Chapter Twenty [Last]

303 27 14
                                    

「Perhatian : untuk baca chapter ini, dipastikan sudah baca atau ingat chapter 7, ya. Karena chapter ini berhubungan dengan chapter 7. And... This is the last chapter. Enjoy!」

◇◇◇

Tokyo, kediaman Toru.
5 April 2020

"Toru, tolong letakkan di sana!"

Toru mengikuti arah telunjuk Taka. "Baik." Toru meletakkan kursi di tempat yang Taka maksud.

Saat ini, mereka sedang mempersiapkan kejutan untuk para penggemar. Mereka akan mengadakan live Instagram!

Setelah selesai, Taka keluar dari studio Toru yang ukurannya tidak terlalu luas itu dan duduk di sofa, lalu memainkan ponselnya. Toru mengaliri tenggorokannya yang kering terlebih dahulu sebelum akhirnya menoleh dipanggil Taka.

"Toru, sini dulu! Lihat ini!"

Toru pun menuntaskan minumnya dan bergerak ke samping Taka. Ia duduk dan melihat apa yang ditunjukkan laki-laki itu.

"Kau pernah menemukan ini? Aku sering melihatnya."

Rupanya Taka menunjukkan tagar yang dipakai para penggemar mereka terhadap mereka berdua. Toruka namanya.

Taka menelusuri tagar itu dan melihat-lihat fotonya hingga ke bawah. Banyak sekali. Orang-orang yang mendukung mereka berdua sebagai ship cukup banyak. Captionnya bermacam-macam hingga sesekali membuat mereka terkekeh.

"Hei, kau ingat ini?" Taka berhenti pada foto mereka saat konser Ambitions 2017 di Saitama Super Arena. Di foto itu, Taka sedang setengah berdiri dengan tumpuan lututnya. Sementara Toru berdiri dengan gagahnya. Taka juga memegang celana Toru, terlihat seperti ingin menurunkannya.

Toru terkekeh. "Lagian, kenapa kau malah begitu? Itu bukan rencanamu sebelumnya, kan?"

Taka menoleh ke Toru dan mengangguk. "Aku juga tidak tahu mengapa." Taka menatap foto itu lagi. "Terlihat ambigu sekali, ya."

Toru memutar bola matanya. "Itu kau sadar. Aku saja bingung dengan kelakuanmu saat itu."

Taka menoleh sekali lagi dan menyengir, menampilkan deretan gigi putihnya.

"Aku beberapa kali menelusuri tagar ini," ucap Taka. "Dan melihat beberapa komentarnya." Taka menjeda. "Apa mereka tahu aku melakukannya?"

Toru mengernyit. "Maksudmu para penggemar kita?"

Taka mengangguk.

Toru mengacak rambut Taka dengan kekehannya. "Kalau pun mereka tahu, mereka tidak akan macam-macam. Malah mungkin mereka akan heboh. Aku yakin. Kalau mereka macam-macam, aku yang maju paling depan."

Taka tertawa. "Sok ingin jadi pahlawan, ya?"

Toru tertawa. "Tidak." Toru memegang kepala Taka dan diarahkan menghadapnya hingga tubuh Taka juga ikut. Taka melupakan ponselnya.

"Kamu ini, pacarku bukan?"

Pipi Taka terasa direbus. Napas di sekitarnya serasa menghilang. Oh, mengapa Toru bisa seperti ini di saat yang tidak diduga-duga? Menakjubkan sekali.

Dengan senyum lebarnya, Taka mengangguk malu. Toru yang melihatnya gemas sendiri dan dibawanya Taka ke pelukannya. Taka menyembunyikan wajahnya di dada bidang Toru dan kedua tangannya memeluk pinggang Toru.

"Ayo kita mulai live-nya."

***

"Kenapa kau malah memberi tahu mereka kalau kita tinggal di gedung apartemen yang sama, sih?" tanya Toru yang masih agak sedikit kesal dengan informasi yang Taka bagikan kepada penggemar mereka.

The Love We've Made [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang