Chapter Seventeen

166 26 9
                                    

"Kau tahu apa yang kau lakukan?"

Toru tidak menjawab pertanyaan pria dewasa di hadapannya. Bukan berarti ia tidak bisa menjawab, tetapi ia tidak ingin membuat keadaan tambah runyam karena jawabannya yang bisa saja sarkas sekali.

"Kau sadar akan dirimu? Kau hanya anak rock yang bisanya membuat kerusuhan, minum-minum, tatoan, dan memiliki banyak wanita simpanan. Kau tak pantas dengan anakku."

Toru mengepalkan tangannya kuat-kuat lalu menggebrak meja.

Brak!

"Anda tidak bisa berucap sembarangan. Saya memang anak rock, itu pekerjaan saya dan saya menyukainya. Kami sama sekali tidak membuat kerusuhan. Asal Anda tahu, saya tidak memiliki tato sama sekali di tubuh saya. Selain itu, saya tidak memiliki wanita simpanan. Bahkan satu pun. Saya minum jika saya lelah. Anda tidak berhak berujar seperti itu tanpa ada bukti. Dan lagi, bukan saya yang mengejar anak Anda, tetapi anak Anda dengan otak liciknya itu yang menjebak saya!"

Toru mendapat tatapan tidak terima dari lawan bicaranya, yang tidak lain tidak bukan adalah ayah dari Ayaka.

"Tidak mungkin anak saya seperti itu!"

Toru berdecih. "Harusnya Anda lebih mengenalnya. Anda bahkan tidak tahu bukan jika Ayaka pernah tidur dengan pemilik bar di Kabukicho?"

Pemilik marga Hironaka itu pun membulatkan matanya tak percaya. Ia terdiam beberapa saat untuk mencerna ucapan Toru yang begitu menusuk. Seperti panah yang berbalik padanya.

"Kusarankan, jangan ikut campur urusanku lagi. Aku bisa melakukan lebih dari ini, asal kau tahu saja. Dan lagi, orientasi seksualku itu bukan urusanmu ataupun siapapun. Aku ingin bahagia, maka aku akan berusaha untuk mendapatkannya. Tidak dengan cara menghancurkan orang lain untuk keegoisan seperti yang dilakukan oleh anakmu."

Toru lebih memilih pergi dari sana setelah meletakkan dua lembar uang sepuluh ribu yen. Ia segera mengendarai mobilnya menjauh dari restoran itu.

"Shit!"

Toru memukul stir mobil.

Semua ini terjadi karena Ayaka. Setelah ia membuat wanita itu tidak bekerja sementara, ayahnya langsung mengajaknya bertemu dan mengatakan ingin melaporkannya atas dasar tuduhan meniduri anaknya. Sudah jelas-jelas anaknya yang seperti ular. Benar-benar, anak dan orang tua sama saja.

Drrtt drrtt

Toru mengambil ponsel di saku celananya dengan tangan kirinya. Namun ponselnya terjatuh. Dengan masih berusaha untuk tetap melihat jalan dan mengendarai, dengan sebelah tangan ia juga berusaha mengambil ponsel. Saat tangannya merasakan benda itu, ia melihat letaknya dan mengambilnya.

BRAK

Kemudian semuanya gelap.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be continue
.

[Mohon maaf apabila ada kesalahan eja, kepenulisan, dan kesalahan lainnya. Kritik dan saran sangat dinantikan. Terima kasih untuk kalian yang telah membaca cerita ini. Semoga kalian suka.]

zulaikhaputri
4 Oktober 2020

The Love We've Made [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang