Jadi seperti ini rasanya ? #2

26 2 0
                                    

Senin, 28 September 2020, aku menjalani hariku seperti biasa. Pergi ke kampus, makan di kantin, dan pulang dijemput supir pribadi yaitu Pak Joko. Saat perjalanan pulang menuju rumah tiba-tiba aku teringat akan tugas yang dosen berikan tadi, aku diperintahkan untuk mencari buku referensi Bahasa Indonesia. Oh ya, aku mahasiswa semester 3 dan mengambil jurusan sastra Indonesia. Kenapa aku mengambil sastra ? Ya karena sastra itu tidak ada hitung-hitungannya hehe benar saja, aku benar-benar tidak suka berhitung. Oke kita kembali ke topik.

Aku minta diturunkan di halte dekat perpustakaan, lalu menyuruh Pak Joko untuk pulang duluan. Sesampainya di perpustakaan, aku langsung cepat-cepat mencari bukunya karena waktu sudah menjelang malam. Kakak-kakakku sangat resek jika aku pulang terlambat, padahal kalau salah satu dari mereka pulang terlambat, aku masa bodo.
Benar saja tidak lama keluar dari perpustakaan, handphoneku berdering dan muncul nama Derana Eunoia Anindya, kakak keduaku. Dia berusia 23 tahun dan telah bekerja sebagai model. Ya dia sangat cantik dan paling cantik dibandingkan aku dan kakak pertamaku.

"Hallo, kamu dimana ?"
"Di depan perpustakaan, ini mau pulang kok"
"Yaudah cepat, jangan lama !"
"Iya bawel"

Baru beberapa kali melangkah, tiba-tiba hujan turun dikit demi sedikit dan aku langsung bergerak cepat ke arah halte. Melihat halte sangat penuh oleh orang yang sedang meneduh rasanya malas sekali ikut bergabung di sana. Tapi karena halte itu satu-satunya tempat terdekat dari posisiku saat ini, aku terpaksa bergabung di keramaian itu.

"Sial, tahu seperti ini harusnya tadi Pak Joko disuruh tunggu di depan perpustakaan saja ya, kenapa malah kusuruh pulang duluan?" Aku bergumam.

Sambil menunggu angkutan umum yang lewat, aku main handphone sambil mendengarkan lagu favorit. Tiba-tiba mobil mewah berhenti di depan halte sambil membunyikan klaksonnya.

Tiiinn .. tiiinn ..

"Heh bocil, ngapain di situ ?" kata Kak Arga.
"Isshh ngapain si dia di situ ?" Kataku dalam hati, aku malas untuk meladeninya.
"Oii, sini naik !" Katanya lagi.
"Ogahhh !"

Tiba-tiba ada seseorang yang bicara di samping Kak Arga.

"Ga, ayo cepet ! Kalau dia ga mau ga usah dipaksa."

Mataku langsung beralih padanya.
Ternyata orang itu laki-laki tampan yang kemarin datang ke rumah.

"Kok ada dia juga ?" Ucapku dalam hati.
"Heh, beneran ga mau naik nih ?" Teriak Kak Arga, mencoba untuk menawariku lagi.
"Hmmm .."
"Jangan haamm hemm aja, ayo cepat ! Angkutan umum jarang lewat kalau hujan deras kaya gini" bohongnya.

Dari pada aku nunggu di sini sampai malam, yaudah aku langsung saja menghampiri mobil tersebut dan duduk di kursi belakang.

Saat di mobil, Kak Arga tidak henti-henti bicara, sedangkan laki-laki yang namanya belum aku tahu itu hanya merespon secukupnya saja. Hari ini aku tahu sifatnya dingin dan cuek, tapi itu malah buat aku tambah penarasan. Aku coba memulai percakapan dengannya.

“Kak Arga habis dari mana ?” Tanyaku.
“Ga usah kepo, udah diam aja di belakang.”
“Ishh aku kan nanya, malah disuruh diam.” Kataku sambil menatapnya sinis.
“Yaudah ga usah nanya !”
“Yaudah aku ngobrol sama teman Kak Arga aja.”
Kak Arga hanya melirik ke kaca spion tengah untuk melihatku yang ada di kursi belakang, sambil melemparkan senyum yang tidak enak dilihat.

“Kak, kok mau si berteman sama Kak Arga ?” Tanyaku dengan laki-laki tampan itu.
Laki-laki itu hanya mengangkat bahunya, sungguh menyebalkan sekali.

"Kak Arga, temannya ko minim bicara banget si ?"
"Iya, mulutnya lagi sariawan kali"
"Ishh ga lucu banget" kataku sambil menatap sinis Kak Arga.

"Kak, namanya siapa ?" Tanyaku lagi pada laki-laki tampan itu.
Laki-laki itu hanya melirik ke kaca spion tengah untuk melihat ke arahku sambil berkata

"Leo"
"Oh, Kak Leo".

***

Dilamarmu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang