⛔27⛔

1.3K 87 18
                                    

Sesampainya di bandara Incheon Seoul, Jisoo dibuat kalang kabut karena Taehyung pingsan, hidungnya mengeluarkan banyak darah, mata gadis itu memanas tidak kuasa

Segerombol perawat yang dipanggil itu mengangkat tubuh Taehyung, diikuti Jisoo menuju rumah sakit

***

Suasana hampa itu mengelilingi Jisoo, kepalanya pusing memikirkan keadaan Taehyung

“dia harus lebih sering mencuci darah”. Ucap seorang perawat dari kanan Jisoo, perawat itulah yang tadi memeriksa denyut nadi Taehyung selama diperjalanan menuju rumah sakit

“kau membawanya kesini? Itu sangat berbahaya”. Lanjut perawat itu “jagalah dia semampumu”. Jisoo melihat ke perawat tersebut, terlihat sangat jelas bahwa perawat tersebut mengalami kesedihan mendalam

“kau-”.

“aku pernah kehilangan seseorang yang aku cintai, sehari sebelum dia meninggal-”.

“suster Won!”. Panggil seorang suster lain, suster Won yang terpanggil segera berbalik “maaf, saya permisi”. Lugas suster Won meminta maaf pada Jisoo

Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruang cuci darah “anda bisa masuk nona. Cuci darah akan memakan waktu dua jam”.

Dengan langkah perlahan Jisoo membuka kamar VIP khusus cuci darah Taehyung, bau khas obat-obatan itu menyeruak ke indra penciuman Jisoo

Disana terbaring Taehyung dengan tubuhnya yang mulai kurus dan lemah, mendengar langkah kaki, Taehyung memutar kepalanya melihat kearah Jisoo

Tersenyum. Pria itu tersenyum manis, lalu nyengir dengan cengiran kotaknya, lagi-lagi Jisoo ingin mencabik wajah Taehyung yang sialnya tersenyum begitu manis, hidupnya dalam bahaya tetapi dia masih bisa tersenyum? Jisoo rasa setelah ginjalnya hilang, pria itu akan gila

“aku baik-baik saja. Tidak akan terjadi apapun padaku”. Ucap Taehyung tiba-tiba, Jisoo mengernyit “aku tidak mengatakan apapun padamu. Tidurlah, aku akan menunggumu. Kita tidak perlu ke Namsan atau destinasi korea manapun”. Taehyung memanyunkan bibirnya menatap Jisoo penuh harap

“aku akan mati, tapi kau menyuruhku untuk mati dengan kebosanan?”.

“kau membuat ucapanku terdengar jahat. Jangan bicara yang tidak ingin kudengar”. Kesalnya. Di detik kemudian Taehyung menyeringai “ada apa dengan wajahmu?”.

“tidak apa-apa. Sepertinya aku memang ditakdirkan tidak mempunyai kenangan denganmu”.

“ya!”.

“hm?”.

“jangan berbicara yang tidak-tidak! Ayo kita lakukan semaumu!”. Setelah izin Jisoo, akhirnya Taehyung senang, pria itu tersenyum manis kembali

***

Pria yang memakai jas tebal warna hitam itu berlarian kesana kemari, tidak mempedulikan kesehatannya

“jangan lari-lari!”. Keras Jisoo lagi, sejak tadi ia dan Taehyung berjalan disekitaran Myeongdong, dan Taehyung tidak bisa diam sejenak

“kau sudah seperti bumil Sekaran Jisoo. Lihatlah pipimu dalam sejarah membesar”. Goda Taehyung mencubit pipi Jisoo gemas

“maksudmu?”

“kau tampak gemuk”.

“kau! Ah benar-benar,-”.

“tapi itu lebih menggemaskan, kau terlihat sangat imut. Chuup-”. Gerakan Taehyung yang mencium pipi kanan Jisoo itu lalu berlari membuat Jisoo mematung ditempat, wajahnya terasa panas, pipinya memerah seperti kepiting rebus, tidak tahan menahan ekspresi tersenyum, gadis itu tersenyum malu

[✔]SERIAL KILLER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang