Chapter Ten

337 39 9
                                    

[Masih Flashback dan masih ++]

"Tomo-kun, semua orang sudah di ruang makan?"

Tomoya berpikir sejenak. "Hmm ... aku pikir belum semua. Sepertinya Mori-chan dan Toru-san belum di sana."

Ryota berdecak. "Aish, mereka benar-benar. Sudah waktunya sarapan, tapi pasti mereka masih tidur."

Tomoya mengangguk. "Mungkin mereka masih merasa pening akibat mabuk semalam. Kau tahu kan, mereka yang paling banyak minum. Oh, aku ralat! Toru-san yang banyak minum. Sepertinya Mori-chan kelelahan. Kau tahu sendiri, ia perlu banyak istirahat untuk menjaga tubuhnya."

Ryota mengangguk setuju.

"Ah, kau ingin membangunkan mereka bersamaku?" celetuknya saat ide itu terlintas di otaknya.

"Tentu saja! Mari kita merusuhi mereka!"

Di menit berikutnya, Ryota dan Tomoya sudah berdiri di depan kamar Toru dan Taka sambil mengetuk pintu berkali-kali.

"Toru-saaan!!"

"Moriii-chaan!!"

"Toru-san!"

"Mori-chan!"

"Apa mereka selelah itu sampai tidak mendengar kita?" Ryota terheran.

Tomoya menganggukkan kepalanya. "Kurasa begitu. Ayo kita teriak lebih keras!"

"TORU-SAN!"

"MORI-CHAN!"

"LEADER-SAMA!!!"

"TORU-SAMA!!!"

"MORIII! ADA GEMPA!!"

"IYA MORI, CEPAT KELUAR! GEMPA DATANG!"

Krik krik

Tidak ada jawaban sama sekali. Tomoya dan Ryota saling pandang. Harus dengan cara apalagi mereka membangunkan kedua orang itu? Padahal kedua orang itu langsung ke kamar setelah sampai di hotel.

"Apa kita buka saja pintunya?" ucap Tomoya yang langsung mendapat jitakan dari Ryota.

"Dikunci!" katanya.

Tomoya mengelus-elus kepalanya. Ia tidak mengindahkan ucapan Ryota dan lebih memilih mencoba apa yang dikatakan pikirannya.

Ceklek

Tomoya melirik Ryota dengan wajah sombongnya. "Tidak dikunci, kan? Tidak ada salahnya kita mencoba."

"Kau pintar juga, Tomo-kun."

Mereka pun membuka pintu itu lebar-lebar dan melangkahkan kaki ke dalam yang didahului oleh Tomoya. Melihat ranjang yang paling dekat dengan pintu masih tertutupi selimut, mereka berdua segera mendekati sambil tertawa.

"Tuh kan, apa kubilang! Pasti mereka masih tidur!" Ryota bersiap menyibakkan selimut ranjang itu. "Lihat ya, pasti di sini ada Mori-chan yang sedang tidur mengorok dengan boxernya."

Tomoya hanya melihat Ryota yang akan melakukan aksinya.

Ryota menghitung. "Satu ... Dua ... Tiga!"

Ryota dan Tomoya terdiam. Mereka tidak menemukan tubuh Taka yang terbaring dengan boxernya. Mereka malah menemukan bantal yang ditata secara vertikal hingga membuat mereka tertipu jika dibaliknya ada orang.

Ryota berdecak. "Parah sekali mereka, menipu kita dengan bantal!"

Tomoya tampak berpikir. "Di mana mereka sekarang? Apakah sedang berenang?"

Ryota sudah malas. "Mana kutahu! Mereka benar-benar, ya."

Sebelum Ryota membalikkan badannya, Tomoya berkata, "Ataukah mereka ada dibalik selimut ranjang itu?"

The Love We've Made [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang