"Mungkin di hari ini kamu bahagia. Tapi siapa yang tau rencana Tuhan? Boleh jadi, besok atau lusa kamu akan merasakan apa itu penderitaan."Pagi ini matahari bersinar terik, membuat semua orang enggan berlama-lama diluar ruangan. Semua mempercepat langkah dan laju kendaraan, berbeda dengan seorang gadis itu. Ia seakan tak peduli akan teriknya matahari pagi ini. Karena baginya semakin bersinar maka semakin semangat pula tenaga nya untuk mengayuh sepeda kuningnya.
Dia adalah Adara Hanum Avicenna, Gadis yang kerap disapa Dara itu adalah anak bungsu dari pasangan Aviendra Mark Jhones dan Falenna Elvareth. Selain Dara, kedua pasangan itu mempunyai anak sulung yang bernama Alvionel Dhie Avicenno. Yang kerap dipanggil Vion.
Dara, gadis 16 tahun yang tengah mengayuh sepeda itupun sampai di pelataran SMA Cendrawasih. Seperti biasa, ia langsung memilih tempat favorit untuk sepeda kuningnya.
"Daraa..." teriak seseorang dari kejauhan. Ia pun lantas menoleh ke arah datangnya suara. Sunggingan senyum jahil tercipta jelas di bibir Dara.
"Selamat pagi tuan putri" ucap Dara dengan nada yang dibuat-buat.
Helaan nafas keluar dari mulut gadis itu yang disapa putri itu. "Lo bisa gak, gak usah pake panggilan itu?" ujarnya malas
"Tidak bisa tuan putri, karena anda adalah putri tidur baginda raj- "
"Udah, gak perlu dilanjutin!" potongnya
"Hehehe ampun tuan putri. Mari kita ke kelas, tuan putri". Ucapnya lagi sambil menarik tangan sahabatnya itu.
Dengan kesal, Binca menghempaskan tangan Dara dan berjalan cepat meninggalkan Dara.Lain dengan Dara yang tengah tertawa melihat ulahnya pagi ini. Baru beberapa detik tertawa, langsung ia teringat sesuatu. Segera ia menyusul sahabatnya takut-takut jika tidak diberikan jatah contekan.
Binca Qwen Zhaira, satu-satunya sahabat Dara. Binca panggilannya, namun terkadang jika Dara sedang kumat ia akan memanggil 'putri', 'tuan putri', 'putri tidur' dan masih banyak lagi. Satu yang harus diketahui, Binca membenci panggilan itu. Karena itu semua hanya mengingatkan pada mantan kekasihnya dulu.
Sesampainya di kelas Dara dengan jitu membujuk Binca yang akhirnya luluh karena sogokan es krim. Dara pun bersorak ria di dalam hati, sangat mudah sekali batinya.
***
Kriinggg kringg kringgGuru pelajaran Matematika itu masuk kedalam kelas, dan tak lama semuanya kembali khusyuk memperhatikan guru tersebut. Namun tidak untuk Dara, ia sudah terlelap dengan buku yang menutupi kepalanya. Binca yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepala.
Tiba-tiba....
BRAKKK!!!
"SIAPA ITU YANG TIDUR?!" tanya Pak Abdul dengan intonasi tinggi.
Binca dengan panik berusaha membangunkan Dara namun ia tak kunjung bangun. Dengan sekali hentakan Pak Abdul melempar buku yang menutupi kepala Dara. Tampaklah Dara yang tengah bermimpi.
"ADARA HANUM AVICCENA!!!! KAMU DENGAR SAYA, TIDAK?!" ujarnya meninggi
"Emmhhh apasih Bin, gak usah ganggu! Nanggung gue bentar lagi jadi ratu nih" ucap Dara tanpa membuka mata.
Mampus ,bahaya nih singa udah mulai ganas batin Binca
BRAAAKKK!!!
"ADARA HANUM AVICENNA!!! BANGUN DAN KELUAR DARI KELAS SEKARANG JUGA!!" teriaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILOPHOBIA
Teen FictionIni bukanlah cerita cinta diam-diam, bukan kisah cinta romantis, bukan pula soal cinta beda agama. Tapi ini adalah sebuah cerita perjalanan hidup seorang Adara Hanum Aviccenna. Yang terus berlari menghindari masa lalu yang mengusik jiwa. Tak tau hen...