Setelah mengantarkan Si Kembar, Kiara segera melaju menuju sekolahnya. Sepeda miliknya terparkir dengan rapih seperti biasa. Namun yang membuat Kiara terperangah adalah cara anak-anak sekolahan mentapnya takjub.
Oh salah, karena ternyata mereka bukan menatap si gadis yang barusaja turun dari sepedanya. Kebingungan Kiara akhirnya terjawab saat matanya menangkap sebuah mobil yang terparkir tepat dibelakang sepedanya. Mobil itu seketika dikelilingi oleh para siswa yang penasaran dengan siapa pemiliknya. Tentu saja, melihat mobil adalah sesuatu yang langka ditemukan di kota kecil ini. Meskipun mobil itu tidak terlalu mewah, tetap saja mereka semua menatap takjub.
Namun Kiara tidak terlalu ambil pusing dengan hal itu. Merasa tidak terlalu penting, Kiara segera berlalu memasuki area sekolanya. Bahkan ia belum sempat melihat sosok pria dewasa keluar dari mobil itu diikuti oleh seorang anak laki-laki.
Semua yang ada disekitar mobil itu menatap mereka berdua seakan tengah melihat artis terkenal. Tentu saja untuk mengagumi tampang dua orang asing tersebut. Lalu keduanya berjalan beriringan diikuti dengan anak-anak tadi yang ramai mengelilingi mobil mereka.
"Uhm, permisi. Boleh tunjukkan kami arah menuju ruang kepala sekolah?"
Kiara tersentak kaget saat seseorang menepuk pundaknya. Dilihatnya, seorang pria dewasa Si Pemilik Mobil sedang berdiri di sampingnya menanyakan letak ruang kepala sekolah.
"Ah, itu. Anda bisa naik ke lantai dua menggunakan tangga diujung sana, Tuan, disebelahnya ada pintu yang merupakan ruangan yang anda cari." Ujarnya menjelaskan sambil menunjuk arah yang ia maksud.
"Baiklah. Terima kasih, nona manis." Ucap pria itu singkat disertai senyuman sopan. Berbeda dengan anak laki-laki dibelakangnya yang justru terlihat kesal.
Kiara merasa pernah melihat anak itu entah dimana. Hingga beberapa menit kemudian, Kiara masih mematung di posisinya, mencoba mengingat-ingat dimana ia pernah bertemu anak yang tadi. Beruntung teriakan Benji yang berasal dari ujung koridor segera menyadarkannya dari lamunan dan segera menggandeng tangannya menuju kelas.
°°°
"Sekian untuk kelas pagi ini. Saya harap kalian bisa mengumpulkan tugas kalian tepat pada waktunya."
"Baik. Terima kasih, Pak!" Ujar anak-anak kelas itu serempak.
Bel berbunyi menandakan satu pelajaran sudah berakhir. Para siswa segera keluar dari kelas mereka masing-masing. Ada yang ke kantin, lapangan, toilet, ada juga yang tetap menetap di kelas seperti Kiara.
Namun tidak lama, ketenangannya diusik oleh Benji yang minta untuk segera ditemani ke ruang guru.
"Tunggu sebentar. Biarkan aku merapikan meja ku dulu." Ujarnya.
Selesai dengan pekerjaannya, Kiara bergegas menghampiri Benji yang sudah menungguinya tepat didepan pintu kelas. Lalu mereka berdua segera mempercepat langkah ke tempat yang dituju guna menyelesaikan urusan Benji yang terkendala dengan nilai ulangan hariannya.
Mereka sempat melewati kelas Ochan yang sedang ramai dikerumuni oleh siswa-siswi lain. Dari tatapannya, kentara sekali bahwa Benji juga penasaran dengan apa yang terjadi didalam sana. Namun Kiara hanya mengangkat bahu saat Benji bertanya padanya.
Kiara melirik sekilas dari balik kaca jendela ruang kelas Ochan. Sudut matanya menangkap sosok anak laki-laki itu lagi dan dugaan Kiara terbukti benar saat anak itu memperkenalkan dirinya sebagai siswa baru.
Mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai ke tempat tujuan. Benji segera masuk kedalam ruang guru tidak diikuti oleh Kiara. Penyebabnya tentu saja aturan ruangan itu yang memang melarang orang tidak berkepentingan untuk masuk kedalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER SNOWMAN
Fiksi RemajaAwalnya, Kiara mengira ia hanya akan menghabiskan sisa hidupnya di panti asuhan bersama Ochan dan anak-anak lainnya. Ternyata sore itu ia tidak sengaja bertemu dengan Sean, Si Manusia Salju yang membuat Kiara terlibat terlalu jauh kedalam lika-liku...