Insiden

189 34 4
                                    


“Aku hanya ragu, aku sama sekali tidak berpengalaman untuk menjadi model. Selama ini aku terlalu fokus mencari uang sehingga aku melupakan dunia yang berputar disekitarku.”

Jaejoong menghela nafasnya sebelum meminum susu vanilla pemberian Jnsu. Ia memutar-mutar gelas bening berisi cairan putih itu seperti orang yang sedang galau tingkat akut.

Changmin meletakkan roti isi kacang merahnya yang baru satu gigitan di makannya, “Keputusan Yunho-hyung itu mutlak. Lebih baik kau menurutinya saja hyung. Dan Jung itu tidak pernah salah dalam membuat keputusan.”

Kali ini perkataan Changmin disetujui oleh Junsu dengan anggukannya.

Kalau mengingat enam bulan yang lalu, saat dengan beraninya Yunho memutuskan untuk membeli perusahaan yang hampir bangkrut dengan uang tabungannya selama bekerja di perusahaan orang tuanya.

Meski Yunho tahu keputusannya itu bukan sepenuhnya keputusan yang salah. Hanya saja sedikit beresiko.

Walau awalnya ia diremehkan oleh tuan Jung Hangeng yang notabene adalah ayahnya sendiri.

Dengan berani Yunho tetap mengambil alih perusahaan kecil itu, mengubah konsep awal perusahaan yang awalnya sebuah perusahaan penerbit majalah fashion biasa menjadi perusahaan agensi model yang juga memproduksi brand pakaian sendiri yang digunakan para modelnya.

Dengan bantuan Junsu yang baru saja menyelesaikan kuliah dibidang fashionnya di Paris.

Dan Yoochun yang merupakan seorang fotografer lepas yang selama ini lebih banyak bekerja sebagai asisten fotografer handal.

Serta adiknya, Jung Changmin yang sebenarnya tidak membantu apa-apa kecuali memakan makanan yang ia lihat dan mengambil diam-diam uang Yunho yang tentu saja ia gunakan untuk membeli makanan.

Keputusan sulit dan beresiko itu Yunho ambil bukan hanya untuk menyelamatkan keluarga pemilik perusahaan sebelumnya yang terlilit hutang dan diambang kehancuran, tapi juga ia menyelamatkan karyawan-karyawan yang selama ini bergantung hidup pada perusahaan itu.

Sebenarnya perusahaan itu belum berjalan dan masih mati suri. Yunho masih bingung dengan konsep perusahaan yang ada dalam bayangannya.

Apakah perusahaan itu akan tetap menjadi perusahaan penerbit majalah fashion biasa, atau ia akan mengubah perusahaan itu menjadi perusahaan yang hanya fokus di dunia fashion dengan memproduksi pakaian sendiri dan menciptakan fashion baru.

Tentunya dengan bantuan Junsu yang merupakan designer mereka.

Atau tetap menjadikannya sebuah agensi model baru?

Atau mungkin ia akan menerima keputusan sang ayah untuk memberikan perusahaan itu untuk ia kelola?

Sebenarnya ada satu hal yang paling mengganjal dalam pikirannya dan tujuannya datang ke Jepang dan memutuskan untuk tinggal disana satu bulan terakhir.

Dia.. Ah lebih tepatnya Yunho memiliki tujuan rahasia tersendiri yang tidak dapat ia ungkapkan.

Sedangkan bersamaan dengan itu mereka mencari model yang paling tepat untuk di jadikan brand ambassadornya.

Gila memang idenya, mereka mencari model secara acak di pinggir jalan meniru cara perusahaan yang memproduksi film dewasa.

Kenapa tidak memakai model professional saja? atau melakukan audisi terbuka untuk merekrut model-modelnya? bukan, alasannya bukan karna mereka tidak mampu membayar model dan mengadakan audisi tersebut.

Mereka hanya percaya pada satu keyakinan bahwa mutiara yang indah walaupun tertutupi oleh lumpur setebal apapun tetaplah mutiara.

Kita tidak pernah tahu, mungkin saja ada orang biasa yang ternyata istimewa.

Un Autre DestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang