"Teori atom Dalton adalah teori paling tua yang mejelaskan bahwa atom merupakan suatu zat yang tidak bisa dibagi-bagi lagi."
Stanza memarkirkan motornya di depan rumah Melody, seperti biasa ia disambut hangat oleh ibunya. Disajikan makan dan minuman yang sama seprti biasanya. Tetapi sayang, saat Melody sudah bersiap untuk pergi sekolah, ia mengabaikan Stanza begitu saja, pamit pada ibunya dan pergi dengan ojek olen yang sduah dipesannya. Stanza menarik napas panjang, ia harus kembali menaklukkan Melody. Kembali k enol seperti apa yang disampaikan penjaga SPBU saat akan mengisi bensin, ' kita mulai dari nol, ya!'
Stanza membuntuti motor yang dinaiki Melody. Jika ia tidak mengantar Melody dengan memboncengnya, minimal, ia bisa mengantarnya meski harus dengan motor yang terpisah.
"Za, sudah, ya. jangan ganggu aku lagi. Dari awal kita gak ada hubungan apa-apa, jangan sok seperti sudah jadian lalu putus, ya," ucap Melody saat sudah membayar mamang ojek onlen. Anak-anak yang baru datang ke sekolah dan masih berjalan di depan gerbang, mendengarkan dengan heran. Ucapan Melody menjadi daya tarik untuk ditonton.
"Iya, aku tahu kita belum resmi pacarana. Tapi kamu bahagia kan jalan bareng aku?"
"Gak. Tak sedikit pun aku bahagia jalan dengan kamu."
"Jangan bohong, aku bisa melihat dari sorot matamu, dari caramu tertawa. Semua itu tak bisa dibohongi!" Stanza bersi keras jika Melody itu sudah jatuh cinta padanya. Tetapi ia tidak mau mengakuinya. Entah alasan apa yang membuat Melody berubah, masa hanya karena ia sering telat datang ke sekolah. Ujar Stanza dalam hatinya.
"Jangan ke-GR-an, ya. aku hanya menganggapmu teman. Gak lebih. jadi aku harap kamu gak usah anatar jemput aku sekolah lagi. Aku masih mampu membayar tukang ojeg." Melody berlalu meninggalkan Stanza begitu saja.
Bunga layu sebelum berkembang. Mungkin itulah pepatah yang cocok disematkan untuk perjuangan Stanza selama ini. Belum ditembak untuk jadi pacar, tapi Melody sudah memeilih mejauh, bahkan seolah tak kenal lagi dengannya. kemesraan yang dirasa telang dibangun oleh Stanza luntur seketika. Tapi tidaka ada perjuangan yang sia-sia, setidaknya ia telah berjuang, meski akhirnya harus sakit dan patah hati dengan kejadian ini.
Stanza memutar balik motornya kea rah SMA Negeri 1 Singaparna. Motornya melaju sangat lambat, dalam pikirannya masih bertumpukkan pertanyaan. Apa ini hanya cara buat dia menghindar darinya? Atau ada cowok lain yang sedang mendekatinya juga?
Tettt!
Suara klakson mobil terdegar dari arah depan Stanza. Pertigaan. Ada dua kendaraan laindengan arah yang berbeda di jalan pertigaan. Hampir saja Stanza tabrakan dan jatuh. Ah salahnya tak memperhatikan jalan yang dilewati.
Stanza membuka kaca helm, ia meminta maaf pada pengguna jalan lain yang tadi berselingan dengannya. setelahnya Stanza melajukan motor dengan cepat. Jam di tangannya menunjukkan pukul 07.28, hanya dua menit lagi, ia bisa kena hokum lagi karena datang terlambat.
Benar saja. Pintu gerbang sudah ditutup dan guru piket segera menciduk Stanza yang terlambat sepuluh menit dari waktu yang seharusnya. Bagi Stanza tak masalah ia dihukum seberat apapun, selama Melody tak bersikap mengabaikan.semua akan dihadapi dengan senyuman.
"Telat lagi lu?" tanya Meza saat Stanza masuk kelas di pelajaran kedua.
"Kagak usah nanya, lihat sendiri kan gue telat!" Stanza menaikkan oktaf suaranya.
"Santai, Boss. Lu kenapa, sih? Datang-datang ngamuk, bukannya lagi bahagia, deket sma yayang mbeb?"gelak tawa dari mulut sahabtnya terdengar.
"Semuanya udah berakhir. Bahkan sebelum mulai pertandingan."
"Lu serius?" Cio bertanya heran.
"Masih mending gue dong, tercatat dalam sejarah, lelaki yang tak pernah ditolak!" Rama berseloroh.
"iya, lu juga tercatat sebagai lelaki jomlo permanen!" gelak tawa terdenagr dari bangku paling belakang bersamaan dengan masuknya Bu Rina, guru biologi. Guru perempuan yang paling angker di sekolah.
"Gracio, Birama, Meza, Zelo, Stanza kalian ikut ibu ke ruang BK! Ibu tak bisa ya membiarkan kalian terus mengganggu siswa lain saat pembelajaran."
Keputusan Bu Rina tak dapat diganggu gugat. Laporannya ke ruang BK minta diproses secepatnya, sedangkan geng BASIS, hanya menunduk menunggu surat pangilan untuk orang tua mereka masing-masing.
"surat ini beneran harus ke orang tua?" tanya Zelo. "Akhirnya, ya. kita dapet surat dari BK setelah sekian lama kita selalu lolos dari marabahaya." Tawa kembali menggema di ruang seni dekat kantin sekolah. Bu Rina tak membiarkan mereka masuk saat jam pelajaran biologi. Bagi mereka ini menyenangkan, karena mereka bisa berkumpul dengan izin resmi di ruang seni sekolah.
Beberapa menit berlalu, mereka asyik dengan game onlen di hp, hingga sua Cio memecah keheningan.
"Gaes, coba lihat status anak sebelah. Si Pramudtya yang kaca matanya tebel banget nembak doi lu, Stanza. Di lapang sekolah, Gaes, saat pelajaran olah raga." Empat sekawan lainnya segera melihat video siaran langsung yang diunggah di fb, benar saja apa yang diucapkan Cio.
"Za, jelas sekarang, doi gak jadi lu ternyata pedekate juga dengan cowok lain. Dasar buaya betina!" rutuk Meza.
"Sabar lu, Za. Kita entar bikinperhitungan tuh sama si kaca mata tebal." Usulan Rama diiyakan teman lainnya.Sedang Stanza sendiri, ia masih mencerna dan mengolah informasi yang diterima,entah apa yang akan dieksreikan kepalanya. Ia hanya butuh menenangkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stanza (Anak IPA Garis Kiri)
Chick-LitStanza Vaganza siswa SMA Cocol yang tersesat masuk jurusan IPA, ia bergabung dengan teman sekelasnya membentuk band bernama BASIS (BArudak SIsi Selokan) dengan beranggotakan Meza Rahardian, Zelo Octavianus, Gracio Nordictus, dan Birama Herlambang. M...