1. Rencana Tour

2.1K 207 4
                                    

Brak !!!

Berkas-berkas itu dilempar keatas meja, tepat saat Arabelle baru saja memasuki rumah. Gadis itu membeku menatap berkas-berkas yang tadi dilempar sang ibu. Itu adalah berkas-berkas untuk pendaftaran kuliahnya di Irlandia. Ia sudah tau reaksi ibunya tidak akan baik. Itulah sebabnya dia berusaha untuk mendaftarkan diri secara diam-diam. Namun rupanya, dewi keberuntungan tak berpihak padanya kali ini. Ia ketahuan, bahkan jauh sebelum ia diterima kuliah disana.

"Jelaskan tentang semua ini Bell !" Jane Menatap tajam putrinya. Gadis itu menatapnya dengan takut. Ia duduk pelan di sofa, menghadap kearahnya.

"Mom.... Aku..."

"....maafkan aku mom" lirih Arabelle, pelan.

"Yang kubutuhkan penjelasan Arabelle, bukan permintaan maaf" tegas Jane.

"Mom, aku ingin sekali kuliah disana." Jelas Arabelle.

"Kau sungguh ingin kuliah disana ? Di Irlandia ?" Balas Jane dengan nada tinggi.

"Bell, semua orang bahkan tau Oxford Univercity sama bagusnya dengan Trinity Collage Dublin, bahkan jauh lebih baik. Lalu kenapa malah kau memilih kuliah disana ? Jawab Mommy !" Bentak Jane.

"Mom, memangnya salah aku ingin kuliah disana ? Mungkin sekarang kita warga Inggris. Kita juga tinggal disini. Tapi mom, mommy harus ingat, biar bagaimanapun kita berdua tetap orang Irlandia. Kita lahir disana" Balas Arabelle, mencoba memberi pembelaan pada ibunya.

"Bohong ! Pasti ada sebab lain yang membuatmu ingin kesana. Iya kan Bell ?"

"Biarkan aku kuliah disana mom. Meski aku tau, aku tak boleh bertemu ayah, tapi setidaknya aku mengenal negaraku sendiri"

Jane terenyuh mendengar perkataan Arabelle. Sungguh, ia tak tega terus menerus membohongi putri kesayangannya. Seorang anak yang dititipkan oleh orang yang paling ia cintai. Demi lelaki itu ia rela menunggu bertahun-tahun. Sampai akhirnya ia sadar penantiannya sia-sia. Jane akhirnya menerima lamaran seorang pria inggris dan tinggal disana.

Wanita itu bergerak mendekat kearah putrinya. Keduanya kini duduk bersebelahan disofa. Ditatapnya wajah gadis itu. Rasa bersalah telah membalut batinnya. 18 tahun sudah, peristiwa itu berlalu. Dan selama itu pula ia selalu menepati janjinya pada lelaki itu, dengan menjauhkan Arabelle dari Irlandia, terlebih Hutan Knockma.

"Maafkan mommy Bell. Mommy lakukan ini semata-mata karena tak ingin kehilanganmu. Ini semua demi kebaikanmu" ucap Jane, mulai terisak pelan.

"Mom... Aku akan tetap bersamamu meski kelak aku bertemu ayah kandungku"

"Bukan itu masalahnya Bell !" Jane menggeleng pelan menatap putrinya.

"Masalahnya adalah, aku sudah berjanji pada ayahmu, kalau aku akan menjauhkanmu dari tempat itu" ucap Jane, menyeka airmatanya.

"Apa maksudmu mom ?"

"Bell, Kau bukanlah anak kandungku" Jane berucap lirih menatap Putri.

"Mom kau bercanda ?" Arabelle tersenyum pahit.

"Tidak Bell. Ini bukan candaan. Alasan kenapa aku tak pernah mengizinkanmu kembali ke Irlandia, adalah karena ayahmu. Dia yang memintanya" jelas Jane. Mulai menceritakan masa lalunya.

"Tapi kenapa mom ?"

"Mommy juga tidak tau. Hari itu, seperti biasanya, mommy menyusul ayahmu di Castle Hacket House, sebuah penginapan dekat Belclare di Galway. Dia pergi ke hutan Knockma seorang diri. Mom menunggunya disana sampai malam hari. Pukul 2 pagi, dia pulang sambil membawa seorang bayi. Dan bayi itu adalah kau Arabelle" Jelas Jane, menatap Arabelle penuh arti.

THE LEGEND OF ARABELLE (PINDAH KE DREAME) [LENGKAP]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang