Model?

205 38 1
                                    

“Junsu-ya, bagaimana keadaan anak itu?”

Junsu berusaha sepelan mungkin melepaskan jas almamater yang di gunakan Jaejoong agar Jaejoong tidak kepanasan, mengingat saat ini cuaca diluar cukup panas.

Junsu menggeleng. Tangannya kembali terulur memegang kening Jaejoong untuk memastikan kalau namja cantik itu tidak demam. Melihat wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang lemah juga kurus.

“Yoochuna, dia sungguh cantik.”

Junsu tersenyum manis kagum pada wajah malaikat Jaejoong yang sedang tidak sadarkan diri diatas sofa ruang tamu apartemen Yunho. Terpejam dalam damai.

Kulit putih nan halus, hidung bangir, rahang yang tegas, dan bibir merah cherry. Benar-benar sempurna dan memiliki karakter yang kuat.

Benar-benar pas dengan apa yang diinginkan Junsu dan yang lainnya.

Namja berjidat lebar yang diketahui bernama Yoochun itu mengangguk. Ia berdiri di sebelah Junsu sambil melipat kedua tangannya.

Ia tersenyum bangga, bangga akan penemuannya atas namja cantik yang kini tengah berbaring di depan mereka. Semoga dengan penemuannya ini bisa membantu kesulitan yang tengah menghampiri mereka.

Meskipun tadi ia harus kejar-kejaran dengannya.

“Pilihanku tidak salah kan?” ujar Yoochun dengan sombongnya. Kedua tangannya terlipat didepan dada, kedua alisnya naik turun.

“Pilihan apa maksudmu?” namja tampan berwajah musang keluar dari dalam kamarnya sambil menguap, ia baru saja bangun dari tidur nyenyaknya.

Bukan karena terusik oleh pembicaraan antara Junsu dan Yoochun, ia terbangun karena tenggorokannya terasa kering sehingga membuatnya terpaksa untuk bangun.

Ia menghampiri Junsu dan Yoochun yang sedang berdiam diri didekat sofa ruang tamu apartemennya setelah kembali dari dapur untuk meminum segelas air..

“Ah, Yunho-hyung. Maaf membuat tidurmu terganggu. Kami sudah menemukan model untuk kita.”

Yunho melotot ke arah Junsu dan Yoochun yang sedang tersenyum lebar sambil menunjuk sesosok malaikat yang terbaring tak jauh dari tempatnya berdiri.

***

“MODEL?”

Junsu dan Yoochun mengangguk kompak.

Sedangkan Jaejoong berusaha untuk menenangkan keterkejutannya, ia baru saja sadar dari pingsannya dan sekarang ia mendapat pernyataan sepihak kalau dia akan menjadi seorang model.

“Model pakaianku dan model untuk agensi model yang Yunho-hyung kelola lebih tepatnya.” namja imut bersuara lumba-lumba namun merdu itu tersenyum lebar dengan antusias.

“Sebelum itu, apa kau baik-baik saja? Aku khawatir sejak tadi kau terus saja mengingau menyebut-nyebut gajah. Aku pikir kau sedang sakit.”

Junsu kembali meletakkan telapak tangannya tanpa ijin ke kening Jaejoong untuk memastikan lagi kalau ia tidak sakit.

Jaejoong mengangguk pelan. “Lalu, dimana aku sekarang?” tanya Jaejoong.

Sebenarnya sejak pertama sadar tadi itu lah pertanyaan yang ingin ia ajukan namun pertanyaan Junsu yang terus menerus membuatnya ragu untuk menanyakan itu.

“Di apartemen Yunho-hyung.” Junsu menunjuk Yunho yang kini sedang duduk di sofa seberang mereka bersama Yoochun.

“Tadaima~!! Hah.. Jepang itu memang surganya makanan enak. Ah, hyung, hyung aku membawakan makanan—“

Un Autre DestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang