New Face New Fresh

205 40 4
                                    

Jaejoong merenggangkan otot-otot tubuhnya setelah beberapa saat yang lalu Yama-sensei keluar dari kelasnya setelah menjadi pengawas dalam tes uji coba untuk ujian kelulusan nanti.

Jaejoong mengalihkan pandangannya keluar lapangan. Menumpukan sebelah pipinya menggunakan satu tangannya, percakapannya dengan Junsu kemarin sejak tadi terus berputar-putar di dalam pikirannya.

Kalau saja ia seorang gadis tentu saja ia tidak akan menolak untuk memakai pakaian yang Junsu rancang. Semuanya benar-benar indah dan mencerminkan dirinya.

Tunggu dia kan seorang namja!

Maksudnya sangat sesuai dan tidak berlebihan untuk seseorang yang memiliki wajah secantik dirinya-coret tampan.

"Apa ada yang bernama Kim Jaejoong di kelas ini?"

Suara bernada tinggi dan khas menggema di dalam kelasnya kental dengan logat Korea yang begitu ia kenali.

Membuat tumpuan tangan yang menopang pipi Jaejoong terlepas sehingga wajahnya terjatuh dan keningnya membentur meja.

Kelasnya mendadak ramai dan riuh oleh teriakan para gadis yang menyebutkan 'tampan', 'keren', hingga 'tinggi'.

Tunggu dulu, tinggi katanya?

Sosok itu berjalan dengan perlahan menyusuri deretan bangku sambil menebar pesonanya pada beberapa gadis yang menatapnya kagum. Tanpa Jaejoong sadari kalau sosok itu sudah mengincarnya dan sekarang menuju ke arahnya.

"Ah, ternyata malaikatku sedang duduk disini," Jaejoong mengangkat kepalanya saat suara bernada tinggi itu tepat berada di depannya.

Sambil sesekali mengumpat sambil mengusap keningnya yang berdenyut.

Mulut Jaejoong terbuka dan membentuk huruf O.

Jung Changmin.

Namja yang Jaejoong tebak memiliki umur lebih tua darinya itu tersenyum manis saat mendapati tebakannya tepat sasaran.

"Changmin?"

"Aku datang untuk menjemputmu hyung,"

Changmin mengulurkan tangannya ala pangeran yang hendak mengajak sang putri berdansa. Membuat seluruh penghuni kelas tak terkecuali Jaejoong terkejut.

"HEEEEEEE??"


***


"Kita mau pergi kemana? Aku ada pelajaran tambahan setelah ini,"

Jaejoong berusaha mati-matian menyamakan langkah Changmin yang terbilang cepat, apalagi dengan kakinya yang jenjang itu.

Satu langkah Changmin jelas saja dua langkah Jaejoong yang kenyataannya lebih pendek dari Changmin. Atau salahkan Changmin yang memiliki tinggi yang kelewatan.

Tanpa melepaskan genggaman tangannya di tangan Jaejoong, Changmin menghentikan langkahnya sejenak tepat di parkiran.

Disebelah mobil sedan mewah berwarna hitam yang mengkilap karena baru selesai keluar dari bengkel poles.

"Kita akan jalan-jalan hyung~!"

Changmin membuka pintu mobil lalu mendorong Jaejoong untuk masuk ke dalamnya. Setelah memasangkan seatbelt Jaejoong, ia menutup pintunya kemudian masuk ke sisi lain mobil milik Yunho yang ia pinjam tanpa ijin.

Peduli setan kalau kenyatannya ia sama sekali belum memiliki ijin untuk mengendarai kendaraan. Asalkan ia mengemudi dengan menaati peraturan dan tidak ketahuan oleh polisi, tidak apa-apa bukan?

Un Autre DestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang