7. Tegas

597 141 119
                                    

"Eh, Lin tumben sendirian. Majikan nya kemana?"

Lino yang disebut begitu nyinyir, rasa ingin menyantet Cindy semakin menaik. Gara gara cewek itu yang lain ikut ikutan memanggil dia babunya Cindy.

(kenyataan)

"Dia sakit, kemarin nyungsep ke selokan." Balas Lino sembari menyalakan motornya.

Kemarin, sepulang dari cafe hujan deras mengguyur sebagian wilayah Bandung. Membuat motor Scoopy Lino oleng dan berakhir masuk ke selokan. Lino ikutan jatoh kok, tapi tak sampe sakit kayak Cindy. Dasarnya saja cewek itu lebay.

"Ohh pantesan lo kelihatan madesu gitu, masa depannya gak ada HAHAHAHA." Kata Angkasa si anak sebelah itu remeh.

Lino mencibir, "iya gue galau, Cindy ngutang dikantin jadinya gue yang bayar."

.

.

"Gathan bujuk Cindy buat makan ya, dia kekeuh gak mau. Malah ngambek,"  kata Jessi, mamanya Cindy yang paling banyak menyumbangkan gen ke wajah Cindy.

"Padahal gak usah dibujuk Ma, nanti kalo lapar juga ngambil sendiri ke bawah." Sahut Lino membawa nampan yang isinya makanan buat Cindy.

Lino itu memang di panggilnya Gathan, tapi karena Cindy yang sering banget manggil Vallino itu, Lino, jadinya keterusan Lino.

Lino masuk ke dalam kamar Cindy tanpa embel embel mengetuk dulu, menyimpan nampan di meja lalu memandangi Cindy tanpa ekspresi.

Tanpa babibu menarik selimut cewek yang katanya sakit itu, bikin sang empu meringis merasa kakinya kedinginan. Langsung menoleh, melotot tak terima pada Lino.

"IH NGAPAIN SIH NARIK NARIK, DINGIN TAU!" Cindy mendelik, apalagi saat melihat ada nampan di mejanya.

"Makan dulu, katanya sakit, tapi teriak teriak." Kata Lino, Cindy mengejek, bibirnya mengikuti gerak bibir Lino.

Cowok dengan nama beken babu itu duduk di pinggir ranjang, mengambil piring di meja. Niatnya menyuapi sang majikan, tapi Cindy malah menoleh berbalik arah saat sendok disodorkan.

"Gue gak mau makan itu, gak mau!!" cetus Cindy membuat Lino menarik nafas kesal.

"Gak mau apaan sih? buruan anjim pegel."

Cindy menggeleng, "gak mau! masa orang sakit dikasih makan kentang balado sih? mana ada petenya lagi!"

"Ya terus makan apaan?!"

"Ya bubur gitu, gue kan sakit!"

"Sejak kapan bubur jadi patokan makanannya orang sakit? giliran di kasih bubur nanti lo gak mau, alasannya hambar!"

"Ya tapi kan—"

Sumpah, bisa bisa tensi darah Lino bertambah naik. Cowok itu memaksa menyuapi sesendok nasi ditemani kentang dadu kemulut Cindy. Berhasil, dan Cindy melotot.

"Apa!?" kata Lino sewot, Cindy hendak protes jadi menciut, mengunyah pelan.

"Diluar banyak yang gak bisa makan ya, lo harusnya bersyukur masih bisa makan walau sakit begini." Lino menatap Cindy, yang ditatap menunduk.

Cindy tak bisa kalau Lino sudah seperti Yth. Pak Andy, ayahnya Cindy. Hobinya menceramahi sembari membawa bawa orang lain, 'kan Cindy jadi baper sampai ulu hati.

"Cindy Audya yang gue kenal gak begini, udah dewasa juga."

"Makan, mama udah cape cape masak malah gak dihargain."

"Iya maaf, khilaf." Cicit Cindy semakin menunduk.

Lino menarik kepala Cindy, menaruh pelipisnya di dada. Mengusak pelan membuat Cindy perlahan menangis.

"Dih malah nangis, awas ya kalo beler kena baju. Musuhan kita," kata Lino spontan meringis saat dadanya dipukuli, tsk sakit sih hanya cari perhatian saja jadi meringis.

"Lo nya kek ayah gue!"

"Hah? lo itu memang harus dikasih tau biar gak goblok goblok banget!" sahut Lino emosi, lagian Cindy lagi sakit bukannya lesu malah mengajak bergelut mulu.

"Iya, maaf gue goblok."

"Makan lagi, sampe habis jangan disisain biar cepet sembuh. Nanti bisa gue bully lagi," katanya Lino tersenyum simpul, padahal Lino sendiri yang suka di bully bukan Cindy. Cindy mau marah malah jadi ikutan senyum, lebih tepatnya ngakak tapi dalam hati saja.

"Suapin lagi."

"Ngih, ndoro."

—————————————— – – – – - - - - - -

"Gue tau tipe ke tujuh apaan." Lino senyum kecil.

"Yang tegas, kan. Yang bisa ngasih tau lo mana yang bener mana yang salah."

Cindy tersenyum tipis.

"Kalo gitu, lo nyari pacar yang gak ada dong, Dy."

"Kenapa?"

"Pacaran aja udah salah anjir, sok sokan ngasih tau mana yang bener mana yang salah."

"..."

—————————————— – – – – - - - - - -

ideal type' -leeknow [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang