"ASSALAMUALAIKUM WAALAIKUMSALAM."
Cindy menyelonong masuk kedalam rumah Lino setelah membuka pintu, langsung menghamburkan diri ke sofa. Melirik kecil saat Lino keluar dari kamarnya, cowok itu sibuk menggaruk rambut dan perutnya, baru bangun tidur.
"Ngapain lo kemari."
"Gue laper," kata Cindy memainkan kedua alisnya.
"Sama, gue juga laper." Sahut Lino menggeser kaki Cindy, ikut duduk menyender pada sofa.
"Ah lo mah, ambilin dong Lin, mager gue." Titah Cindy, meraih remote tv di meja. Menyalakan saluran tv swasta yang sedang menayangkan si botak kembar.
"Ambilin apaan."
"Makan."
"Gak ada yang masak."
Cindy mendecak, "emak lo kemana?"
"Senam bareng emak lo, perginya gak masak dulu." Sahut Lino gemas dengan rambut Cindy, memainkan nya tak jelas. (Re: dijambak) Kebiasaannya dari dulu, gatal saat melihat rambut orang lain.
"Ya udah lo masak sana, gue tungguin." Cindy tanpa permisi mendorong bahu Lino, tapi Cindy meringis sendiri, lupa rambutnya dipegang Lino jadinya tertarik.
"Tsk, apa apaan lo anjir, yang sopan dong sama tuan rumah." Kata Lino menepuk dahi Cindy.
"Ya tamu lebih diprioritaskan lah, masa tuan rumah gak ada sopan santunnya sama tamu." Protes Cindy balik menepuk dahinya Lino lebih keras.
"Tamu darimana orang lo main dateng kek maling."
"Nyenyenyenye."
Cindy menarik lengan Lino, cowok itu terpaksa berdiri. Bahunya didorong paksa Cindy berjalan ke dapur. Cewek itu bahkan bikin karpet diruang tengah jadi bergelombang persis rambutnya mbak Anggun di iklan pentin saking susahnya mendorong Lino.
"Ihhh ngalah dong jabingan!" beo Cindy akhirnya menarik rambut Lino sampai Lino terpaksa mengikuti Cindy sembari jejeritan kecil.
"Nah, lo masak gue jadi asisten." Kata Cindy, "gue bantuin doa aja biar halal," sambungnya.
Lino menggaruk tengkuknya, membuka kulkas yang isinya hanya ada telur bareng cs nya. Lanjut membuka rak kayu disamping kulkas.
"Aduh chef Vallino bingung nih, mending masak ayam geprek, iga penyet, kari ayam atau soto ya?" cicit Lino bertingkah, bergaya seakan sedang berpikir keras padahal cowok ini tak ada otak.
"Gue bikin ayam geprek, lo bikin telur dadar sana."
Cindy menurut walau sempat protes, mengambil dua butir telur dikulkas dan susu fullcream. Tak tahu akarnya darimana, tapi sedari kecil kalau membuat telur dadar selalu pakai mayonaise atau enggak ya susu fullcream. Maklum juga sih, keduanya alien.
"IH MUNCRAT KENA MUKA GUA!!!"
Yang namanya Cindy Audya, tak pernah bisa anteng. Cewek itu heboh begitu cangkang telurnya masuk ke mangkuk, susu fullcream nya tumpah kena baju, apalagi saat mengocok telur menyiprat ke wajah.
Cindy membalik telurnya dari teflon, cewek ini mengernyit, melongo saat melihat Lino yang diam di depan kompor menunggu air mendidih.
"Heh, apa apaan itu anjim kok malah ngeluarin mie, ayamnya mana?" tanya Cindy begitu Lino mengambil dua bungkus bandungmie dari rak, membuka sesaat lalu memasukkan ke dalam panci air mendidih.
"Apa salahnya?"
"Katanya mau masak ayam geprek," timpal Cindy.
Lino menatap Cindy, menarik diri. "Ya emang ayam gemprek, tapi dalam bentuk mie." Balas Lino sambil mengaduk mie dipanci.
"Sialan lo, emang jago banget kalo bikin gue ngarep." Cibir Cindy, wajahnya berubah mengeruh.
"Berharap apa sih kamu dari pangeran ganteng kayak aku ini?" kata Lino mencolek dagu Cindy.
"Berharap lo mati sono brengsek."
"Nanti kamu rindu aku lagi, kan repot."
Lino mematikan api kompor, mengangkat pancinya ke tempat cuci piring hendak membuang airnya. Cowok kelahiran sembilandelapan itu dengan penuh perasaan orang kerasukan membuang airnya sampai semua isi dipanci masuk ke saluran pembuangan.
Lino diem.
Cindy yang megang serokan diem.
Cicak yang notonin dua orang bego ditembok diem.
Cindy menarik nafas dalam,
"BANGSSAAAAAAAAAAAAAT."
--------------- - - - - - - - -
"Tipe ideal yang ketiga apaan?"
"Cowok yang bisa masak ayam geprek, iga penyet, kari ayam, soto, tapi bukan dalam bentuk mie,"
"-sama kalo lagi nirisin mie, gak masuk saluran pembuangan."
- - - - - - - ----------------
//apdet maljum biar romantis ಥ_ಥ 🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
ideal type' -leeknow [✓]
Fanfiction"Jangan mentang mentang lo mirip hewan tipe ideal lo jadi gak manusiawi ya." Vallino agathan tiba tiba nyeletuk, "tipe ideal lo yang kayak gimana?" dan mulai saat itu, selama sepuluh hari kedepan, Cindy memberi tau tipe tipe idealnya. Tapi kok, jato...