Unbending

149 30 5
                                    

Ini sudah hari ketiga sejak hari dimana Junsu mendatangi Jaejoong di hari yang sama saat Changmin menemuinya. Pasti namja jangkung itu yang memberitahu Junsu tempat Jaejoong bekerja paruh waktu.

Akhirnya Jaejoong memutuskan untuk datang ke apartemen mereka—lebih tepatnya apartemen Yunho. Tidak peduli kalaupun nantinya ia akan mendapatkan perlakuan tidak baik lagi dari Yunho. Jaejoong sudah membuang jauh-jauh kejadian itu.

Walaupun keberaniannya sudah terkumpul, namun keraguan tetap ada. Berkali-kali ia berniat mengurungkan kedatangannya untuk menemui Junsu.

Jujur saja kalau bukan karena Junsu yang memohon kepadanya, ia mana mau datang lagi ke sini.

Hahhh

Jaejoong berkali-kali menarik nafas dan menghembuskannya guna membuang rasa gugupnya. Bahkan bisa dibilang tingkahnya saat ini lebih mirip seorang penguntit daripada orang yang akan bertamu.

Berkali-kali hendak menekan bel, mengetuk pintu bahkan memegang knop berkali-kali pula ia tidak jadi melakukannya.

Bahkan kadang ia menempelkan telinganya ke pintu bermaksud mencuri dengar suara di dalam.

Padahal perbuatan itu sia-sia.

Akhirnya ia memutuskan untuk berjongkok sambil memeluk lututnya persis dengan kelakuan seorang anak yang pulang kemalaman dan tidak di bukakan pintu oleh sang Ibu.

Jari telunjuknya ia mainkan ke lantai tempatnya berpijak. Membuat tulisan-tulisan abstrak disana yang hanya dirinya sendiri yang dapat melihatnya. Ia bahkan sampai tidak menyadari kalau ada orang yang berjalan menujunya.

Karena merasa kakinya kesemutan akibat berjongkok terlalu lama, akhirnya ia memutuskan untuk bangkit.

Dan tepat saat ia bangkit sosok yang berjalan ke arahnya berhenti didepannya. Jaejoong tersentak pandangannya bertemu dengan orang yang telah membuatnya kesal beberapa hari ini.

Sosok laki-laki bertubuh besar bagai beruang madu namun berwajah kecil seperti alien berdiri angkuh didepannya berpakaian rapi seperti gaya pakaian Yoochun saat pertama kali mereka bertemu.

Mata musangnya yang tajam bertemu pandang dengan doe eyes bening Jaejoong. Keduanya terdiam. Terkejut sekaligus gugup karena dua orang yang pernah terlibat masalah yang belum terselesaikan itu bertemu dengan tidak sengaja dan sangat tidak di harapkan untuk saat ini.

Yunho—namja yang juga belum siap bertemu muka dengan Jaejoong itu menekan password apartemen dengan santai.

Ia tidak bermaksud untuk menghiraukan Jaejoong yang ia tahu pasti akan menemui Junsu, atau bahkan Changmin adiknya? Mengingat teman-temannya itu lah yang kenal dengan Jaejoong.

Selama Jaejoong tidak membuka suara ia pun tidak akan melakukan hal yang sama, angkuh bukan?

Tidak masalah.

Daripada ia salah berkata dan membuat Jaejoong tersinggung yang nantinya Junsu, Yoochun dan Changmin yang pasti akan menyalahkannya lagi.

Setelah bunyi password terdengar dan pintu terbuka, Yunho tanpa memberikan isyarat menarik lengan kurus Jaejoong untuk masuk ke dalam.

Jaejoong yang mendapat perlakuan itu sempat hendak protes namun melihat ekspresi Yunho yang tidak bisa di jelaskan. Akhirnya ia diam. Yang Jaejoong yakini kalau Yunho bukan orang yang seperti selama ini ia pikirkan.

Yunho laki-laki baik-baik walau dia angkuh dan jarang bicara. Dan tidak menyukainya sejak pertama kali mereka bertemu.

“Ah, Hyung sudah pulang. Bagaimana pertemuannya hyung?” tanya Junsu saat tidak sengaja matanya menangkap Yunho memasuki apartemen. Dia belum sadar bahwa dibalik tubuh besar itu ada Jaejoong yang tersembunyi.

Un Autre DestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang