8. Bertemu Elf Asing

1.4K 148 2
                                    

"Kita bisa melanjutkannya nanti. Bicaralah dengannya. Aku mandi dulu" balas Arabelle, menuruni ranjang.

"TUNGGU !" Seketika Aidan menarik lengan Arabelle, mencegah gadis itu pergi.

"Ada apa ?" Balas Arabelle, menatap Aidan dengan tatapan penuh cinta. Oh, rasanya gadis itu ingin memaki dirinya sendiri. Ini adalah hal paling konyol yang ia lakukan seumur hidup. Berpura-pura mesra pada laki-laki asing yang baru dikenal. Oh no !

"Bawa pakaian itu !" Sahut Aidan, menunjukkan sebuah gaun yang tergeletak diatas meja.

Seketika itu juga Arabelle mengambil lipatan pakaian itu dan membukanya. Sebuah gaun cantik berwarna peach dengan motif penuh renda.

"Ini...." Arabelle melirik Aidan.

Aidan tersenyum penuh arti, menggenggam tangan Arabelle.

"Pakai saja dulu. Nanti akan kujelaskan" balas Aidan, mengulum senyum.

Arabelle membalas senyuman pemuda itu lantas beranjak dari duduknya. Disudut sana, tampak Clara yang mengepalkan tangan menatapnya. Tapi ia tidak peduli. Ia berjalan melewati gadis itu tanpa sungkan sambil membawa pakaian yang diberikan Aidan.

Dhuk...

"Aarrh...." Arabelle menjerit. Clara sengaja memasangkan kaki agar Arabelle tersandung. Gadis itu terhuyung hingga menabrak rak buku.

Aidan yang mengetahui itu langsung berlari mendekati Arabelle.

"Ups, maaf aku tidak sengaja" ucap Clara dengan nada dibuat-buat.

"Kau tidak apa-apa ?"

Arabelle menggeleng, ia memegangi pelipisnya. Ada tetesan darah mengalir dari sana. Lukanya tergores saat menabrak buku tadi.

"Kepalamu berdarah lagi" balas Aidan, ia tampak cemas. Aidan melirik kearah Clara dan menatap gadis itu dengan tajam.

"Susah payah aku menyelamatkannya dan kau dengan gampang melukainya !" Aidan mencengkram dagu Clara dengan keras.

"Aww... Sakit Aidan !" Erang Clara.

"Enyah kau dari sini ! Aku muak melihatmu !" Umpat Aidan, melepas cengkramannya.

Clara tampak menahan airmata. Tak disangka reaksi Aidan akan seperti itu melihat Arabelle terluka. Gadis seperti apa dia sebenarnya ? Kenapa Aidan tampak begitu menjaganya ?

"Kau akan menyesal memperlakukan aku seperti ini !" Umpat Clara. Gadis itu berbalik dan langsung pergi menuruni anak tangga.

"Kita kembali saja ok ? Akan kuobati dahimu" ucap Aidan.

"Tapi aku mau mandi"

"Kepalamu masih berdarah bell. Kuobati dulu agar darahnya berhenti. Setelah itu, kau boleh mandi. Ok ?" Pinta Aidan. Yang akhirnya diangguki oleh Arabelle.

Aidan mengobati Arabelle dengan telaten. Luka itu ia olesi dengan ramuan yang ia buat sendiri. Sedikit terasa perih sepertinya, karena Arabelle langsung meringis begitu kepalanya diolesi ramuan.

"memang sedikit perih. tapi lukamu akan segera mengering karena ramuan ini. Ramuan herbal buatan kaum kami, elf hutan" jelas Aidan.

"benar-benar naas. Aku gagal mati ditangan Ogre. Terpaksa ikut denganmu karena kau sudah menolongku dan tidak ada jalan lain. Tapi belum apa-apa, aku sudah dikerjai perempuan itu." Arabelle mengumpat. Kesal ? Tentu saja. Ia sudah berakting dengan baik. hasilnya malah ia nyaris celaka.

"maaf untuk yang tadi. Aku janji tidak akan membiarkanmu celaka lagi" Aidan tersenyum simpul.

"Ah, sudahlah. Aku mau mandi" balas Arabelle, setelah Aidan selesai mengobatinya.

THE LEGEND OF ARABELLE (PINDAH KE DREAME) [LENGKAP]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang