9

1 1 0
                                    

*Because,I Love You*

Wp:SlsaLeon07

Disini,di sebuah cafe yang menyimpan banyak kenangan.Sambil menatap padatnya jalan raya,aku menunggunya.Dia yang selalu ada disisiku dalam keadaan apapun.Aku yang begitu mencintainya tapi terhalang status,yaitu persahabatan.

"Queen" sebuah seruan membuyarkan lamunanku.

Ku tatap dia sejenak.Apa ini benar dia?Dia yang selalu berpakaian rapi serta dengan rambut yang di pomade.Tapi pria dihadapanku ini,jambang yang tumbuh disekitar dagunya,rambut dan baju acak acakan,serta lingkar hitam dibawah matanya.Namun tak menghilangkan aura ketampanannya.

Tanganku terulur menyentuh pipinya,mengusapnya sebagai bentuk kerinduanku.

"Queen" panggilnya sedikit keras.Refleks,aku menjauhkan tanganku darinya.

"Lagi? " tanyaku padanya.

Dia menatapku sendu "Apa harus aku mengakhirinya?"

Itu bagus,Ken.Aku sudah muak melihat perlakuan Vanya padamu.Setiap minggu kamu menemuiku hanya untuk menceritakan kisah sedihmu.Bisakah sekali saja aku melihatmu tertawa seperti dulu?. Dan tidak bisakah kamu melihatku?.

"Ken,lebih baik kamu bertatap muka dengannya untuk memperbaiki hubungan kalian."

"A-aku tidak berani Queen,aku ta-kut dia memutuskanku"jelasnya sambil mengacak rambut frustasi.

"Ken,kemana perginya malaikat ku dulu? Yang selalu melindungiku dari siapapun? Yang rela sakit demi ku? Yang rela di bully karena menjadi sahabatku? Ken,wanita bukan hanya Vanya saja,diluaran sana masih ada yang rela menunggumu,mencintaimu dalam diam.Tapi apa? Hatimu sudah terkunci,tak boleh ada wanita lain selain Vanya"ujarku menggebu gebu.Ingin sekali kumengatakan *_'aku mencintaimu Kenzo Pranadipa'_*

"Aku sudah mencoba,tapi tidak bisa."

Lihat aku,Ken..Tolong,sekali saja.Wanita didepan mu ini mencintaimu tulus.Lupakan Vanya,dia hanya mempermainkanmu saja.

Air mataku sudah di ujung.Ternyata mencintai dalam diam itu menyakitkan,tapi bukankah dikhianati itu lebih sakit?Iya,Ken merasakan sakit berkali kali lipat dariku.

Ah,mungkin ini waktunya untuk tidak berpura pura lagi membantunya berbaikan dengan Vanya.

"Apa kamu tidak ingat perlakuan buruk Vanya kepadamu?Dia memperlakukanmu seperti pembantu,Rey.Dia hanya mengincar popularitas juga hartamu.Dia juga sering menyuruh mu ini itu,tapi kamu selalu menurutinya.Jadilah laki laki,Ken.Jangan jadi pengecut"Tumpahlah seluruh air mataku.Air mata yang penuh dengan kesakitan batin.

Ken mengusap air mata yang turun dipipiku.Aku cukup terkejut dengan perlakuannya,tapi ku akui ini membuatku nyaman.

"Kenapa malah kamu yang nangis sih?"tanya Ken dengan menatap manik mataku. _'karena aku mencintaimu,bodoh."_

"A-aku hanya ingin melihatmu bahagia"

Walau tak bersama denganku,bukankah cinta tak harus memiliki?Melihatnya bahagia saja aku akan begitu,tapi hatiku yang menangis.

Tercetak senyum tipis di wajahnya.Tunggu,kenapa dia tersenyum?

"Kalau boleh tahu,siapa wanita yang menjadi secret admirer ku selama ini?"

"A-aku tidak ta-hu,maksudkh mungkin saja ada wanita di luar sana yang menunggumu"elakku gugup.

Ken menyugar rambutnya"Hmmm...aku penasaran.Pasti dia sangat setia sampai rela menungguku"

Itu aku, Ken.Tidakkah kau lihat seseorang di hadapanmu ini juga wanita?Ah,aku tidak mau berpura pura lagi,ini sangat menyakitkan.Diterima atau tidak,itu urusan belakangan yang penting ia tahu perasaanku.

Mataku kembali memanas,"ITU AKU,KEN,ITU AKU.Aku mencintaimu hiks,dari dulu hingga sekarang aku hiks menunggumu,sepuluh tahun kita bersahabat.Tapi aku cukup sadar,kamu tak akan pernah menganggapku sebagai wanita"air mataku menderas.

Tanpa kusadari,sebuah cincin melingkar di jari manisku.

Aku mendongakkan kepala"Ken,ini apa?"

Dia tidak menjawab,malahan dia beranjak dari kursinya dan berjongkok dihadapanku kemudian mengeluarka bunga mawar dari saku jaketnya.

"Queenna Arsya,maaf selama ini membuatmu menunggu,maaf selama ini aku menyakitimu,dan membuat matamu serta hidungmu memerah.Aku ingin menjadikanmu wanita satu satunya di hatiku.So,Would You Be My Girlfriend?"ujar Ken mantap.Lihatlah,lagi lagi dia membuatku menangis,bedanya ini air mata kebahagiaan.Tapi tidakkah ini terasa seperti mimpi?

"I-ini mimpi?"

"Tidak"

"Aku tidak ingin terbangun"

_Cup_

Aku membulatkan kedua mataku,apa dia tidak malu?Lihat lah semua pelanggan di cafe ini menjadikan kami sebagau pusat perhatian.

"Ken,nggak gitu juga kali"

"Biar kamu percaya kalau inj nyata.Jadi bagaimana jawabanmu?"

"Tapi,Vanya buk-"Ken meletakkan telunjuknya dibibirku.

"Sebenarnya akh sudah putus dengannya beberapa bulan yang lalu.Aku sadar ternyata hatiku sudah milikmu.Dan Vanya sebenarnya tak sejahat ceritaku,aku hanya ingin melihat reaksimu saja.Awalnya aku terus mengelak dengan perasaanku,tapi karena temanmu yang gesrek itu,aku jadi semakin yakin"

"Tania?"

"Ya,dia terus mendorongku untuk mengungkapkan perasaanku.Aku ingin sekali mengusap mulutnya itu dengan cabai"

Bibirku membentuk lengkungan.Perjuanganku selama inj ternyata tidak sia sia.Dan terima kasih,Tania.

"Pertanyaan terakhir.Kenapa penampilanmu acak acakan begini?"

"Oh itu karena aku pusing dengan skripsi yang selalu ditolak dosen sampai aku tidak tidur tiga hari tiga malam.Aku pikir lebih baik menemuimu dalam keadaan begini supaya rencanaku berjalan mulus"jawab Ken dengan senyuman manis yang selalu membuat jantungku bergetar.

"I Will"

"Ha?"

"I Will,Kenzo Pranadipa.I Love You Too"

Kenzo beranjak dari duduknya dan memelukku bahagia.Semua pelanggan cafe bertepuk tangan serta bersorak.Rencana Tuhan selalu berakhir indah,dimana ada penderitaan pasti ada kebahagiaan akhirnya.Apapun keadaannya aku tidak akan melepaskan Kenzo,walaupun badai di depan mata.

_END_

Antologi CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang