Malam pun tiba, kami memutuskan untuk mencari tempat makan yang terletak di tepi jalan seperti angkringan. Melihat suasana malam di Bali sangatlah asik, semakin malam semakin ramai. Tak terasa waktu pun cepat berlalu. Saat ini sudah pukul 21.00 WITA.
Aku berjalan terlebih dahulu menuju mobil yang akan mengantar kami ke hotel, lama sekali menunggu mereka yang masih pada asik berbincang-bincang, sedangkan mataku sudah 5wattt. Langsung saja aku memejamkan mata di dalam mobil. Tak lama kemudian aku mendengar suara pintu mobil terbuka dan sepertinya duduk di sebelahku. Ingin sekali membuka mata tapi sudah tidak kuat lagi menahan kantuk. Aku tak tahu lagi apa yang terjadi setelahnya, aku sudah tertidur.
Satu jam kemudian aku pun terbangun karena terganggu dengan suara berbincang sambil tertawa-tertawa dari luar mobil. Tak sadar ternyata kepalaku sudah bersandar pada pundak seseorang, aku menoleh pada orang tersebut.
"Astagaa" kagetku karena seseorang itu ialah Kak Leo. Kak Leo juga memejamkan matanya. Aku buru-buru menjauh darinya. Tak lama kemudian pintu mobil terbuka dan datang lah teman-teman dan kakakku.
"Ren, ko lu ke mobil duluan sih?" Tanya Arsya.
"Iya ngantuk, lu dateng, berisik jadi kebangun gue" jawab aku dan berusaha tidak terlihat gugup.
"Kak Leo di sini dari tadi ?" Tanya Rhea sambil melihat ke arah Kak Leo.
Aku pun hanya menaikkan pundakku menandakan aku tidak tahu.
Saat semua sudah naik ke dalam mobil, aku memejamkan mata kembali, tapi tidak bisa tidur karena memikirkan hal tadi.
"Aduh, kenapa bisa menyender di dia sih? Kenapa juga yang duduk di sebelahku adalah dia ? Apa dia sengaja ? Ahh gamungkin, bodo lah, gapeduli" batinku.
Sesampainnya di hotel, aku langsung keluar mobil dan buru-buru menuju kamar. Entah kenapa aku malu jika teringat hal tadi. Untung saja Kak Leo belum membuka matanya saat mobil telah terparkir.
Pintu kamar terbuka
"Ren, lu kenapa si buru-buru amat masuk kamar ?" Tanya Arsya sambil meletakan tas nya di kasur.
"Kebelet pipis" Aku menjawab seadanya, lalu rebahan di kasur. "Hadeh akhirnya rebahan juga"
"Ihh Renjana, sanaan, sempit, gue juga mau rebahan" Ucap Rhea sambil mendorongku pelan ke arah tembok.
"Ishh resek" kataku lalu membalikan badan ke arah tembok.
Keesokan harinya kami pun bersiap siap untuk kembali ke Jakarta. Liburan pun telah usai. Lusa, Arsya dan Rhea akan kembali ke kossannya yang ada di Bandung dan Jogja.
Setelah semuanya sudah rapih, kami pun menunggu Kak Daneen, Kak Arga dan Kak Leo di lobi hotel. Ya, mereka pun menginap di hotel yang sama denganku, hanya saja beda lantai. Tak lama kemudian mereka datang, dan kami segera jalan menuju bandara.
Sesampainya di bandara, aku sakit perut dan ingin buang air besar.
"Kak Daneen, aku ke toilet dulu ya"
"Ish jangan lama, nanti ketinggalan pesawat"
Akupun langsung buru-buru ke toilet. Rasa sakit perutku tak kunjung hilang, padahal pagi ini aku tidak makan sesuatu yang pedas. Setengah jam berlalu, akupun langsung keluar toilet dan menuju teman-temanku dan Kak Daneen, tapi aku tak menemukan mereka.
"Dimana mereka ?" Tanyaku dalam hati.
Segera aku merogoh tasku untuk mengambil handphone. Ternyata sudah banyak panggilan tak terjawab dari Kak Daneen dan Rhea. Aku lupa, handphoneku aku atur ke mode diam. Tapi, ada 1 pesan masuk dari Kak Daneen.
Kak Daneen : "Dek kamu dimana? Lama banget. Pesawatnya udah datang, kakak duluan aja ya, takut tertinggal pesawat. Gaenak juga sama yang lain, masa satu tertinggal semua ikut tertinggal. Leo kami tinggal juga karena dia tadi izin membeli kopi tapi tak kunjung datang, kamu telepon dia aja biar bisa balik bareng, nanti kakak kirim nomor teleponnya."
(Kontak : +6281277366****)
Membaca pesan dari Kak Daneen rasanya kesal sekali, tapi mau gimana lagi, ini memang salahku terlalu lama di toilet. Yasudahlah, aku membeli tiket untuk keberangkatan ke Jakarta yang selanjutnya saja. Saat sedang menunggu pesawat tiba, akupun teringat pesan dari Kak Daneen yang katanya Kak Leo ditinggal juga.
"Berarti dia masih di sini juga dong ? Tanyaku dalam hati, sambil menengok kesana kemari. "Dimana ya dia ?"
"Ah bodo ah, males bareng dia, gue juga bisa sendiri"
Akupun langsung mengambil earphone untuk mendegarkan lagu agar tidak terlalu merasa bosan karena sendirian menunggu. Tak lama kemudian ada yang menarik aerphoneku. Langsung aku mengatakan "Apa-apa ..." belum sampai selesai mengucap, aku terkejut dengan seseorang yang menarik aerphoneku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilamarmu?
Short StoryBercerita tentang seorang wanita yang mengharapkan pengusaha muda yang sangat sukses bernama Leo Adipati Haling. Leo merupakan sosok lelaki yang berhati dingin, tapi wanita itu tidak pernah menyerah untuk mendapatkan hatinya. Hingga suatu hari Leo...