Leo POV

13 2 0
                                    

Nama saya Leo Adipati Haling, lahir di Bandung pada tahun 1993. Saya bekerja sebagai CEO perusahaan terbesar di Jakarta. Status saya masih single, ingat ! Single bukan jomblo. Banyak orang yang menilai bahwa saya mempunyai sifat yang dingin dan tidak peduli terhadap orang disekitar saya, yaaa mungkin memang benar, saya terlalu malas berurusan dengan sesuatu yang tidak penting.
***
Hari ini saya berencana pergi ke Australi karena ada pekerjaan yang harus diurus. Sebelum sampai bandara, saya mampir terlebih dulu di restoran yang jaraknya tidak jauh dari bandara.
Saya mencari tempat yang kosong dan dekat dengan jendela yang mengarah ke tepi jalan menuju bandara. Tidak lama saya duduk, datanglah seorang pelayan yang memberikan menu hidangan yang tersedia di restoran tersebut.
Pelayan : "Selamat Pagi Pak"
Saya : "Pagi"
Pelayan : "Apakah Bapak ingin pesan sekarang ?"
Saya : "Ya, saya pesan salad dan jus alpukat 1"
Pelayan : "Baik, ada lagi Pak ?"
Saya : "Tidak"
Pelayan : "Baik, ditunggu sebentar Pak"
Saya : "Ya"
Tidak lama kemudian pesanan sayapun datang, saya langsung menyantap salad terlebih dulu.
Setalah selesai makan, saya meminum jus alpukat yang saya pesan. Tiba-tiba datang seorang gadis yang cukup cantik tapi tidak membuat saya tertarik sedikitpun.
Dia menyapa saya "Hai kak", reflek mata saya tertuju padanya, rasanya tidak asing melihat wajah gadis itu, tapi saya lupa siapa dia.
Saya hanya menjawab seadanya "Ya".
Lalu dia bertanya kembali "Sendirian aja kak ?" Pertanyaan macam apa itu, jelas-jelas saya duduk sendirian di sini. Males rasanya menjawab pertanyaan dia yang menurutku tidaklah penting. Tapi karena kasihan, saya jawab seadanya. Lalu saya bertanya dia siapa dan ternyata dia adalah adik dari pacarnya Arga, yang menurut saya dia kurang sopan jika bicara dengan Arga. Saya kurang suka dengan sifat gadis itu.
Tidak lama kemudian, gadis itu pergi.
"Kenapa rasanya tidak enak setelah acuh tak acuh dengannya ? Padahal biasanya dengan orang lainpun gue emang kaya gini." Pikiran seketika meracau.
Makan dan minumpun selesai, saya segera beranjak dari kursi tersebut dan berjalan menuju pintu keluar. Saya melihat gadis tadi sedang berbincang-bincang dengan teman-temannya, entah apa yang mereka bicarakan. Tapi yang saya lihat, ekspresi wajahnya tidak seceria pertama kali saat ia menyapa saya tadi dan saat ini dia sedang berpurapura senyum di depan teman-temannya. Perasaan bersalah saya tambah menjadi-jadi.
"Sudahlah, tidak penting" ucapku dalam hati, agar tidak terlalu terpikirkan.
Segeralah saya keluar dari restoran tersebut dan melanjutkan perjalanan ke bandara.

Dilamarmu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang