👌21👌

995 80 1
                                    

"ah, aku tidak melihat Eonnie sejak tadi berkeliling. Tumben sekali!". Ucapnya menyomot makanan ditangan kanannya lalu meminum ice tea ditangan kirinya

"Taco ini enak sekali!". Gumamnya terkesima, dengan mata yang memencar dimalam hari itu tidak menemukan tanda-tanda apapun kehadiran Kim Jisoo

"haaa, hanya club malam yang sibuk berpesta ria. Entah apa yang ada didalamnya aku sangat benci akan hal itu-"

"eh tunggu?". Lisa sedikit melihat club yang lebih ramai daripada kelab yang sudah ia lewati, rasanya sampai ada gempa bumi walau didalam sana dilapisi peredam suara

"ah, yang benar saja Eonnie mau joget-joget tidak jelas disana. Tidak mungkin kan dia menghilangkan stres datang ketempat seperti itu". Lanjutnya yang tahu akan kebiasaan Jisoo. Lisa melenggang mencari taksi untuk pulang karena tidak menemukan Jisoo

"taksi!!".

***

"kau mau kemana malam-malam begini?". Tanya Jennie pada Taehyung yang sudah bersiap dengan bajunya

"menyelamatkan gadisku". Katanya enteng, tanpa melihat kearah Jennie

"wah, kau sudah gila? Lihat penampilan mu yang dikit-dikit memegang jantung itu". Seloroh Jennie yang merasa kelakuan Taehyung aneh akhir-akhir ini

"ada apa denganmu?". Taehyung terdiam cukup lama saat mendengar pertanyaan Jennie, dirinya sangatlah peka

"apa aku harus memberitahu mu tentang segala hal?". Jennie memutar bola matanya malas

"jangan sembunyikan sendirian, kau cuma satu-satunya keluargaku yang tersisa saat ini Taehyung". Lirih Jennie "beritahu aku, atau kita pergi kedokter jiwa"

"Kau benar-benar ingin mendengarnya?". Pria itu mengobrak-abrik lemari kecilnya "ya, aku pendengar yang cukup baik". Jawab Jennie yang mengerti dirinya memanglah pendengar baik karena slalu menjadi pendengar disekolah dulu tentang cerita masalah teman-temannya

"ternyata kau juga peduli padaku". Jennie menyeringai "kau terlalu cepat mengambil kesimpulan".

"pantas saja Jimin mencintaimu saat ini karena sifat peduli mu kau tutupi dengan sikap cuekmu". Taehyung memberikan sebuah surat penyataan pada Jennie saat itu, mata Jennie yang membaca membulat seketika

"apa kau memalsukan penyakitmu?!". Tatapannya yang tajam itu mulai menampunng banyak bulir-bulir bening, mata itu terpejam meneteskan sebulir bening itu

"kenapa kau tidak memberitahukan ini padaku saat itu, Taehyung?!!". Suara Jennie mulai meninggi, rasanya tenggorokannya tercekat tidak percaya

"aku takut akan menjadi bebanmu".

"kau bisa mati kapan saja saat menderita penyakit ini Taehyung!!! Aku hanya ada kau, kenapa kau begini?". Taehyung mendekat kearah Jennie, memeluk adiknya yang menangis sesegukan "Jennie ada Jimin bukan? Dan kau bisa mencari adik kita yang hilang, aku yakin dia masih hidup aman sampai sekarang ini". Jennie membalas pelukan Taehyung

"kau pikir aku juga sanggup kehilangan keluargaku saat aku sudah menemukan saudari kita?". Detak-detak di jantung Taehyung seakan ditusuk beberapa kali, ingin rasanya pria itu menjauh dan memegangi jantungnya yang sakit tapi dia tidak ingin membuat Jennie jauh lebih khawatir

"Jennie, aku ingin menemui Jisoo. Dia dalam bahaya". Jennie melepas pelukannya pada Taehyung

"kau memintaku untuk melupakan dendam itu juga bukan?". Taehyung mengangguk atas pertanyaan Jennie

"baiklah, apapun demi mu aku akan melupakan dendam itu. Asal kau tetap berada disisiku". Taehyung tersenyum "jangan mengharapkan itu". Lalu pria itu pergi meninggalkan rumah Jennie tersebut dan keluar menuju club malam yang mendapatkan pesan bahwa Jisoo mabuk berat

[✔]SERIAL KILLER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang