Chapter Nine

302 38 4
                                    

「Note: di sini menceritakan kejadian yang dimention Toru di Chapter 7. Part ini lebih intens dari part-part sebelumnya (++).」

°°°

[Flashback]

Guadalajara, Meksiko, 29 Juli 2019.

Mereka--ONE OK ROCK--pada 27 Juli lalu baru menyelesaikan konser terakhir mereka di C3 Stage, Guadalajara, dalam rangkaian Eye Of The Storm World Tour - 2019 US & Mexico.

Pada hari ini, mereka masih di tempat yang sama, Guadalajara. Seperti biasa, setiap selesai menjalani rangkaian tur, mereka merayakannya dengan minum bersama, kali ini di sebuah bar bernama Riff Pub Rock Bar.

Waktu telah menunjukkan hampir tengah malam. Semua member dan staff seperti tidak ada lelahnya. Mereka bersulang terus-menerus dan membicarakan berbagai topik. Mulai dari evaluasi konser mereka hingga cerita tentang proses pembuatan lagu mereka dengan Ed Sheeran saat di Thailand.

Di sudut ruangan, Toru nampak terus-menerus meminum minuman keras itu sambil sesekali menanggapi obrolan orang-orang di sekitarnya. Ia tertawa kecil, setelahnya meminum minuman itu lagi. Taka yang sedari tadi duduk agak jauh dari Toru memperhatikan cowok itu terus. Ia pun menanggapi obrolan orang-orang di sekitarnya, tetapi matanya tak lepas memperhatikan orang yang kini tampak memiliki pikiran yang ingin disampaikan.

"Aku ingin ke toilet sebentar."

Toru berdiri setelah teman-temannya mengiyakan ucapannya. Ia menggelengkan kepalanya dan mengedipkan mata beberapa kali sebelum benar-benar jalan ke toilet. Jalannya agak sempoyongan dan sempat menabrak meja. Untung saja tidak ada orang asing selain para member dan staffnya--selain bartender dan pegawainya juga--karena tempatnya telah dipesan secara pribadi untuk melakukan perayaan mereka.

Tangannya bergerak memutar keran agar ia bisa membasuh wajahnya. Berkali-kali ia membasuh wajahnya hingga ia merasa dapat bertahan hingga sampai di hotel dan segera tidur selepasnya. Namun tiba-tiba ia merasa ingin buang air kecil. Maka ia buru-buru ke bilik toilet. Setelah selesai dan merasa lega, ia keluar.

"Toru-san, kau tidak apa-apa?"

"Astaga!"

Toru terkejut begitu melihat Taka di hadapannya. Segera setelah menghilangkan rasa kagetnya, ia berjalan hendak melewati orang itu. Namun tangannya dicekal, membuatnya menoleh dengan wajah masam.

"Apa, sih?"

"Kau kenapa, Toru-san?" Taka bertanya baik-baik.

Toru berdecak, lalu melepaskan tangannya dari cekalan Taka.

"Kau pikir saja sendiri!"

Hampir saja Toru berhasil kabur dari sana kalau saja Taka tidak menarik bajunya dari belakang dengan cukup kuat sehingga membuatnya hampir terjungkal. Dengan kesal, ia pun membalikkan badan dan melampiaskan emosinya.

"Ada apa, sih?!"

"Katakan padaku, apa yang ada di pikiranmu!"

Taka juga sudah tidak bisa menahannya. Sedari tadi ia menahan untuk tidak melakukan itu, tetapi akhirnya ia melakukannya. Sikap Toru belakangan begitu mengganggu pikirannya.

Melihat Taka begitu, Toru diam sejenak. Ia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Apa pedulimu pada apa yang ada di pikiranku?"

Toru mengatakannya dengan pelan, tapi begitu menusuk untuk Taka.

"Apa kau pikir aku tidak memikirkanmu? Aku selalu memikirkan tentangmu!"

The Love We've Made [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang