Setelah selesai sarapan dan berpamitan dengan bunda dilara dan razi berangkat bersama menggunakan motor. Mereka bersekolah di sekolah yang sama, Berbeda dengan risha yang memilih untuk bersekolah di salah satu madrasah yang ada di bandung.
"Lara berangkat dulu yah Bun."
Ucap dilara, sambil mencium punggung tangan Susi seraya tersenyum."Iya, kamu belajar yang bener yah Ra."
Balas Susi memperingati dilara lalu memeluk dilara sambil tersenyum hangat."Iya Bun, lara kan mau banggain bunda."
Jawab dilara sambil menaik turunkan alisnya."Iya, udah sana berangkat nanti telat loh."
Ucap bunda."Berangkat dulu yah Bun, assalamualaikum."
Ucap razi dan risha dan ikut mencium punggung tangan Susi secara bergantian."Waalaikumsalam."
"Yok ra!."
"Yok!!."
Ucap dilara namun masih sedikit kesal karena di jahilin oleh Razi"Hati-hati!."
Ucap Susi sedikit berteriak."Siappp ibu negara!!."
Ucap mereka bertiga serempak.***
Kini dilara dan Razi sudah sampai di depan gerbang sekolah nya. Razi menurunkan dilara dan pergi memarkirkan motornya.
Suasana pagi ini di sekolah sudah cukup ramai, seperti halnya di setiap sekolah akan mengadakan upacara bendera untuk menghormati para pahlawan.namun kebanyakan para siswa mengeluh akan hal itu. mereka harus berdiri selama setengah jam menghadap matahari terik,Yang membuat para kaum hawa memekik histeris karena perawatan kulit mereka akan sia-sia.
Mana skincare nya mahal lagi:v"Bang gue ke kelas dulu yah."
Ucap dilara pada razi, dengan wajah yang masih di tekuk akibat kesal."Iya belajar yang bener."
Ucap Razi sambil mengulurkan tangannya dan langsung di sambut oleh dilara lalu menciumnya."Mukanya jangan di tekuk gitu dong."
Ucap Razi yang sedari tadi melihat perubahan raut wajah dilara."Abang sih, pake jahilin lara."
Balasnya menunjukkan kepingan air mata yang siap meluncur dari mata hazelnya."Eh eh, jangan nangis dong adek nya Abang cengeng banget."
Ucap Razi sembari mencubit hidung mancung milik lara."Tuh kan ngeledek lagi."
Ucap lara. Kali ini air mata yang sedari tadi dia bendung sudah tak tertahan. Air matanya menetes membasahi pipi chubby milik lara."Ehh kok nangis beneran sih, iya-iya Abang minta maaf."
Ucap Razi sembari menarik tubuh lara agar jatuh dalam pelukannya."Abang jahat!."
Ucap lara sambil mendaratkan pukulan-pukulan kecil di dada bidang milik Razi.Namun yang di pukul hanya tersenyum. tidak merasa keberatan dengan puluhan yang di layangkan dilara untuk nya. Ini yang membuatnya sangat sayang kepada dilara. Tingkah lucunya, cengeng nya yang membuat Razi semangkin gemas melihat adik perempuan nya yang satu ini.
Dilara paling tidak bisa di ajak bercanda, dan razi tau itu namun masih saja menjahili dilara. Dasar!
dia pasti akan menangis karena sikap jahil yang di miliki Abang nya.Mereka terlalu larut dalam pelukan Kaka beradik ini, hingga mereka tak sadar banyak pasang mata yang melihat mereka dengan tatapan heran.
Razi yang merasakan hal itu mulai merenggangkan pelukannya.
"Sudah-sudah pelukannya, ke enakan lo abang peluk!. Sekarang lo kelas yah taruh tas lo trus ke lapangan sebentar lagi upacara dimulai."
Ucap Razi sambil terkekeh pelan.Dilara hanya menatap razi dengan tatapan tajam dan langsung beranjak pergi.
Dilara mulai berjalan menuju kelasnya.
Sesampainya di kelas dilara melihat elnara sahabatnya sekaligus teman sebangkunya."Haii ra."
Sapa elnara dan langsung hambur memeluk dilara dan dilara pun membalas pelukan itu."Haii el."
Jawab dilara setelah melepas pelukan itu.Yah nama mereka memang hampir mirip elnara dan dilara, jadi jika di panggil dengan akhiran nama pasti akan sama.
Dua R :vJadi dilara memutuskan untuk memanggil elnara el.
"Loh tumben banget lo dateng cepat el?."
Tanya dilara bingung, dan yang ditanya hanya cengengesan."Tuh kan gue dateng cepet salah terlambat salah. Salah mulu gue."
Ucap elnara kesal sembari memanyunkan bibirnya."Utututu samyang, kan gue cuman nanya ga biasanya lo dateng cepet."
Jawab dilara sambil menggoda elnara."Yaudah jangan ngambek!. ke lapangan yok, udah mau dimulai tuh upacaranya."
Ucap dilara yang baru kembali dari menaruh tas di meja miliknya dan elnara."Yaudah yok!."
Ucap elnara sembari berjalan berdampingan dengan dilara.***
Sekarang Razi berjalan menelusuri koridor yang cukup ramai. Setelah adegan peluk-pelukan antara kakak beradik tadi, senyum Razi tak kunjung pudar mengingat adegan dimana dilara menangis karena kejahilannya. Walaupun adegan itu sering terjadi, tapi ia sangat suka.
Razi berjalan sendirian menaiki anak tangga satu persatu dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
Tiba-tiba saja seseorang menepuk pundaknya."Bro!."
___________Batas suci________
Hayoo siapa tuh yang nepuk pundak nya bang razi😂
Ayo baca terus yah gyss
Jangan lupa vote!😊
Jangan jadi pembaca gaib pliss..
Aku ga like:)Vote + komen 😊
Bayy...
See you next part para readers 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah bersamamu
Любовные романыDILARA HUMAIRAH seorang wanita manja, rapih, sopan dan ramah pada semua orang yang berubah menjadi seorang wanita tomboy berpenampilan amburadul dengan sikap dingin dan ketus yang ia miliki sejak mengetahui sebuah kebenaran tentang keluarganya.lal...