Between

158 33 7
                                    

– Between Changmin, Junsu and Yoochun

Jaejoong membuka pintu ruang kerja Junsu setelah tidak ada jawaban dari Junsu ketika ia sudah mengetuk pintu itu dan memanggilnya sebanyak tiga kali.

Jaejoong pikir mungkin Junsu sedang keluar atau sedang ke toilet sebentar. Jadi ia putuskan untuk masuk saja, toh Junsu tidak akan marah padanya. Lagi pula ia juga sudah mengetuk pintunya dan tetap tidak ada jawaban dari dalam.

Namun apa yang ia lihat saat ini benar-benar membuat wajahnya merah padam. Suara merdu milik Junsu yang sering ia dengar dengan nada yang ceria kali ini terdengar berbeda. Panas dan bergetar juga lebih seksi. Ditambah dengan posisi mereka yang sangat intim dan panas.

Junsu dilihat oleh netra Jaejoong sedang berbaring di sofa dengan kaki yang terbuka lebar dengan Yoochun yang berlutut di antara kaki itu sambil mencium bibir Junsu dengan ganas. Tidak lupa sebelah tangannya yang bergerak menggerayangi dada montok Junsu yang terekspose dengan jelas. Serta sebelah tangannya lagi yang mulai menyusup ke dalam celana Junsu. Sedangkan Junsu hanya bisa mendesah sambil meremas rambut gondrong Yoochun.

“Go-gomen!”

Jaejoong membungkukkan badannya lalu kembali menutup pintu ruang kerja Junsu. Membuat dua manusia yang sedang bercumbu itu tersentak kaget lalu saling berpandangan.

Jaejoong hendak berlari namun langkahnya terhenti saat ia melihat Changmin berjalan ke arahnya.

“Kau kenapa hyung?” tanya Changmin pada Jaejoong yang terus menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yang saat ini tengah merah padam.

Terlihat oleh Changmin dari kedua telinga Jaejoong. Jaejoong masih tertunduk, ia menggeleng lalu menarik lengan Changmin mengajaknya untuk segera menjauh dari sana.

“Sebaiknya kita pergi sekarang Changmin-ah.” ajak Jaejoong.

Ia mencengkram dengan erat lengan Changmin dengan keringat dingin yang mulai keluar dari pori-pori kulitnya.

Changmin menepuk keningnya, pasti dua hyungnya itu sedang melakukan hal yang tidak-tidak dan terlihat oleh Jaejoong.

“Jaejoong-ah, ada apa?” tanya Junsu yang sekarang sudah keluar dari ruangannya dengan kondisi yang berantakan.

Kancing kemejanya terbuka setengah memperlihatkan dada montoknya yang dipenuhi dengan beberapa noda kemerahan yang masih segar.

Jaejoong hanya bisa menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Changmin. Ia sedang berdoa pada Tuhan meminta pengampunan mengenai kedua matanya yang sudah tidak polos lagi.

Changmin menggeser tubuh Jaejoong agar menjauh dari dadanya dan berpindah ke samping tubuhnya. Ia kemudian menghampiri Junsu yang masih belum sadar dengan kondisinya.

“Lain kali kalau mau melakukannya kalian harus lihat tempat dong! Aigoo mata Jaejoong-hyungku dan mataku sudah tidak polos lagi.”

Changmin menghampiri Junsu untuk mengancingkan satu persatu kemeja Junsu dan sedikit merapihkannya. Ia menepuk bahu Junsu dua kali sebagai tanda kalau ia telah selesai memperbaiki penampilan sembrawut Junsu.

“Kau kan sudah tidak polos lagi Minnie!” protes Junsu, jelas-jelas yang masih polos itu hanya Jaejoong.

Walaupun Changmin berumur dibawah Jaejoong namun dengan sifat evilnya itu membuat dia benar-benar tidak polos sama sekali.

“Sekarang sudah selesai Jaejoong-hyung,” lanjut Changmin.

Jaejoong mengangkat kepalanya.

Changmin tersenyum manis ke arah Jaejoong kemudian senyumnya berubah saat kembali beralih pada Junsu.

Un Autre DestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang