[5.2]

65 23 109
                                    


Haaii gengsss! Aku balik lagi:)

Doble up yaa? Bukan sih. Cuma mau meneruskan part sebelumnya aja.

Happy reading❤

***

Saat ini Dara dan Binca sedang berada di parkiran sekolah, tepatnya di parkiran sepeda. Bel sekolah sudah berbunyi tiga puluh menit yang lalu. Namun keduanya itu masih mencari yessi. Dara sedari tadi sudah mondar-mandir namun tak kunjung ketemu.

"Kenapa gak tanya Pak Soleh ajasih?" ucap Binca tiba-tiba

Perlahan Dara pun berhenti bergerak lalu mendekati Binca, "Tumben lo pinter." sahut Dara dengan muka yang masih tak percaya.

"Gue emang pinter woii." bela Binca

"Ngapa gak daritadi huuee." kesal Dara, sudah tiga puluh menit mereka disini dan Binca baru memberi jalan keluar? Oh siapa bodoh disini?

"Abisnya lo bikin gue bingung." keluh Binca, karna sedari tadi Dara memang membuatnya bingung dengan terus mondar-mandir di hadapannya

"Ayooo ah keburu raib yessi gue." ajak Dara seraya menarik pergelangan tangan Binca

Singkat saja mereka berjalan, karna Dara benar-benar sudah tidak sabar ingin ketemu yessi-nya. Saat sampai di depan rumah Pak Soleh, yang merupakan penjaga sekolah itu. Dara pun langsung mrngetuk pintu cukup kuat.

"Assalamualaikum pak!" teriak Dara

"Woi santai, lo mau nagih utang?"

"Gue gak tenang, Bin. Ntar kalo sepeda gue raib gimana coba."

"Sshttt jan keras-keras ogeb."

"Assalamualaikum, permisi pak." panggil Binca lebih sopan

"Waalaikumsalam." sahut Pak Soleh dari dalam rumah, yang langsung membuka pintu. "Ada apa?" tanyanya

"A-nu pak, it-u." jawab Binca terbata

"Kok malah lo yang jawab sih." bisik Dara memelan

"Hehehee reflek maaf." bisik Binca tak kalah pelan

"Ada apa?" tanya Pak Soleh lagi kali ini dengan nada cukup tinggi

Membuat keduanya tersentak. "Maaf pak, Dara mau tanya. Apa bapak tau sepeda kuning ini?" tanya Dara seraya menunjukkan gambar yessi di layar ponselnya.

"Ohh sepeda ini, memang bapak yang nyimpen. Soalnya kemarin lusa, ditinggal gitu aja sama pemiliknya di parkiran." jelas Pak Soleh

"Alhamdulillah." ucap Dara dan Binca bersamaan

"Jadi, itu sepeda kamu?" tanyanya lagi

"Iya pak, itu punya Dara." jawab Dara sopan

"Yaudah bapak ambil dulu." yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Dara

"Untung aja tuh bapak baik yaa, Bin." ucap Dara saat Pak Soleh sudah masuk kedalam rumahnya

"Iya, tapi kok gue mikirnya lain yaa."

"Mikir paan?"

"Itu bukan inisiatif Pak Soleh buat nyimpen sepeda lo."

"Jadi?"

Belum sempat Binca menjawab pertanyaan Dara, Pak Soleh sudah datang sambil menuntun si yessi.

"Huaaaa yessi." teriak Dara senang sembari mengambil alih dari tangan Pak Soleh.

Masih dengan memegang yessi ia pun berterima kasih kepada Pak Soleh. "Makasih ya Pak, Makasih banyak."

"Iya sama-sama, lagian ini juga tugas Bapak." yang langsung dibalas anggukan oleh keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PHILOPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang