HUKUM ARCHIMEDES

2 0 0
                                    



"Hukum Archimedes: Benda yang dicelupkan ke dalam zat cair mendapatkan tekanan ke atas seberat zat cair yang dipindahkan."

Melody, nama yang didapat setelah beberapa kali Stanza mencari tahu dari adiknya. Tak susah memang untuk mencari tahu, tapi Stanza harus hati-hati supaya niatnya tidak terendus adik yang super kepo. Dari hasil wawancara secara sembunyi-sembunyi pada adiknya itu, banyak informasi yang didapat. Melody Chandra Kirana, Mojang kelahiran Bandung. Nama ujungnya tidak ada hubungannya dengan Citra Kirana yang bintang sinetron itu. Tapi ... bisa jadi juga, karena menurut apa yang dijelaskan Arleta Bumi Ayu, objek wawancara yang tak sadar, nama Kirana itu nama turun teurun yang diwariskan keluarga ibunya. Hmmm, Ada baiknya, buka google dan bertanya asal-usul nama Kirana yang terletak di ujung nama asrtis itu.

Aktif di paskibra, saat Melody datang ke sekolah adalah untuk memenuhi undangan anggota Paskibra anak cocol. Owh, lupa dikenalin, jadi SMA Negeri 1 Singaparna ini dikenal juga dengan nama COCOL alias Kokol. Konon, ini diambil dari nama jalan yang ada di depan sekolah. Tapi, nama jalan ini pun mengalamai perubahan lagi. Jl. Perikanan Darat, ini diambil karena ada kantor perikanan darat yang terletak di pinggir jalan raya. Tahu kan, Singaparna itu terkenal dengan banyaknya kolam ikan. Hampir di setiap rumah penduduk ada kolam ikannya. Itulah mengapa perlu ada kantor perikanan darat, supaya kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi. Beberapa tahun kemudian nama jalan ini berganti lagi, jadi Jl. K.H.Z. Musthofa. Hmmm, ini kali ketiga jalan ini bikin hajatan buat ganti nama. Nama tersebut diambil karena untuk menghormati pahlawan yang lahir dari Singaparna, dan jalan ini ada jalan yang dilalui untuk bisa sampai di makam tokon nasional ini.

Jadi, anak paskibra kokol itu ngundang paskibraka yang pernah mengibarkan bendera di depan istana merdeka. Itulah orangnya, Melody Citra Kirana. Tingginya emang pas, badannya juga ideal, parasnya juga cantic, wajar kalua terpilih mewakili Kabupaten Tasikmalaya.

"Bang, besok jadi kan tampil di sekolah aku? Udah aku bilang ke temen-temenku, kakak terganteng yang suka telat bangun, lama di kamar mandi, suka bengong di jendela mau tampil di acara pagelaran music sekolah."

"Kamu beneran bilang gituh, Dik? Dasar adik terlaknat! Pamorku bisa turun tahu!" tangan Stanza yang terkepal ia arahkan ke kepala adiknya. Untung bukan anime Doraemon yang jika dipukul maka aka nada bulatan kecil di kepala.

"Dih, kasar gituh kata-katanya, akau laporin papah dan mamah lho, ya!" kedua tangan Arleta dilipat di depan dada.

"Becanda, Adikku." Stanza mengelus rambut adiknya setengah hati. Ini lebih aman daripada ia harus berurusan dengan papah dan mamahnya.

"Masa lah, Bang, aku bilang gituh. Yang ada pamorku ancur di sekolah. Abang tahu, kan, aku itu Mojang paling manis dan disukai banyak orang. Apa kata dunia punya abang yang tingkat kehaluannya tinggi dengan sering nongkrong di jendela kamar. Cerocosan Arleta tak didengarkan Stanza, ia lebih fokus merencanakan esok hari, di alam pikirannya.

***

Stanza CS memakai baju kebangsaannya dengan barudak BASIS. Kaus berwarna ungu berlengan pendek dengan kombinasi tulisanwarna abu yang terpampang jelas di dadanya. Dari atas panggung ia dan konco-konconya mencoba alat-alat music yang akan mereka mainkan nanti. Zello basis, Cio pianis, Meza drummer,Birama melodi, dan Stanza vokalis.

"Cek ... cek ...."

"Cek ... 1 ... 2 ... 3 ...."

Stanza mencoba mic beberapa kali, mematikan suaranya jernih dengan suara bas yang tidak kentara. Suara gitar basis dan melodi saling bersahutan, disusul suara drum yang ikut beriringan, juga suara piano yang terakhir gabung dalam check sound di sekolah PGRI, tempat Melodi dan Arleta sekolah.

"Kita coba dikit, Gaes." Intruksi Stanza pada teman lainnya. Mereka pun meng-iya-kan dan latihan dimulai.

Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia, harusnya ....

Stanza mencoba menyanyikan lagu hits yang dinobatkan sebagai lagu patah hati paling sadis di Indonesia. Lagu yang biasa diputar dinikahan saat sang manatan datang menghadiri pesta tersebut.

Ekor mata Stanza menangkap orang yang sangat ditunggunya selama ini, ditunggu di gerbang sekolah meski tak kunjung memeberi tanggapan. Melody. Ujung kakinya diketuk-ketuk ke tanah mengikuti irama music. Senyum Stanza mengembang, ia semakin percaya diri menyanyikan lagu- berikutnya.

Di daun yang ikut

Mengalir lembut

Terbawa sungai ke

Ujung mata

Dan aku mulai takut

Terbawa cinta

Menghirup rindu yang sesakkan dada

Jalan ku hampa

Dan ku sentuh dia

Terasa hangat

Oh di dalam hati

Ku pegang erat dan

Ku halangi waktu

Tak urung jua

Ku lihatnya pergi

Tak pernah ku ragu

Dan selalu ku ingat

Kerlingan matamu

Dan sentuhan hangat

Ku saat itu taku

Mencari makna

Tumbuhkan rasa yang sesakkan dada

Kau datang dan pergi

Oh begitu saja

Semua ku terima

Apa adanya

Mata terpejam dan

Hati menggumam

Di ruang rindu

Kita bertemu

Lagu yang dipopulerkan band Leto, lariknya penuh makna dan pas dengan kondisi hatinya yang sedang sangat merindu.

Lanjut lagu ketiga, Stanza mulai menraik nafas dan memberi kode dengan menganggukan kepala pada teman lainnya di belakang.

"Woy, konsernya belum mulai! Nyanyi terus, stok lagu kita bais entar!" Zelo berteriak pada Stanza, tanpa disadari mic di dekat Zelo dalam kondisi aktif, dan tenunya teriakan Zelo terdengar kemana-mana. Gelak tawa terdengar dari para siswa yang mulai berkerumun di dekat panggung. Pun dengan Melody, mata elang Stanza tak lepas menatapnya, renyah, bebas, setidaknya itu makna yang terlihat oleh Stanza dari tawa Melody.

Hitung saja, berapa cepat rambat bunyi jika berada di medium udara dengan suhu udara dan jenis-jenis partikel yang neyusun udara di sekitar sekolah PGRI ini.

"Anjay, asyem, lu! Kagak perlu pake mic kali!" Stanza berbalik ke arah Zelo menahan muka malu karena tertawaan para siswa PGRI.

"Kagak sengaja itu!" sela Zelo menahan tawa.

***

Setelah tragedy teriakan Zelo yang terdengar ke seantero wilayah sekolah, tiap orang yang bertemu Stanza tertawa. Baru kali ini pamornya turun begitu drastic, apalagi ini sekolah lain, yang di dalamnya terdapat adik dan siswi kesayangan.

"Lupa waktu, ya." tegur seorang gadis dengan rambut sebahu, tak lupa lesung pipinya terlihat. Lesung pipi yang membawanya terbang ke nirwana, melewati tujuh lapis atmosfer, asteroid, bintang juga planet-planet dan galaxy. Ya, gadis itu incarannya, Melody.

"I ... Iya." Gugup suara Stanza saat menjawab, padahal dalam hatinya ia ingin mengatakan, semua hal yang terlihat seperti lupa itu sebenarnya semata bukan lupa, tapi diri yang terbawa arus buaian sang kekasih yang terlihat di depan mata, meski jarak terpisah, namun tetap melenakan hingga terdampar di lautan lupa.

Kekasih?Tunggu. Ini perlu diralat, mereka bukan sepasang kekasih, lebih tepatnya orangyang ingin menjadi kekasih dan orang yang entah mau atau tidak jadi kekasih.

Stanza (Anak IPA Garis Kiri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang