaya gini." ucapnya lalu menghapus air matanya dengan kasar.
"Pokoknya Rain harus semangat, Rain gak boleh lemah. Rain udah biasa kok kaya gini," ucap Rain lalu tersenyum.
Rain bangkit dari duduknya. Lalu merentangkan tangannya sambil memutar-putarkan tubuhnya lalu memejamkan matanya seraya menikmati air hujan yang jatuh ke wajahnya.
Rain membuka matanya lalu mengusap wajahnya pelan. "Rain suka hujan," gumamnya.
"Rain suka kalo hujan turun, Rain ngerasa kalo Tuhan bisa buat beban hidup Rain lepas waktu Rain main hujan," jelasnya.
_TINN TINN_
Suara klakson mobil membuat Rain tergelonjak kaget, dengan buru-buru Rain menepikan dirinya dan memberi akses jalan untuk mobil tersebut.
Tak lama kemudian kaca mobil terbuka menampilkan sosok lelaki yang kini menatapnya dengan nyalang.
"Lo kalo mau bunuh diri jangan disini," ucap lelaki itu.
"Ngalangin jalan aja," lanjutnya lelaki itu tak lupa juga dengan tatapan sinisnya.
Rain pun menunduk lalu berkata. "Maaf," cicit Rain sambil memainkan jari jemarinya.
Lelaki itu tidak merespon ucapan Rain, malahan laki-laki itu menutup kaca mobilnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Rain.
"Aneh," desis lelaki itu yang melihat Rain dari kaca mobilnya.
Sedangkan Rain kini masih menunduk setia sambil memainkan jari jemarinya.
"Huftt, Rain takut banget double t. Mukanya serem," Rain jadi bergedik ngeri."Ganteng-ganteng kok galak," gumam Rain.
Setelah berceloteh tidak jelas, sontak Rain menepuk jidatnya dengan pelan. Menandakan bahwa dia lupa. _Aish.. pelupa sekali kamu Rainn_
"Ayah pasti marah kalo aku belum pulang jam segini," ucapnya lalu pergi meninggalkan tempat itu.
***
"Asallamuallaikum," ucap Rain ketika masuk kedalam rumah. Untung saja baju yang dikenakan Rain kini sudah mengering.
"Nah ini dia anak yang gak tau diri, gak tau diuntung, gak berguna," ucap seorang perempuan berumuran sama dengan Rain.
"Dari mana aja hah!!" Bentaknya sambil menarik rambut Rain.
"Akhh.. sakit kak." Ringis Rain dengan mata berkaca-kaca.
Yap, dia adalah Keisha Ratupermata kakak tiri dari Rain Jingga Alisya.
Sedikit informasi Vano—Ayah kandung Rain. Menikah lagi dengan perempuan lain ketika Jingga—Bunda Rain meninggalkan Rain dan Vano akibat kecelakaan 3 tahun yang silam.
"Heh!! Dari mana aja lo?" Ucap keisha gertak. Pasalnya Rain tidak menjawab pertanyaan keisha tadi.
"Ta-tadi Rain a-abis ke-lu-ar bentar kak," jawab Rain terbata. Pasalnya kini Keisha menarik rambut Rain dengan kencang.
"Lo—" ucapan Keisha terhenti ketika mendengar suara derap langkah sepatu menuju kearahnya. Keisha tau kalau itu adalah Ayahnya—Vano.
Dengan cepat Keisha melepaskan tangannya dari rambut Rain. Lalu diacak rambutnya tak lama kemudian diambil tangan Rain lalu menaruh diatas kepalanya. Licik sekalii!
Rain yang melihat itu pun hanya menyerengitkan dahinya.
"Akhhh.." ucap Keisha meringis.
"RAINNN!!"
Rain tergelonjak kaget ketika melihat Ayahnya yang memanggil dan menatapnya dengan tajam. Tak lupa ibu tirinya—Permata yang berada disamping Vano sambil tersenyum miring.
Sentak Rain menurunkan tangannya dari kepala Keisha. "A-ayah," ucap Rain pelan.
"Ayah ini gak seperti apa yang ayah liat, Rain gak apa-apain kak Keisha," ucap Rain meyakinkan Vano.
"Hikss..." kini Keisha menangis. Sedangkan Permata kini tersenyum bangga kepada Keisha.
"A-ayah hikss... sakitt rambut Kei Ayah.. hikss.."
"Apa yang sakit nak?" Tanya Vano pada Keisha.
Keisha pun hanya menunjukkan kepalanya. "Ini Yah hiks.. padahal tadi Keisha cuma nanya sama Rain hiks.. kalo Rain abis dari mana, eh Rain malah narik rambut keisha," ucapnya sesugukkan.
Drama sekali kau kei..Kini Vano menatap Rain dengan tajam membuat nyali Rain menciut, kakinya bergemetar.
"R‐rain gak apa—"
_Plakk_
Belum sempat Rain menjelaskan kini tangan ayahnya sudah mendarat dipipi Rain dengan kencang.
"Dasar anak gak tau diuntung kamu, masih mending saya mau nampung kamu disini. Kenapa kamu selalu cari masalah dengan kakak kamu RAINN!!" Ucap Vano tersulut emosi.
Wp: RegitaOktavia
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Cerpen
Short Storyuntuk cerpen-cerpen sebelumnya kalian bisa lihat di akun pertama FWI ya jangan lupa vonte dan share