2. Ganteng, bisa bawa motor!

801 170 130
                                    


"Woi! Cindy! mau ikut ke rumahnya Yuni gak?"

Cindy yang sudah bersiap menaiki motor menoleh, kelihatan antusias. "Enggak."

Lino maki maki dalam hati.

"Yeuu si kampret," balas Soraya mendengus. Menresleting tasnya yang ternyata tadi belum sempat ke sleting.

"Mau ngapain ke rumah si Yuni emang? kayak gak punya rumah aja." Kata Cindy julid, membuat Lino di depannya mengerakkan mulut, mengejek.

Apaan apaan gitu kan.

Padahal kelakuan Cindy juga persis orang gak punya rumah, suka menyelonong masuk ke rumah orang.

"Muk ngerjain tugas plh, banyak banget jabingan." Sahut Sakura yang dulu ngakunya bukan istrinya Sasuke itu.

"Halah paling ujung ujungnya nyeblak," cetus Cindy.

"WEHH ANJRIT!" pekik Cindy refleks menepuk bahu Lino keras saat Lino tiba tiba menancap gas sesaat, lalu mengerem motornya tanpa dosa. Helmnya Cindy jadi beradu dengan helmnya Lino.

"GUE TUH LAGI NGOMONG! GAK USAH NGAJAK BAKU HANTAM DEH!"

Soraya berdehem lalu berteriak pamit, membuat Cindy menoleh lalu melambaikan tangan pada Soraya dan Sakura yang pakai sweater senada itu, sudah persis teteh teteh SMA yang sering masuk ruang konseling.

Ya mereka memang anak SMA sih.

"Nah, sekarang maju, berangkaaaat."

Sekedar memberi tau, sepanjang perjalanan, Lino tersiksa batinya. Cindy banyak banget mengoceh hal yang sama sekali tak ada faedahnya, tak jelas kayak hidupnya itu.

Sekali sekali Cindy menunjuk burung di atas langit, bilang ke Lino katanya burung burung itu mau pergi buat menyampaikan pesan ke desa Konoha. Ditugaskan Doraemon untuk menyampaikan surat cintanya Mail ke Shizuka.

Seabsurd itu otaknya.

Atau gak cewek itu menunjuk aspal yang bolong, bilang ke Lino kalau si aspal punya beban yang sulit dikatakan, intinya berat dan harus mendapatkan pertolongan pertama.

Terus menunjuk warung yang berjajar di trotoar, katanya mereka menunggu Cindy jadi presiden agar bisa mendapat tempat yang layak. Tak sembarangan berjualan di trotoar karena tak punya dana untuk menyewa tempat.

"Ya ya ya, mending lanjut yang kemarin. Tipe ideal lo yang kedua apaan?" celetuk Lino, Cindy jadi diam.

"Ngapain ngomongin tipe tipean sih, lo ngebet gue yaa? tipe ideal gue susah Lin. Harus kayak Jaehyun sunbae." Sahut Cindy membenarkan kaca helmnya yang jatuh menutupi wajahnya.

Lino mencibir, sempat tersentak sesaat. "Saha lagi Jaehyun sunbae?"

"Ada lah, drakor."

"Yeu si Kipli, mana gue tau."

Cindy mengetuk helm Lino keras, meringis merasa sakit sendiri. "Ya dia nya juga gak tau lo, kali."

Cindy menjulurkan lidahnya saat Lino melirik Cindy dari kaca spion sebelah kanan.

"Tipe ideal gue yang kedua itu ya Lin, harus ganteng, good looking lah. Nanti kasian kalo kondangan, dia di nyinyirin netijen. Guenya cantik ehhh dianya ehehe." Celetuk Cindy, menaruh dagunya dibahu Lino.

"Survei mengatakan orang yang suka muji diri sendiri itu biasanya gak pernah dipuji orang lain loh, Dy." Beo Lino langsung meringis kena cubitan dipaha.

Cowok ini tak sadar diri acap kali memuji diri sendirinya ganteng padahal.

"Gue mau cowok yang bisa bawa motor." Cetus Cindy.

"Berat dong teh, dibawa bawa."

"Bisa ngendarain maksudnya gue Bambang."

"Curiga, ganteng plus bisa ngendarain motor maksudnya lo gue ya?" katanya Lino pede.

"Uhh maunya!"

Lino berbelok ke pom bensin, menunggu giliran sesaat. Lalu saat mas mas pom bensin hendak mengisi bensin motornya Lino, tiba tiba Cindy turun. Membuat Lino dan mas masnya mengernyit.

"Heh lo ngapain turun?"

Cindy melongo, "lah iya, anjir."

Cindy lupa hari ini Lino pakai motor gede yang Cindy bilangnya motor hamil di depan, Cindy merasa bego banget turun dari motor.

Cewek itu senyum senyum sendiri, lari ke ujung jalan keluar pom saat motor hamil punya Lino lagi diisi bensin. Menutupi wajah malu.

Beneran.

Cindy malu banget ini.

"Lin, tipe kedua harus diralat. Motornya gak boleh motor hamil harus Scoopy, biar uwu tidak membuat malu umat kayak tadi."

Lino mendengus, "Dy, jujur aja lo pasti selama tujuhbelas tahun hidup bareng gue gak tahu kalo gue ini manusia tampan yang punya stuphobia?" katanya Lino begitu Cindy naik ke motornya lagi.

"Paan tuh stuphobia."

"Stupid phobia, artinya gue alergi lo Dy."

"Anying."

ideal type' -leeknow [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang