Sejujurnya Seina merasa sangat takut dan grogi saat ini. Bagaimana tidak, ia akan menghadap dosen yang sudah terkenal kejamnya, parahnya lagi ia telah melawan dosen tersebut, celakalah dia.
Meskipun Seina tipe mahasiswi urakan yang berani melawan atau membalas perkataan orang yang menurutnya tidak benar, ia tetaplah mahasiswi biasa yang akan merasa takut jika berhadapan dengan masalah.
Dengan langkah pelan Seina memantau ruangan dosen tersebut, dengan sesekali ia celingukan melihat apakah ada orang di dalam ruangan atau tidak.
Setelah beberapa menit mondar-mandir mengumpulkan keberanian Seina pun memberanikan diri mengetuk ruangan tersebut.
"Tok tok tok."
Tidak ada balasan.
Ia pun mencoba mengetuk pintu horor tersebut sekali lagi. Baru saja tangannya terangkat untuk mengetuk pintu tiba-tiba pintu tersebut di buka oleh sang pemilik ruangan.
"ASTAGFIRULLAH ALAZIM!" Seina terlonjak kaget refleks menegakkan badan.
Tampaklah muka sang pemilik ruangan dengan raut datar dan menahan kesal.
"Sangat tidak disiplin." Desis Samurey sang pemilik ruangan sambil berlalu ketempatnya semula.
Seina yang masih di depan pintu hanya bisa berdecis kecil menahan kesal. Kesalnya pun bertambah karena sang dosen kejam itu tak berniat secuil pun untuk mempersilahkan dirinya masuk.
Bimbang...
"Langsung masuk enggak,"
"Masuk enggak."
Gumamnya pelan, kakinya ikut bergerak maju mundur.
"Kalo langsung masuk, ntar di bilang gak sopan lagi." Decaknya.
Akhirnya ia pun hanya berdiri di depan pintu menunggu diperlisilahkan sang empu untuk masuk.
Samurey yang melihat Seina tak kunjung masuk pun geram.
"Kenapa gak masuk?" Geramnya dengan suara menahan amarah, di tatapnya Seina yang masih berdiri di depan pintu dengan raut tak bersahabat.
"Ehhhhh?" kejut Seina sambil berlalu menuju sang pemilik suara.
"Gilaa gak bisa seloww dikit apa."
Tanpa basa-basi Samurey mengeluarkan setempuk buku.
"Ini tugas untuk mahasiswi yang tidak disiplin dan tidak menghargai waktu." Cecarnya langsung, sambil menjatuhkan buku tersebut ke tangan Seina.
Baru saja Seina ingin membenarkan letak buku yang hampir terjatuh di tangannya.
"Rangkum semua materi kemarin, lalu jadikan makalah," cecarnya lagi. "Itu tugas untuk mahasiswi yang berani-beraninya melawan dosen dan tidak ada sopan santun."
"Tarik nafas Seina buang, ngehadapin jin macam kek gini harus sabar,"
Seina menghela nafas pasrah "Baik Pak. Maaf juga buat keterlambatan saya kemarin." Seina berucap sambil memeluk buku yang di berikan Samurey tadi.
"Untuk masalah bapak yang menanyakan sopan santun saya kemaren saya rasa tidak ada orang yang mau di cap jelek hanya dalam satu kali jumpa. Dan maaf Pak, jangan mengungkit-ungkit masalah beasiswa. Bapak tidak tau perjuangan seseorang untuk mendapatkan dan mempertahankan nya." Cecar Seina dengan suara yang diusahakan terdengar normal tanpa amarah.
Samurey melototkan mata terkejut, namun dengan cepat diubahnya ekspresi wajah. Ia kira mahasiswi nya ini akan takut atau meminta maaf dengan ikhlas karena kesalahannya dan ini malah menyalahkan dirinya. Salut atas keberanian sang mahasiswi, dan salut atas keberhasilan sang mahasiswi menyulut amarahnya. Baru kali ini ada mahasiswa yang dimarah namun bukannya takut malah memarahi balikk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid I Love You (End)
RomanceAttakia Seina Gerhaira "Jika bapak dosen cerdas dan profesional, bapak tidak mungkin langsung menjatuhkan seseorang dan menilai nya sangat buruk dalam satu kali pertemuan, tanpa meminta, bahkan mau mendengarkan alasan kesalahannya!" Samurey Anselio...