(4.) Istiqomah bersamamu|| part tiga👑

30 13 9
                                    

"Tu-tunggu!."

Dilara tak menghiraukan panggilan pria itu. Dilara langsung menarik tangan El dan membawanya keluar dari perpustakaan.

"Kenapa ra?."
Tanya el.

"Ngga papa bentar lagi bel."

"Ohh."

Kringg...

Bel pulang sekolah bergema ke seluruh penjuru ruangan membuat para murid bersorak kegirangan. Begitu juga dengan dilara dan el yang sedang memasukkan alat tulis yang tadinya mereka gunakan untuk mencatat sejarah.

"Ra lo abis ini mau kemana?."
Tanya elnara.

"Pulang lah."
Jawab dilara.

"Maksud gue, gak mau pergi kemana gitu?."
Ucap elnara.

"Nggak, gue mau langsung pulang!. Lagi bete gue."
Ucap dilara.

"Lah bete kenapa lo?, Gegara gue yah?. Maafin gue ra, gue salah apa sampe Lo bete sama gue."
Ucap elnara.

"Astaghfirullah el gue bete bukan gegara lo!."
Ucap dilara.

"Lah trus gegara apa?."
Tanya elnara.

"Gatau tiba-tiba bete!."
Ucap dilara.

"Yaelah lo mah aneh! Bete tapi ga tau gegara apa."
Ucap elnara.

"Yah biarin!."
Ucap dilara menaikkan bahu nya acuh sambil berjalan keluar kelas.

"Woy!! Tungguin gue ra!!."
Teriak elnara sambil berlari menyusul dilara.

"Bete yah bete aja! Tapi gak usah ninggalin gue juga kali!!."
Ucap el setelah berhasil menyamai langkahnya dengan dilara.

"Iyee maaf!."

~~~

Sesampainya di depan gerbang dilara mencoba mencari keberadaan Abang tengilnya itu namun nihil razi tidak nampak di penglihatannya. Elnara sudah pulang sejak sepuluh menit yang lalu di jemput oleh ayahnya, dan dilara sudah menunggu selama setengah jam namun razi tidak kunjung menjemputnya.

"Abang mana sih! Lupa apa kalo gue masih di sekolah?!."

"Awas aja nanti kalo udah nyampe rumah, gue giling jadi sambel terasi lo bang razi!!."

Dilara mulai bosan. Jika naik bus pun bus nya sudah pergi sejak tadi. Naik gojek? Hp nya lowbat!. Sepertinya hari ini adalah hari tersial bagi seorang Dilara Humairah. Akhirnya dilara memutuskan untuk berjalan kaki dengan mulutnya yang terus mendumel kesal iya dilara berjalan sambil menghentak-hentakkan kedua kaki nya.

Sebenarnya jarak rumah dilara dengan sekolah tidak terlalu jauh, tapi jika dengan berjalan kaki yah capek juga!.

"Iss semua orang pada kemana sih! Gak ada yang inget gue apa yah?!."

"Sedih banget hidup gue."

"Ya Allah kasihanilah hamba mu ini, kirimlah utusanmu dalam wujud cogan ya Allah."
Ucap dilara sambil mengadahkan tangannya ke atas. Jika ada orang yang lewat sudah pasti orang itu akan mengira dilara sudah gila!.

Brum.. brumm...

Sebuah motor berhenti tepat di samping dilara. Seseorang memakai masker hitam lengkap dengan kacamata hitamnya dan sebuah helm yang bertengger sempurna di kepalanya.

"Nih saha?, Mau ngelayat kali yah nih orang serba hitam!."
Gumam dilara.

"Naik!."

"Siapa lo?!."
Tanya dilara. Enak aja main nyuruh orang buat naik seenaknya, gak kenal juga!

Istiqomah bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang