(7.) Istiqomah bersamamu|| part enam👑

22 10 9
                                    

" LARAA..!!!."
Pekik el ketika melihat dilara yang terbujur lemas dengan keadaan kacau.

El segera berlari menghampiri dilara.
"Kok bisa gini sih pak?!."

"Maaf non, saya tidak tahu. Tadi non dilara datang hujan-hujanan seperti itu non, pas saya tanya kenapa gak di jawab. Dan saya juga sudah nawarin buat nganterin non dilara ke kamar nya non el tapi non dilaranya gak mau."
Terang pak Tarno.

"Astaghfirullah, ini non dilara kenapa non?!."
Tanya bi nani panik.

"Pak bantu saya bawa lara ke mobil."

"Bi Nani tolong beresin baju buat el sama lara yah."
Ucap elnara dan keduanya mengangguk.

Elnara mengambil syal rajut yang dari tadi bertengger manis di leher mulusnya dan membentangkan nya di atas badan dilara yang basah kuyup. lalu meminta pak Tarno mengangkat badan dilara ke dalam mobil.

RS cendramata..

Setelah beberapa lama mobil elnara sudah terpakir Sempurna tepat di halaman salah satu rumah sakit elit di Jakarta.

Elnara turun terlebih dahulu memastikan apakah masih hujan. Ia takut jika sahabatnya akan terkena hujan lagi, sudah puas dilara bermain-main dengan hujan.

Tak sengaja mata elnara menangkap nama rumah sakit itu. Rs cendra mata."Dihh ini rumah sakit apa toko jual cendra mata sih!! Legen banget namanya. Tapi sa bodo yang penting gue bisa cepet-cepet bawa dilara ke ruangan, biar dia bisa cepat di tanganin.
Gumamnya.

"Ayo pak!."

Elnara berlari menelusuri koridor rumah sakit  dengan pak tarno yang mengekor di belakangnya sembari menggendong dilara.

"Dok tolongin temen saya!."
Ucap elnara ketika melihat seseorang dokter muda yang mengobrol dengan suster laki-laki yang tengah menggiring sebuah tempat tidur.

Lalu menyuruh pak Tarno untuk membaringkan dilara di atas tempat tidur itu.

"Kenapa dia?!."

"Ayo cepat bawa dia ke ruangan!."
Perintah dokter itu pada para suster.

                                                     
             ***

"Gimana keadaan sahabat saya dok?."

"Dia hanya kecapekan saja, dan darah yang keluar dari hidungnya itu salah satu dampaknya. Dia harus banyak-banyak beristirahat dengan itu tubuh nya akan cepat pulih. Itu saja, saya permisi dulu."
Ucap dokter itu yang el ketahui namanya adalah dokter Regan tampak pada name tag yang ia kenakan.

"Baik dok!, Terimakasih."
Ucap el seraya tersenyum. Dan Regan hanya mengangguk lalu keluar dari ruangan.

"Eugh..."

Elnara yang sedari tadi mengotak-atik hp nya menunggu dilara bangun mengalihkan pandangannya.

"Ra..Ra!! Lo gapapa kan?, Yang mana yang sakit?!, Gimana ceritanya?!, Lo kok bisa gini sih?!, Cerita ke gue!!!."
Tanya elnara berturut-turut.

"Ughh... gue gapapa kok El."
Ucapnya lemah sembari membenarkan duduknya.

"Yaudah, sekarang lo makan dulu yah gue suapin."
Ucap el sambil membantu dilara.

"Gak usah el kaya gue anak kecil aja!."

"Gak ada penolakan!!, Lo lagi sakit ra."

Dilara hanya mampu mendengus pasrah dengan sahabatnya itu. Tapi walaupun keras kepala dan bawel elnara sangat sayang pada dilara, begitu juga dengan sebaliknya.

Istiqomah bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang