Hadir mu
hal penting untuk ku~Pagi yang cerah diikuti suara burung yang berkicau. Mila sedang menunggu angkot bersama Keyla. Hari ini Keyla meminta Mila untuk pergi bersama. Setelah sekian lama mereka tidak pernah berangkat bareng.
"Kak, dulu kita sering bareng ya kan?" sambil berdiri di pinggir jalan.
"Iya Key, tapi jangan ingat yang dulu-dulu lagi." ucap Mila mengingatkan Keyla.
Namun ditengah perbincangan Mila dengan Keyla. Berhenti sebuah mobil yang mereka berdua tau itu milik siapa.
Mila langsung mengajak Keyla pergi dari sana. Namun dicegah oleh Keyla.
"Kak, ga usah lagian ada yang mau Keyla omongin sama Iki." Ujar Keyla menahan tangan Mila.
Tepat saat Iki turun dari mobilnya ada sebuah angkot. Mila menarik tangan Keyla. Mila dapat mendengar nama mereka berdua yang di panggil-panggil Iki berulang kali.
"Mil... Key ada yang mau aku bicarakan sama kalian, Jangan pergi dulu!" ucap Iki sambil sedikit mengejar mereka.
"Huft... hampir saja." ucap Mila kepada Keyla yang tersenyum kikuk.
Setelah sampai di gerbang SMA Zenith. Mila dan Keyla kemudian pergi ke kelas masing-masing.
"Key kalau ada apa-apa jangan lupa hubungi kakak." ucap Mila pada Keyla dijawab anggukan.
Diperjalanan menuju kelas Mila entah kenapa mengingat kejadian kemarin saat Arkan membuat nya malu.
"Aduh gimana nih... kalo ketemu dia aku harus apa?" ucap Mila dalam hati.
Mila pun tiba di depan kelas baru masuk saja dia sudah mendapat senyum manis dari Arkan. Cowok itu tersenyum hanya padanya.
Pagi ini di awali dengan pelajaran Bahasa Inggris. Tapi secara tiba-tiba Mila dipanggil didepan Kelas.
"Kamu sudah mempersiapkan drama-nya?" tanya bu Tata menyelidik.
"Belum bu"
"Oh bagus Ibu punya ide soalnya kalau kamu tidak ingin buka masker, bagaimana kalau kamu jadi Beast-nya?"
Semua teman sekelas Mila kini sedang tertawa.
Namun Mila hanya diam tak menjawab
"Ya udah kamu boleh duduk, jangan lupa dipikirin apa kata saya tadi" ucap bu Tata menunjuk dirinya bangga.
Mila kemudian duduk yang dilakukan-nya kini hanya diam. Tapi kemudian Arkan mengajaknya berbicara tiba-tiba.
"Lo kok diem aja? "
"Gapapa Ar"
"Lo mau cerita sama gue?"
"Gak"
Ditengah pembicaraan Arkan dengan Mila. Bu Tata melempar penghapus tepat di wajah Mila mengenai maskernya. Disahuti gelak tawa teman sekelas Mila kecuali Arkan.
"Bu ga boleh kekerasan gitu sebagai guru"
"Apa kamu bilang?"
"Saya sangat tidak suka ada murid saya yang mengobrol ya, buat kalian jangan tiru anak bodoh seperti Mila dan Arkan itu."
"Kalian sekarang berdiri di depan tiang bendera sana"
"Tidak bisa begitu bu, coba Ibu sebutkan apa salah kami?" ucap Arkan tak terima.
"Kamu selalu melawan saya jangan mentang-mentang Papa kamu banyak memberi donasi sekolah, kamu bisa seenaknya ya!!!" ucap Bu Tata nada merendahkan.
Tiba-tiba saja Arkan menarik tangan Mila. Kemudian membawa Mila ke kantor Kepala Sekolah.
"Pagi pak, saya ingin melaporkan sesuatu"
"Iya Arkan ada apa "
Arkan memberikan HP nya kepada Pak Trisno yaitu kepsek di SMA Zenith. Arkan memutar sebuah rekaman suara. Disitu bisa didengar sewaktu bu Tata menghina Mila.
Mila sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Arkan dia tidak percaya akan dibela mati-mati an seperti ini.
🌻🌻🌻
Siang harinya Pak Trisno memanggil perwakilan dari pihak Arkan yaitu Papa Arkan dan Mila yaitu Mama Mila serta bu Tata.
"Jadi bagaimana bisa seorang guru menghina murid nya seperti itu!!!" tegas Mama Mila
"Anak saya sudah melakukan hal yang benar, dia membela temannya." tegas Papa Arkan.
"Anak Bapak dan Ibu sudah terlalu banyak melawan saya."
"Apakah bu Tata ada bukti?" tanya Pak Trisno.
"Tentu tanya saja pada teman sekelasnya."
"Namun tetap saja bu Tata anda salah karena tidak menghargai anak murid anda sendiri." ucap Papa Arkan.
"Baiklah bu Tata saya sudah mendengar dari pihak Arkan dan Mila kesaksiannya sama serta juga ada bukti yang jelas." Ucap Pak Trisno memberikan surat peringatan kepada Bu Tata.
Mila dan Arkan lega mendengarnya secara spontan saling berpandangan.
"Arkan dan Mila boleh melanjutkan pembelajaran selanjutnya."
"Masih ada hal lain yang harus bapak bicarakan dengan orangtua kalian."
Mila dan Arkan keluar bersamaan, keduanya berjalan kekelas.
"Yey akhirnya bel juga" ucap Arkan kepada Mila.
"Iya hehehe"
"Lo abis ini mau kemana?"
"pulang kayaknya"
"Oh gitu padahal gue berharap lo nonton gue latihan basket"
"Ga jadi pulang, mau ke perpustakaan dulu." ucap Mila pada Arkan.
"Ya udah gue duluan ya Mil"
" Ar?"
" Aku hmm...hmm nontonnya abis dari perpus ya?" ujar Mila gagap.
" Yes... wihi" jawab Arkan sambil lompat-lompat.
" Ya udah kalo gitu bareng aja, gue anter ke perpus."
" Oke Ar"
Arkan melihat Mila jalan didepannya. Arkan ingin sekali menggenggam tangan Mila. Arkan menggapainya hampir saja mereka berpegangan namun Mila mengganti posisi tangannya memegang rambut.
Mila memilih buku yang akan dipinjam. Setelah itu sedikit berjinjit untuk mengambilnya dirak bagian atas. Sialnya tangan Mila menyenggol buku yang lain.
" Aw.... " buku-buku itu terjatuh dan mengenai kepala Mila.
Arkan yang mendengar hal itu langsung berlari ke arah sesuatu yang jatuh tadi.
" Mil gapapa?" tanya Arkan dengan wajah khawatir.
" Gapapa Ar sakit sedikit." jawab Mila sambil mengelus kepalanya.
Setelah itu Arkan mendekat ke arah Mila.
"Makanya hati-hati cewek unik." ucap Arkan memegang kepala Mila lembut sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.
Seketika tubuh Mila menegang Arkan mengelus kepala Mila. Dan jantung Mila tentu saja berdegub tidak karuan karena perlakuan manis dari Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me and You (On Going)
Dla nastolatkówArkan pemuda tampan sang kapten basket yang tiba-tiba datang memberi perhatiannya pada Mila seorang Acne Fighter yang selalu insecure pada dirinya juga perjuangan Mila melawan insecurity. Apakah Arkan dan Mila nantinya akan saling mencintai baik suk...